Chapter 01 ~ Hello!

44 5 0
                                    

Hari ini adalah awal semester baru bagi seluruh siswa/siswi di penjuru Korea Selatan. Musim dingin telah berlalu dan kini mereka sudah siap dengan pakaian serba pendeknya untuk menyambut musim semi.

Kebanyakan para remaja kini sudah mulai menunjukkan perubahan fisik, ada yang semakin tinggi, suara memberat, wajah yang tampak mulai matang serta para gadis yang mulai memperhatikan penampilan mereka.

Itu, adalah hal yang hanya bisa dilakukan serta dirasakan oleh anak seusia mereka. Tertawa, melakukan hal bebas layaknya remaja, bergerombol membentuk kelompok serta mulai merasakan yang namanya tertarik satu sama lain.

"heh! lihat! Itu Mark Oppa bukan?"

"hah? mana? woah, dia semakin tampan. Ini sungguh pemandangan yang indah di awal semesterku"

Dan banyak komentar lain yang memiliki makna yang sama, mengangumi, iri serta menyukai.

Mark Jung, definisi dari sosok yang diidamkan oleh para remaja di masa kini. Tinggi, tampan, berprestasi serta kaya. Tetapi, dibalik itu semua ia memiliki 1 kekurangan yang cukup fatal, dirinya sangatlah dingin.

Tetapi apakah itu menjadi masalah? tidak. Para gadis dan pria sekarang sudah mulai kehilangan akal sehat. Sekarang saja sesama jenis sudah bisa saling bersama di muka umum tanpa harus takut akan pandangan masyarakat, tentu saja hal kecil seperti itu bukan masalah, malah mereka menganggapnya sebagai pesona yang menyempurnakan sosok Mark Jung.

"Hei Mark!"

Panggilan itu sama sekali tidak membuat Mark berbalik, ia bahkan tetap melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya. Sungguh demi apapun, ia sudah sangat berdoa agar tidak bertemu manusia yang satu ini di hari pertamanya di sekolah.

"wow...wow...wow... kau mengabaikan sahabat terbaikmu ini? sialan, sikapmu semakin parah dan menyebalkan" komentar dari sahabatnya, Wong Lucas.

Mark hanya mendengus, baru 1 menit bersampingan dengan Lucas sudah bisa membuatnya lelah seperti habis berlari keliling lapangan 2 putaran.

Berbeda dengan Mark, Lucas adalah tipe yang sangat friendly, ia juga suka meladeni teman sekelasnya yang menyatakan cinta atau menunjukkan ketertarikan padanya, dan pada akhirnya? tidak ada satupun yang bisa mengambil hatinya. Entah karena apa.

Bagi Lucas, ia akan berteman dengan semua orang. Tetapi jika ingin lebih, maaf, itu adalah batasan yang tidak bisa dilewati siapapun tanpa seizinnya. Atau bisa dibilang, hanya Lucas yang bisa melewati batas itu.

Sedangkan Mark, ia lebih tidak percaya dengan apa yang namanya cinta. Baginya itu hanya omong kosong belaka yang di buat oleh leluhur untuk membodohi anak mereka agar meneruskan keturunan hingga sebanyak ini. Konyol memang, tetapi ia memiliki alasan untuk mengatakan hal itu.

"hey, kau tau? aku mendengar kabar akan ada murid baru di kelas kita"

Mark melirik lucas kemudian berdecih "ini masih pagi dan kau sudah menggosip"

"yak! aku benar-benar tau ini dari ayahku tadi pagi" ucap Lucas tidak terima dikatakan menggosip.

Sekedar info, ayah Lucas merupakan kepala sekolah dari Neo High School ini.

Mark mengangguk" bergosip dengan kepala sekolah adalah hal yang hanya bisa kau lakukan" balasnya yang membuat Lucas merutukinya sepanjang jalan.

Hari ini bisa dibilang anak itu tampak sedikit jinak, tidak seperti biasanya ia akan berlari mengelilingi sekolah guna menyapa setiap orang di sekolah ini.

Mereka saling berbicara sepanjang jalan, maaf, tepatnya Lucas yang banyak mengoceh dan Mark yang hanya akan mendengarkannya.

Hingga mereka tiba di ruangan kelas, semua siswa tampak menatap mereka dengan tatapan kagum walau sudah hampir sepanjang hari bersama tetapi tetap saja pemandangan dari wajah rupawan 2 orang bangsawan di sekolah ini bukan hal yang baik untuk dilewatkan.

"Umm.. Mark selamat pagi!" Sapa seorang gadis yang duduk di sebelah Mark. Tepatnya teman sebangku Mark yang juga merupakan teman kecilnya bersama dengan Lucas.

"Pagi Yeri, kenapa kau tidak menungguku tadi pagi?" Tanya Mark, pasalnya ia dan gadis ini selalu berangkat bersama, tetapi akhir-akhir ini Yeri sering berangkat duluan.

Yeri menunduk, ia sedikit gelisah saat Mark menatapnya sambil melontarkan pertanyaan yang memang sudah bisa ia tebak. "Ah.. Itu.. Um, a-adikku... Dia kembali Mark" Jawab Yeri.

Mark menyerngitkan keningnya, "adik? Kau punya adik? " Tanyanya.

Yeri mengangguk. Ia tau ini aneh, karena sejak kecil dirinya, Mark dan Lucas sudah bersama dan memang ia sama sekali tidak pernah menyinggung adiknya yang tinggal di Chicago bersama dengan kakek neneknya. Sudah hampir 9 tahun sejak ia dan sang adik tidak bertemu, dan rasanya sedikit janggal.

"Bagaimana bisa aku tidak tau kau punya adik?" Tanya Mark.

Yeri memainkan jarinya, "yah,dia memang selama ini tinggal di Chicago dan ayahku bilang untuk tidak membahas dia dimanapun"

"Kenapa?"

"Karena... "

"Baik anak-anak duduk di tempat masing-masing... " Perintah sang guru.

Pak Kim, adalah wali kelas mereka dan hari ini bukanlah jadwal mengajar beliau. Berarti yang dikatakan oleh Lucas benar, ada anak baru di kelas mereka. Tetapi apakah Mark perduli? Tidak.

Ia kini hanya menatap guru sekilas kemudian menatap Yeri kembali "kita akan lanjut nanti" Ucapnya yang di balas dengan anggukan Yeri.

"Baiklah, mungkin beberapa dari kalian sudah tau alasan saya disini, ada murid baru yang akan mengisi kelas kita, dia pindahan dari luar negeri tetapi fasih berbahasa Korea.. Ayo perkenalkan dirimu" Ucap sang guru saat akhirnya murid baru itu masuk.

Semua orang mulai berbisik, bagaimana tidak, wajah menawan, bibir yang merah tetapi penuh, rambut berwarna hitam yang menutupi jidatnya, tatapan yang tegas tetapi lembut serta warna kulit yang jarang ditemui di Korea.

"Perkenalkan, nama saya Seo Haechan, saya pindahan dari Chicago. Salam kenal" Ucap Haechan.

Mark yang mendengar itu menyerngit, Seo? Marganya sama dengan Yeri.

Ia kemudian menatap Yeri yang kini tengah menatap Haechan dengan tatapan lurus. "Dia adikku" Jawab Yeri tanpa mendengar pertanyaan dari Mark sebelumnya atau meliriknya.

Mark kemudian mengalihkan tatapannya pada Haechan yang ternyata juga tengah menatap Yeri dengan tatapan datar, dan bibir pemuda itu bergerak pelan, sambil mengeluarkan senyuman yang menyebalkan membuat Yeri yang duduk di sebelah Mark bergetar menahan emosi.

' Hai, jalang kecil'

Dear H | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang