001

2.6K 235 4
                                    

Atmosfer di dalam Rumah mewah milik keluarga Darmawan yang terletak di Jakarta Selatan kian memanas setelah Sang Notaris selesai membaca isi dari wasiat Darmawan di depan tiga saksi.

Beberapa saksi tersebut ialah satu ahli waris, cucu kandung perempuan satu - satunya yang genap berusia 17 tahun ; bernama Jennie Ruby Jane sementara 2 lainnya ialah Rendra dan Cristian yang merupakan orang kepercayaan Darmawan sampai akhir hayat.

Isi wasiat tersebut berisikan tentang segala aset kekayaan berupa perusahaan dan Yayasan sekolah milik Darmawan untuk sementara akan dikelola oleh Rendra dan Cristian sampai Jennie dan Lisa mendapatkan gelar Sarjana dan keduanya menjadi pasangan sah (menikah). Dan untuk masalah harta, Rendra dan Cristian mendapatkan masing - masing 15%, Jennie mendapatkan 10%, sementara Lisa mendapatkan 60%.

Jelas sekali, mendengar wasiat tak masuk akal itu membuat Jennie lansung naik pitam. Terus terang, 17 tahun hidupnya tinggal bersama sang Kakek karena kedua orangtuanya sudah meninggal sejak ia umur 3 tahun.... ia baru mendengar nama Lisa Manoban hari ini.

Baik rupa, fisik, maupun kepribadiannya ia sama sekali tidak tahu! Ia sungguh kesal karena ternyata, Kakeknya lebih mencintai Lisa ketimbang dirinya! Semua itu jelas terlihat saat pembagian harta! Lelucon apa ini? Ia hanya mendapat 10%!

Melihat wajah masam Jennie membuat Rendra akhirnya memberikan dokumen berisikan semua tentang Lisa sampai surat cinta dari Darmawan. Gadis bermata kucing itu lantas lansung melihat semuanya.

Lisa—yang bernama lengkap Lalisa Manoban merupakan cucu yang diadopsi Darmawan saat berkunjung di salah satu panti asuhan Thailand. Seperti namanya, pria tua ini memang mempunyai hati bak malaikat, ia selalu menyempatkan datang ke Panti Asuhan untuk beramal.

Namun untuk pertama kalinya, ia terpikat akan sosok Lisa kecil yang saat itu masih berusia 5 tahun.

Lisa kecil duduk menyendiri dibangku taman sambil membaca buku pelajaran fisika sekolah menengah pertama. Darmawan terpaku memandangi raut wajah serius Lisa kecil yang sama sekali tidak terusik sama sekali dengan suara bisik anak - anak lain yang bermain.

Sampai salah satu perawat menghampirinya untuk menuju aula, Darmawan akhirnya bertanya tentang Lisa kecil.

Seorang perawat panti itu menjawab jika Lisa kecil adalah satu-satunya anak jenius dan mempunyai daya ingatan yang kuat. Ia cepat belajar banyak hal, guru - guru yang mengajarnya juga terpukau akan IQ anak ini. Mengenai latar belakangnya, kedua orangtua Lisa adalah seorang dokter militer yang gugur dizona perang, saat umur 2 tahun... ia akhirnya dibawa kesini. Hanya saja, kekurangannya—Lisa terlahir Interseks yang membuatnya dimusuhi dan dianggap aneh oleh kebanyakan anak panti.

Mendapat keseluruhan informasi ini, Malam harinya Darmawan mulai memikirkan Lisa kecil dan Masa Depan aset kekayaannya.

Anak dan menantunya sudah meninggal, yang tersisa hanyalah cucu perempuannya. Ia sangat sadar, tentang penyakit jantungnya, suatu hari ia dapat mati kapan saja. Dan akhirnya, yang ia khawatirkan jika cucu perempua masih terlalu muda dan lebih parahnya tidak mempunyai passion untuk mengelola perusahaan dan yayasan miliknya.

Ia tidak ingin menyerahkan perusahaan dan yayasan dikelola oleh Rendra dan Cristian sampai nanti akhirnya turun menurun pada anak cucu mereka. Jennie yang akan sangat merugi di masa depan. Ia tak mau hal itu terjadi.

Sampai akhirnya ia mengambil keputusan untuk mengadopsi Lisa kecil sebagai cucu nya dengan catatan jika dewasa nanti... Lisa akan menikah dengan Jennie. Hanya dengan hal itu, Perusahaan dan Yayasan dapat dikelola secara turun - menurun oleh anak cucu hasil darah keluarga Darmawan yang tetap mengalir.

Benar saja, seiring berjalannya waktu, mengadopsi Lisa dan memberikannya pendidikan yang layak adalah hal yang tepat.

Lisa kecil mendapatkan fasilitas rumah dan mobil mewah yang didalamnya terdapat satu pengasuh dan koki. Ia disekolahkan di Sekolah Internasional di Thailand. Karena kecerdasannya dan kekuatan fisiknya, ia aktif mengikuti Olimpiade dan pertandingan Muaythai di berbagai tingkat.

Pada saat beranjak kelas 3 SMP, Darmawan yang selama ini terus memantau perkembangan Lisa dari jauh akhirnya memutuskan untuk membuat Lisa terjun kedalam dunia bisnis Perusahaan Property yang digelutinya.

Cristian mengambil tugas untuk mengajari Lisa caranya mengelola perusahaan cabang di Thailand dan mempelajari cara melihat pasar. Benar saja, Lisa sangat cepat belajar.

Sementara Jennie, Darmawan meringis dalam hati. Cucu perempuannya tumbuh sebagai gadis manja, keras kepala, dan pembuat onar di Sekolah miliknya sendiri.

Setiapnya ia terus mendapatkan laporan dari guru dan dewan sekolah tentang perilaku nakal dan sombong cucu perempuannya itu.

Mungkin salah satunya, Jennie penyebab penyakitnya sering kambuh.

Salahnya juga dari kecil yang tidak bisa bertindak tegas dan selalu saja menuruti apa yang Jennie mau. Jiwa kakeknya terlalu rapuh, ia lansung luluh saat melihat raut wajah sedih sang cucu. Ia tidak bisa berkata tidak. Sampai akhirnya, ketidakberdayaannya membawa Jennie tanpa sadar masuk kedalam lubang neraka.

Kobaran api menyala didalam mata kucing Jennie, ia yang masih tak terima kenyataan lansung saja melempar dokumen itu ke lantai dengan asal.

"Opa emang aneh banget! Pokoknya Jennie ga terima perjodohan ini! Yang bener aja! Masa Jennie harus nikah sama anak aneh kayak gitu?! Siapa namanya? Lisa? Perempuan kok punya penis! Cih!"

Rendra menghela nafasnya, ia membalas dengan nada suara selembut mungkin, "Nona Jennie isi wasiat tidak bisa dirubah, jika anda tidak ingin menikah dengan Lisa, maka anda hanya akan mendapat 10% hasil kekayaan. Sebaiknya pikirkan masa depan untuk kelansungan hidup anda."

Mata kucing Jennie berkaca - kaca, "Opa kenapa jahat banget sama Jennie?!"

"Nona Jennie, pak Darmawan hanya menginginkan yang terbaik untuk anda. Sepanjang mengenal, Nona Lisa sangat baik dan—"

"DIEM!" Pekik Jennie memotong Cristian.

Ia kemudian melihat ke arah mereka satu persatu. Begitu frustrasi dengan kenyataan ini, ia akhirnya mengusap kasar wajahnya selama beberapa kali.

"AH POKOKNYA TERSERAH DEH!" Pekiknya lagi lalu berlari menuju kamarnya.

BAM!!!

— BABY —

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang