Lembar ketiga

12 3 0
                                    

"Gam?" Panggil samudra kepada Agam yang sedari tadi hanya diam menatap layar handphone nya di bangku belakang mobil.

"Hm?" Ucap Agam singkat tanpa menatap ke arah samudra. Samudra memaklumi hal tersebut dirinya sudah hafal akan sifat Agam terutama perubahan suasana hati nya yang cepat berubah tersebut.

"Cewe tadi yang ada di rumah mu itu Lea yang kamu ceritain ke paman tadi malam?" Lanjut samudra menjawab yang hanya di balas anggukkan kecil dari Agam.

"Kamu seriusan biarin dia tinggal di rumah mu sampai dia mau gam?" Tanya samudra membuat Agam langsung menatap nya bingung.

"Iya emang nya kenapa yah paman?" Ujar Dirga yang kebingungan tersebut.

"Engga apa apa paman cuma takut aja dia cuma pura pura kayak gitu biar bisa tinggal di rumah kamu. Kan sekarang banyak banget motif pencurian gam. Yahh paman takut aja dia pencuri dan mau ngambil barang barang yang ada di rumah kamu sewaktu kamu keluar kayak sekarang ini..." Jelas samudra panjang lebar.

"Mau curi apa paman? harta? ambil aja semuanya lagian Lea itu cewe baik baik kok" Ucap Agam membalas membuat samudra hanya bisa mengangguk.

"Iya gam, paman cuma ngingetin aja soalnya sekarang marak banget kasus pencurian dengan motif yang kayak gitu.." Ujar samudra membuat Agam hanya mengangguk lalu menyandarkan tubuhnya ke bangku mobilnya sembari menatapi pemandangan luar yang terlihat dari jendela di samping nya.

"Paman? nanti paman beli in mie goreng lagi yaa?" Pinta Agam kepada samudra.

"Mie goreng?" Ulang samudra memastikan telinganya tidak salah dengar sementara Agam mengangguk membenarkan.

"Iya paman kalau Agam yang beli nanti di usir lagi kayak kemarin.." Ucap Agam membuat samudra mengerti mie goreng apa yang Agam maksudkan.

"Iya nanti biar paman yang beli in..." Ucap samudra mau.

"Makasi paman..." Ucap Agam berterimakasih yang lalu di balas dengan anggukan kepala dari samudra

"Iya sama sama gam..." Ujar samudra berbalas sebelum mobil tersebut berhenti menandakan jika kini keduanya telah sampai di lokasi syuting yang di tuju. Agam pun bergegas turun dari dalam mobil nya dan langsung menghampiri rekan rekan syutingnya yang sudah berada di sana.

"Maaf telat bang..." Ucap nya kepada Bima sang sutradara

"Kebiasaan kamu mah itu udah gak kaget lagi abang haha, udah kamu cepet cepet ganti baju sana habis ini kita langsung mulai syuting aja naskah nya jangan lupa di hafalin yaaa..." Balas Bima ramah sembari menepuk nepuk punggung Agam.

"Tenang bang udah hafal semuaa.." Ujar Agam sembari mengacungkan jempolnya

"Sip udah, ya udah abang ke sana dulu yaa 45 menit lagi syuting nya di mulai btw series kita menduduki peringkat pertama rame juga kemarin di twitter sama tiktok..." Bisik Bima setelahnya

"Yang bener bang wahh gak heran sih siapa dulu sutradaranya.." Balas Agam membuat Bima tertawa mendengarnya

"Hahaha bisa aja kamu tuh gam, tapi tinggal 2 episode lagi kita udah tamat gam.." Ujar Bima dengan nada di sedih sedih kan oleh nya

"Sok sedih banget bang nanti juga kita ketemu lagi kalau aku di panggil sama abang lagi sih hahaha..." Balas Agam kembali

"Pasti dongg kamu tuh aktor terfavorit abang bukan abang doang sih tapi semua orang..." Puji nya kepada Agam

"Bisa aja bang..." Ucap Agam yang merasa malu

"Hahaha ya udah abang pergi dulu yaa, oh iya nanti ada adegan favorit kamu loh" Ucap Bima yang mengingat Agam sangat menyukai adegan pingsan di karenakan dirinya tidak perlu repot repot untuk berekspresi lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang