PART 2 [GAK PEKA!]

7 3 2
                                    

Selendrina mendekam dikamarnya sejak 3 jam yang lalu, sekarang sudah pukul 21:00, bahkan waktu makan malam sudah lewat, namun dari sore tadi ia tidak juga turun dari kamarnya, ia memilih berdiam diri disini agar tidak mendengar hinaan yang dilontarkan oleh paman dan bibinya.

Ia menghela napas, lalu mengecek handphonenya hanya sekedar untuk melihat pesan yang masuk.

Tidak ada.

Tidak ada pesan yang masuk kecuali pesan yang dikirm oleh Algadaren dari 1minggu yang lalu dan sampai saat ini tak kunjung selendrina buka, karena bosan ia langsung memencet nomor cowok playboy itu dan membaca semua pesannya.

+62897133....

Hlo..

Mau lewatin masa masa SMA bareng aku gk?

Hai.. Jadi pacar gw yuk?

Gak apa apa gak dibales, hati gue tetep nyangkut di hati lo..

Selendrina mengernyit jijik, lalu mematikan handphonenya bersamaan dengan pintu kamarnya yang diketuk.

Ia membukanya, lalu terpampang wujud alberto yang membawa nampan berisi makanan dan segelas susu cokelat favorit Selendrina.

"Ada apa?." Tanya Selendrina basa-basi.

"Ini aku bawain kamu makanan, kamu malah tanya kenapa?." Alberto menggeleng pelan lalu terkekeh kecil.

"Ya kan nanya, emang gak boleh?." Balas Selendrina lalu mengajak Alberto masuk ke kamarnya.

Alberto menaruh nampan itu di nakas lalu duduk disofa, melihat Selendrina yang sibuk dengan makanannya.

"Kenapa gak makan tadi?." Tanya alberto.

"Gak laper." Itu saja jawaban yang dilontarkan Selendrina, setelahnya ia kembali berkutat dengan makanannya, mengabaikan Alberto dikamarnya.

Setelahnya keadaan benar benar hening, hanya ada dentungan sendok dan garpu yang menjadi backsound nya, selepas Selendrina selesai makan, barulah ia menatap Alberto.

"Makasih kak."

"Sama sama."

Mereka sama sama diam, entah mau berbicara apa, hanya ada rasa canggung saat mereka bertatapan, semenjak Alberto mengungkapkan perasaannya, Selendrina mulai banyak diam dan jarang bicara apalagi setelah kematian orangtuanya tanpa sebab yang jelas.

"A..aku keluar dulu ya." Alberto pamit dengan grogi lalu membawa nampan kosong itu kearah dapur.

"I..iya." Balas selendrina ikut canggung.

Saat berjalan kearah dapur, mendadak Alberto berhenti melangkah karena sudah ada Monica disana, berdiri disamping kulkas menatap malas kearahnya.

"Abis darimana lo?." Tanyanya.

"Bukan urusan lo!."balas Alberto ketus.

"Hih!, sotoy banget lo ya.. Abis ngapelin adek tiri lo itu kan?."

"Kalo iya kenapa?, kalo gak juga kenapa?." Tandas Alberto tajam."cewek mulut sampah yang suka ngurusin hidup orang, cewek gatel yang gak tau diri!, gak tau sopan santun kaya lo, mana paham isi pikiran gue!. "Ceplos Alberto kejam membuat Monica tak berkutik dan terdiam seribu bahasa.

"Selama lo dan orangtua lo tinggal dirumah gue, gak usah banyak tingkah!, kecuali kalau lo mau pergi dari sini, dan hidup dijalanan!."

"Gue tau mulut gue gak sopan, tapi mulut lo dan orang tua lo itu lebih gak sopan dan lebih ke sampah dibanding manusia!." Kesal Alberto lalu melangkah meninggalkan Monica yang matanya berkaca kaca.

"Gue suka sama lo Al..salah kah?." Gumamnya pelan.

..o0o..

"ALFIAN BALIKIN PULPEN GUEEE!! " pekik Selva menggelegar di pagi hari bagai Macan yang baru keluar dari sarangnya.

Selva menghembuskan napasnya dalam sekali hentak, lalu ia merebut PULPEN bertema bt21 miliknya dari Alfian Dan memasukkannya Kedalam kantong bajunya. Lalu menatap sinis Alfian.

"Makanya, sekolah itu niat!!." Cetus nya, lalu berbalik badan Dan berjalan menuju kursinya juga Selendrina.

"Marah marah terus, mau abang beliin minum gak neng?." Tanya Alfian menaik turunkan Alisnya.

"GAK! " ketus Selva lalu membuang muka kesal.

Bersamaan dengan itu Wali kelas mereka datang, seketika mereka yang tadinya sibuk gibahin orang langsung kembali ke tempat duduknya, termasuk Alfian yang langsung ngacir ke tempat duduknya.

"Pagi semua. " Ucapnya tersenyum.

"PAGI BUU!! " Sahut seluruh murid kompak.

Guru bernama, Amanda maheswari itu melihat ke seluruh penjuru kelas, lalu mengernyit saat satu Bangku kosong.

"Algadaren kemana?, kenapa belum datang jam segini?". Tanya bu Manda heran sambil melirik jam dipergelangan tangannya, lalu menoleh kearah Alfian.

"Alfian, kamu bestie nya kan?, kemana dia?. "

"Lah!, mana saya tau bu!, saya kan bukan emaknya!" Sahut Alfian membuat seisi kelas mati matian menahan tawa.

Bu Manda melotot."kamu! -"

"Selamat pagi teman temanku tercintahhh!! " Pekikan seseorang dari arah pintu memotong ucapan bu Manda.

Algadaren berjalan Santai menuju bu Manda lalu mengambil tangannya untuk disalimi, setelahnya ia menyengir lebar. "Assalamuallaikum ibu!" Ucapnya mengeluarkan jurus andalannya.

"Waalaikumsalam." Jawab bu Manda.

"Bu.. Ibu tau gak, hari ini ibu makin cantik dengan segala senyuman yang ibu berikan, bagaikan matahari yang lagi nyinarin dunia bu, seperti jodoh saya yang lagi duduk di belakang." Ucap algadaren lalu mengedipkan Satu matanya kearah selendrina membuat selendrina yang duduk paling belakang mengangkat Satu alis bingung.

Di tempat duduk nya Alfian tertawa kecil."definisi kang playboy sesungguhnya." Gumam alfian menggelengkan kepala.

"Huuuuuuu!!, playboy cap badak!! " Sorak satu kelas membuat bu Manda menutup telinga.

"Sudah!, jangan ribut!." Tegas bu Manda lalu menatap  garang Algadaren. "Kamu lari keliling lapangan, sepuluh kali putaran! " Perintahnya membuat Algadaren melotot lebar.

"Kebanyakan itu bu...di korting dikitlah..." Rayunya.

"20 putaran... "

"Bu tapi-"

"30 kali putaran.. "

Algadaren menghela napasnya, lalu Menggaruk tengkuk lehernya. Baiklah ia menyerah. "Oke bu. " Jawabnya lalu keluar dari kelas.

Disisi lain Selva langsung menyenggol tangan selendrina Dan berucap pelan."weh.. Itu cowok lo dihukum, samperin sana, beliin minum."

"Gue gak punya cowok." bantah selendrina Tanpa melirik Selva yang sekarang sudah menampilkan wajah datar.

"Gak peka." Cibir Selva, lalu membuka buku tulisnya.

Tbc.

Jangan lupa ramaikan lapak ini dengan vote Dan komentar!!.

See you next chapter

Salam Arif!.





ALLEN { ON GOING }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang