Kita ini anak kembar, bagaimana mungkin perasaan itu muncul satu sama lain? memiliki hubungan sesama jenis saja sudah salah apalagi kita yang hidup satu rahim sejak masih dalam kandungan.
INI GILA!!
. . . .
Lee Jeno as Kallen Andreas [bot]
Lee Je...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏
[ Pertemuan dan Awal dari Semuanya ]
. . . . . .
Sekitar pukul 8 malam Alken telah tiba di negara yang sama dengan adik kesayangannya. Entah bagaimana seringai tipis terus saja terukir di bibir tipisnya, tubuh berbalut kan handuk putih yang melingkar pada pinggulnya membuatnya begitu sexy memamerkan tubuh berotot nya. Diraihnya gagang pintu kulkas untuk mengambil sebotol minuman dingin di dalamnya lantas meneguk nya dengan teratur.
"Ahh.. Hari ini akan menikmati hasil buruan ku"
Monolognya begitu dingin sementara rahangnya mulai mengeras di iringi tatapan tajam seolah dapat menghancurkan cermin yang berpandangan langsung dengannya.
"𝐑𝐨𝐨𝐬𝐞𝐯𝐞𝐥𝐭.."
• • • • •
Setelan jas hitam tanpa kemeja membalut tubuh kekar Alken. Tapak kaki yang berhiaskan sepatu pantofel hitam mengkilat menjejakan kaki pada lantai yang beralaskan karpet menambah kesan elegan belum lagi jam tangan rolex yang melingkar di lengannya.
Dentuman musik menyambut indra pendengarannya begitu bising dan khas akan dunia malam. Berbondong-bondong orang menari layaknya orang gila di lantai dansa belum lagi sebotol minuman yang berada di dalam genggamannya. Benar-benar rendahan—
"Yo, Brathley. Masih ingat pesanan ku yang seperti biasa?" Tukas Alken pada salah satu bartender yang tengah mengelap peralatan yang baru saja ia gunakan tatkala memenuhi pesanan orang lain.
"Look, there is someone who is not a stranger here. Hi Alken, long time no see. Vodka dengan campuran soda dan jeruk nipis, benar?" Timpal Bartender yang kerap di sebut Brathley perawakannya begitu sexy dengan pakaian serba hitam sementara rambut panjangnya ia ikat ke atas hingga leher mulus itu terekpos.
Jika saja Alken belum menemukan pujaan hatinya mungkin ia akan tertarik dengan kepiawaian Brathley dari segi postur rubuh maupun sikap ramahnya. Sayangnya Kallen begitu memenuhi pikirannya.
"Yeah, aku tidak ingin mabuk malam ini. Cukup minuman yang ringan saja lagipula aku akan mengawasi seseorang. Ah, kau sangat membantu. Terima kasih atas semua informasi nya. Kau sangat membantu"
Sudut bibirnya kembali terangkat melihat seseorang yang parasnya begitu mirip dengannya sedang asik meliukan tubuhnya di lantai dansa dengan sebotol minuman sebagai temannya begitu indah dan menggiurkan belum lagi punggung serta lehernya yang terekpos sementara keringatnya membuat tubuhnya mengkilap licin mengundang seseorang menyentuhnya.
Entah bagaimana intuisi nya selalu saja tepat. Tak lama seseorang datang mendekap adiknya dari belakang tak hanya itu bahkan ia mencumbu nya dengan tak tahu tempat di tengah keramaian. Begitu menjijikan tak bermoral seperti binatang.