1

3 0 0
                                    

Happy reading, guys!

"Aksal!"

Seseorang yang memanggil nama 'Aksal' itu menghampiri sang pemilik nama. Mau tak mau, si pemilik nama pun memberhentikan acara berjalannya.

Merasa puas karena panggilan tadi membuat sang pemilik nama berhenti, gadis itu tersenyum senang tepat di depan Aksal, si laki-laki yang baru saja ia panggil.

"Ada apa?" ucap langsung Aksal. Laki-laki jangkung itu tak bisa berlama-lama berbicara dengan gadis di hadapannya. Ia memiliki urusan dan sangat terburu-buru.

Gadis itu terdiam, tidak menanggapi pertanyaan Aksal. Sebenarnya, si gadis tak terlalu berani untuk menyampaikan yang ingin disampaikannya pada si sosok jangkung.

Aksal menghela nafasnya. Jika berakhir tak penting begini, lebih baik tadi dirinya tak perlu menghiraukan suara yang tidak asing di indra pendengeran miliknya.

Tubuh Aksal berbalik, ingin meninggalkan gadis di depannya tanpa sepatah kata. Lagipula tidak ada yang penting, 'kan?

"Kamu mau ke mana?" Gadis itu buru-buru mencekal lengan kiri milik Aksal, sebelum sang kekasih pergi meninggalkannya di sini.

"Gua udah pernah bilang sama lo, hal apapun yang gua lakuin itu bukan urusan lo, Anya."

Ya, nama gadis itu adalah Anya. Pemilik hati si laki-laki bernama Aksal Pratama sedari tiga bulan lalu. Tapi, Anya merasa, Aksalnya sekarang tidak lagi sama dengan Aksalnya dulu.

Semua perlakuan manis Aksal sudah tidak ada lagi untuknya. Hanya tersisa sifatnya yang ketus.

Anya tidak tahu penyebab mengapa si kekasih menjadi bersikap seperti ini padanya. Jika memang ada kesalahan yang dilakukan olehnya, Anya ingin kekasihnya itu memberitahu kesalahan yang telah dilakukannya. Bukan bersikap seperti ini.

Namun, Anya hanyalah gadis dengan segala pemikiran positif. Anya masih bisa memaklumi sikap Aksal padanya. Gadis ini berpikir, si kekasih pasti sedang memiliki masalah. Lalu masalah tersebut membuatnya menjadi seperti sekarang.

Padahal, Aksal memiliki Anya, gadisnya, Aksal jelas bisa menceritakan semuanya pada Anya, si kekasih. Apa mungkin Aksal tidak bisa membagi masalahnya pada Anya, kekasihnya sendiri?

Entahlah.

Anya tertegun.

"Aku nggak pernah lupa apa yang selalu kamu bilang waktu aku tanya berbagai hal sama kamu."

"Tapi, Aksal," Anya menggantungkan ucapannya, kepalanya menunduk. Tidak cukup kuat untuk menatap kedua manik elang milik kekasihnya. Senyumnya perlahan berubah menjadi getir.

Jika berani, Anya sangat ingin mengungkapkan apa yang dirasanya selama ini, tapi, gadis yang berubah menjadi sendu ini tak mampu.

Aksal menatap kekasihnya tanpa ekspresi. Tak mau ambil pusing. Ia merasa sudah terlambat dan harus benar-benar pergi.

"Kalau gak ada yang mau lo bicarain lagi, gua pergi."

Sekarang, kekasih gadis bernama Anya Adreyna itu benar-benar pergi. meninggalkan si gadis di keramaian seorang diri. Punggung tegap itu Anya perhatikan.

Hal seperti ini bukanlah yang pertama kali bagi Anya, tapi entah kenapa,

Hati milik Anya mulai terasa sakit. Lagi.

***

Disatu sisi, seseorang berpenampilan kacau melangkahkan kakinya lebar-lebar. Sesekali ia mengacak rambutnya frustasi, kemudian berhenti untuk menengok ke belakang. Melihat sosok yang menjadi objeknya.

