***Erwin POV***
Namaku Erwin, umurku kini 29 tahun, postur tubuhku biasa saja, seperti rata-rata orang Indonesia, serta seorang suami dan bapak satu anak.
Hari ini aku sangat lelah sekali habis bekerja, aku pulang kerja dengan naik bis kota, biasanya sih aku bawa mobil sendiri, namun mulai hari ini aku ingin menghemat pengeluaranku.
Seperti pada umumnya naik bis kota terasa sulit. Entah karena armada bis yang berkurang atau hal lainnya. Setelah hampir satu jam berlari ke sana ke mari, akhirnya aku mendapatkan bis.
Dengan nafas ngos-ngosan dan mata kesana kemari, akhirnya aku mendapat tempat duduk di bangku dua yang sudah terisi seorang pria. Kuhempaskan pantat dan kubuang nafas pertanda kelegaanku mendapatkan tempat duduk, setelah sebelumnya aku menganggukkan kepala pada teman dudukku.
Karena lalu lintas macet dan aku lupa tidak membawa bacaan, untuk mengisi waktu dari pada bengong, aku ingin menegur pria di sebelahku, tapi keberanianku tidak cukup dan kesempatan belum ada, karena dia lebih banyak melihat ke luar jendela atau sesekali menunduk.
Tiba-tiba ia menoleh ke arahku sambil melirik jam tangannya.
"Macet sekali ya?" katanya yang tentu ditujukan kepadaku.
"Biasa Mas, mau kemana?" sambutku sekaligus membuka percakapan.
"Oh ya. Saya dari kota A, mau pulang ke apartemen," jawabnya.
Belum sempat aku buka mulut, ia sudah melanjutkan pembicaraan,
"Kerja dimana Mas?"
"Kerja di Perusahaan Axo," jawabku.
Obrolan terus berlanjut sambil sesekali aku perhatikan wajahnya. Wajahnya begitu sangar sekali, namun aku merasa tidak takut dengannya. Justru wajah sangarnya lah yang menjadi pesona utamanya. Sedikit ke bawah, dadanya tampak begitu kekar bak binaragawan. Otot-otot lengannya juga terlihat begitu jelas, akibatnya aku menelan ludah melihat pemandangan seindah ini di dekat ku. Dari obrolannya ku ketahui ia bernama Tangguh, seorang duda beranak tiga.
"Sekarang kesibukan Mas ngapain?"
"Ya cuma kerja aja. Gak ada kesibukan lainnya. Mau ngurus anak juga susah, mereka ngikut sama Ibunya," Balasnya lesu.
"Sudah lama tah menyendiri?"
"Iya lumayan lama."
"Berarti sudah lama juga dong gak dibelai itunya," Ucapanku semakin berani.
Ketika kita sedang enak berbincang, tiba-tiba aku mendengar notifikasi dari handphonenya. Suara notifikasi itu tidak asing di telingaku. Benar sekali dugaanku, ternyata dia sedang menggunakan aplikasi gay.
"Mas, pakai aplikasi itu?"
"Iya..kamu pakai juga?"
"Iya...emang Mas tahu itu aplikasi apa?"
"Tahu, aplikasi dating khusus cowok yang suka cowok."
"Mas suka cowok?"
"Hmmm...gak tahu. Mas penasaran saja, soalnya kata Hilman teman sekantorku, ngesex sama cowok lebih enak."
"Role Mas apa?" Tanyaku sangat penasaran.
"Hmmm...Mas gak tahu, menurut kamu enakan mana?"
"Enakan Top Mas," Balasku, "Kalau Mas rolenya Bottom kayaknya bisa main nih...hehehe, tapi kayaknya Mas ini rolenya Top deh," Godaku.
"Bottom itu yg ditusuk kan?" Tanyanya.
Aku menjawabnya dengan menganggukkan kepala.
"Kuy lah...Mas jadi bottom, sekalian cari tahu enak apa gak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bottom Tangguh [END]
General FictionWarning 21+ [Muscle Bottom] Mohon jadi pembaca yang bijak! Sinopsis Cerita: "Bottom Tangguh" adalah kisah erotis yang menggambarkan perjalanan seksual dan emosional antara Erwin, seorang pria berusia 29 tahun yang sudah menikah, dan Tangguh, seorang...