Kepergian Yan Lin tak tentu arah dan acak, pada saat mencapai Jinzhou itu sudah beberapa bulan kemudian.
Saat ini Yan Lin tengah berjalan dengan membawa tali kekang Xiao Hong ditangannya.
Matahari pagi begitu hangat dan menenangkan, menekan kedinginan yang mengakar kuat dihatinya. Tidak ada yang tahu kapan hati ini akan kembali hangat seperti dulu.
Yan Lin belum makan sejak dua hari yang lalu, itu dikarenakan perjalanan melewati hutan dan gunung sehingga tidak ada desa maupun pasar disana.
Sekarang, mencium aroma yang melayang di hidungnya perut Yan Lin berbunyi.
Dia menemukan sebuah restoran di dekat jembatan putih dan menitipkan Xiaohong pada xiao Er.
Datang ke meja depan, Yan Lin berkata,"Dua mangkuk mie daging sapi pedas, kol goreng, ayam pengemis, terong musim dingin, telur merah, sup tahu bawang dan dua piring acar, oh satu lagi. Tiga mangkuk nasi jangan lupa, aku akan menunggu di atas."
Setelah meninggalkan pesanan, Yan Lin pergi ke lantai atas. Tidak melihat para pelanggan dan bos yang terkejut karena pesanannya.
Setelah beberapa bulan menghabiskan waktu di hutan, Yan Lin cukup senang karena bisa bersantai saat ini.
Duduk di samping jendela dan melihat pemandangan sambil menyesap anggur, itu merupakan kenikmatan yang sangat luar biasa.
"Nona ini, apakah kau sendiri? Bolehkah aku duduk di sini?"
Saat ini terdengar suara seorang pria dari depan, Yan Lin mendongak dan melihat seorang pria dan seorang wanita tengah berdiri dan menatapnya sambil tersenyum.
Pria itu memakai baju putih bulan dan membawa kipas lipat putih, wajahnya sangat tampan dengan sepasang mata Phoenix yang tampak selalu tersenyum, bibirnya terangkat dengan menawan dan memberikan kesan ramah.
Gadis di belakangnya memakai baju ungu bergaya maojiang, dengan beberapa aksesoris yang menghiasi baju dan rambut panjangnya, wajahnya juga cantik dengan semacam kepolosan dan kenakalan seorang anak.
Menghadapi dua kecantikan, Yan Lin membuka mulutnya,"Maaf, aku kira tidak akan cukup."
Gadis berbaju ungu membuka matanya karena terkejut, saat dia membuka mulutnya dan hendak protes, pria berbaju putih menyentak kipas dan tersenyum.
"Aiya, mengapa nona mengatakan itu? Meja ini begitu luas seperti hati nona, bukankah begitu A'xiang?"
Gadis berbaju ungu sedikit mengangguk meskipun wajahnya masih kesal.
Yan Lin tidak mengatakan apa-apa lagi, karena orang ini bersikeras maka biar saja.
Cadar dan topi yang menutupi wajah Yan Lin sudah dilepas dan memperlihatkan kecantikan menakjubkan yang bisa menghancurkan negara dan kota, sehingga tidak mengherankan dua orang di depannya tertarik.
Pria berbaju putih duduk dengan anggun dan membuka mulutnya dengan senyum nakal,"Nona, nama belakangku Wen dan nama ku adalah Wen Kexing, dan ini adalah pelayanku Gu Xiang, panggil aku Lao Wen dan gadis ini A'xiang."
"Bolehkah ku tahu nama nona yang cantik ini? Seperti kata pepatah, kenali dulu musuh-salah, kenali pasanganmu dan dirimu sendiri sebelum kau bisa berteman."
Yan Lin kagum pada kata-katanya yang bisa membalikan jurang dan lautan, jika orang yang menciptakan kalimat ini tahu, maka sudah dipastikan bahwa orang itu akan memuntahkan tiga liter darah!
Yan Lin sedikit tersenyum,"Lin Mei."
Wen Kexing menutupi hatinya dengan wajah terkejut,"Nama yang bagus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WORD OF HONOR X MALE READER
Fanfiction"Bunga selalu mekar, semua tahu apa yang terjadi." Yan Lin, seorang pemuda yang terlibat dalam masalah dunia persilatan, di mana intrik dan skema digunakan untuk mendapatkan kunci giok biru. Di air yang keruh di sungai dan danau, pemuda itu seperti...