Dia Aksal, laki-laki berpenampilan kacau yang berusaha menghindar sejauh mungkin dari tempat di mana ia tak sengaja bertemu kekasihnya.

Apa mungkin Aksal masih bisa disebut sebagai kekasih dari Anya? Disaat ia sendiri sudah memperlakukan Anya, kekasihnya, begitu buruk.

Senyumannya, Anya masih terasa sama. Hanya ia yang berbeda. Tidak ada lagi Aksal yang selalu membalas senyuman menenangkan milik Anya, membalas ocehan ceria yang dilontarkan Anya, dan merengkuh hangat ketika Anya, kekasihnya, melakukan hal yang membuatnya nyaman.

'Maaf', Aksal mengatakan itu dalam hatinya. Untuk sekarang, hanya kata itu yang bisa dikatakan olehnya.

Matanya terpejam, hatinya pun terasa sakit. mungkin, Anya kekasihnya merasakan sakit yang jauh lebih dari ini.

Jauh dalam lubuk hatinya, Aksal tak ingin ini terjadi padanya, juga pada hubungan cintanya.

Semua ini karena dirinya sendiri yang memulai.

Ini jebakan. Semuanya adalah jebakan. Jika tahu hal seperti ini akan terjadi saat dirinya mulai menjalin rasa, Aksal memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya.

Selepas berjalan kaki lamanya, akhirnya Aksal sampai di tempat yang ditujunya. Aksal menginjakkan kakinya ke sebuah apartmen. Memencet bel berulang kali.

Dalam hatinya, Aksal Pratama telah berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan pernah memaafkan dirinya. Ia sudah membuat hati yang berstatus sebagai kekasihnya sakit. Aksal mengetahui jelas, meski semua itu ditutupi oleh si kekasih dengan senyuman menenangkan miliknya.

Aksal merasa menjadi laki-laki brengsek. Ia telah menyakiti hati baik milik Anya, gadisnya yang ceria.

Tak lama, sosok perempuan dibalik pintu memunculkan wujudnya. Sosok itu tersenyum senang begitu melihat Aksal mendatanginya.

"Kamu keliatan marah, kenapa hm?"

Lontaran pertanyaan itu memancing emosi Aksal. "Gua mau lo berhenti ngancam gua, sialan!"

Urat diwajah Aksal terpampang jelas, emosinya memuncak.

"Sabar, sayang. Jangan marah-marah dong." Suara manja tersebut menimbulkan hasrat Aksal terbangun ingin meninju wajah cantik perempuan menjijikan di depannya.

Jemari lentik dengan nail art milik si wajah cantik itu mengelus pundak Aksal sensual.

"kamu udah siap kalau kekasih yang sangat kamu sayangi itu membenci kamu, Aksal Pratama?" Ucap perempuan itu tepat ditelinga Aksal. Lalu mencuri satu kecupan di daun telinga milik Aksal.

Aksal mendorong tubuh itu dari samping kirinya. Tangannya menghilangkan bekas kecupan menjijikkan itu ditelinganya menggunakan tisu yang tersedia di meja hadapannya.

"Gua udah turutin apa yang lo mau! Jadi, gua minta lo berhenti ngancam gua kayak gini, bangsat!"

"Yang aku pengen itu kamu, Aksal."

Aksal mendecih muak, "gua gak akan sudi dimilikkin sama orang gak punya harga diri kayak lo! Inget itu." Lontaran kebencian Aksal utarakan. Ia sudah sangat sangat sangat muak dengan keadaannya sekarang.

Setelah mengatakannya, Aksal segera pergi dari sana. Sungguh, Aksal tak akan pernah sudi jika harus dimiliki oleh perempuan itu.

Seluruh cintanya sudah habis dimiliki oleh Anya, hanya gadis cerianya yang bisa memiliki cintanya.

Tak akan pernah ada yang bisa memiliki cintanya sampai kapanpun, terkecuali Anya Adreyna. Gadis ceria milik Aksal Pratama.

To be continue

Halo! Gimana sama alurnya? Kasih komentar dong! Aneh gak sih kalian sama alurnya??? Oh ya, kalau suka, tolong vote nya, ya~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksal milik AnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang