"Prakkk" buat tamparan keras baru saja mengenai pipi Aleta yang mulus. Sebuah tempat pertengkaran dengan terjadi di keluarga Wiraguna
"Ayo pa tampan lagi!!"
Tetapi yang di Wiraguna status sebagai ayahnya hanya bisa diam sembari memandang aletta.
"Kenapa pa ?? ayo tampar lagi!!"
"Diam leta"Suara Andi menggelegar di dalam rumah yang besar itu. Sedangkan Aleta hanya bisa menangis. Ibu dan kakaknya pun tak berani untuk melerai.
"Kenapa sii pa aku selalu aja di beda-bedain, aku jaga anak papa kan?
Udahlah Aku muak tinggal di rumah ini semua cuman milih kak Airin sedangkan aku apa? Papa sama mama pernah tanyain keadaan aku ? nggak kan mah,
papa sama Mama selalu aja lebih mentingin kak Airin mending aku pergi dari rumah ini"Usai mengatakan itu aletta berlari ke kamarnya dan segera mengemasi barang-barang nya.
"Cukup leta kalau kamu mau pergi jangan bawa fasilitas yang papa kasih"
"Oke pa" dengan dada yang naik turun aletta memberikan kunci mobil serta beberapa kartu ATM."mana kunci motor kamu?""Kunci motor ? papa nggak berhak ya ambil motor aku itu aku beli pakai uang aku sendiri hasil kerja keras aku sendiri"
Lalu alita berjalan keluar dan menyalakan motornya.Jujur ia muak dengan semua perlakuan mama dan papanya yang selalu menuntut lebih dan membeda-bedakannya.
Sekarang ia bingung harus ke mana. Ia menyusuri jalanan yang sepi dengan kecepatan tinggi.
Sekarang ia berada di atas rooftop bangunan yang terpakai saat ini yang dia butuhkan hanyalah menenangkan pikiran. ketika ia merasa lelah dia pasti akan mampir ke sana.
Iya sangat lelah dengan hari yang panjang ini dan ia butuh istirahat. Setelah beberapa waktu saat iya kembali menyalakan motornya tujuannya kini adalah ke rumah Kayla sahabatnya.
Tapi sebelumnya dia terlebih dahulu mengeluarkan ponselnya dari saku lalu mengetikkan nama seseorang.
"Kel gue boleh ke rumah lo nggak?" tanyanya to the point.
"Lo mau nginep Al?" Tanya Kayla yang masih setengah sadar. "Iya boleh nggak?"
"Ya bolehlah apa sih yang nggak buat ayang gue ini" ucapnya diakhiri kekehan ringan."Dih jijik gue"kata Aleta tanpa dosa dan langsung mematikan telepon.
Ting...Nung.....Ting....nung setelah memencet bel cukup lama akhirnya Kayla membuka pintu. Ceklekk "ah Letta gue kangen banget sama lo" sambut Kayla sambil memeluk Aletta erat
"Tumben banget lo nginep di sini
pakai bawa koper segala lagi"
"Gue diusir" singkat padat dan jelas."Hah gimana-gimana? kok bisa Al gimana ceritanya?" Tanya Kayla bertubi-tubi.
"Panjang besok gue ceritain gue capek mau bobo" Aleta menerobos masuk."Aelah Lusi parah nggak mau cerita ya udah deh"Kayla berlari menyusul Aletta kemudian mengunci pintu
"Hoamm..." Kayla menguap malas. Sekarang sudah pukul 05.10 "eh udah pagi aja nih Aleta mana ya?"iya beranjak dari tempat tidurnya dan mencari keberadaan Aleta.
Di rooftop Aleta sedang duduk sembari menikmati semilir angin yang berhembus.
Dengan pikiran yang berkelana entah ke mana. Dari belakang tampak Kayla yang mulai mendekatinya.Tapi kalau bukan jahil bukan Kayla namanya. Iya mengendap-endap mendekati Aletta dan mengejutkannya.
"Doorrr.." tapi Aleta sama sekali tidak terkejut. Bahkan ia tidak menyadari ada Kayla di belakangnya"Is kok lo nggak kaget sih?"ucap Kayla agak sedikit kecewa karena sahabatnya tersebut tidak terkejut sama sekali. "Al"panggilnya lagi. Tapi Aleta sama sekali tidak mengobrisnya. Pandangannya lurus ke depan.
"Al" ucapnya lagi kali ini dengan nada yang lebih tinggi. "Hah apa? Kenapa?"
Aleka gak terkejut karena ternyata Kayla sudah ada di belakangnya sejak tadi."Aelah lu sih gue panggilin nggak nyaut-nyaut. Emang lo lagi mikirin apa sih sampai segitunya banget kalau ada apa-apa itu cerita kali"
Aleta menoleh ke arah Kayla menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dan mulai bercerita.
Flashback off :
Kring... kring.. bel berbunyi menandakan jam pulang.
"Al habis ini mau ke mana?" "Kek biasa sih ke cafe dulu"Aleta sebenarnya memiliki pekerjaan sampingan dia tidak ingin selalu bergantung pada ayahnya."Pulang dari cafe ada jadwal gak?"
" Em..nggak ada sih emang kenapa?"
"Nonton yuk!! kita udah lama loh nggak jalan bareng"
"Nonton ya boleh aja sih tapi kalau hari ini aku pulangnya agak telat emang kamu mau nunggu?"
"Apa sih yang nggak buat tuan Putri Aleta"
Ucap Rei yang berhasil membuat pipi Aleta bersemu merah."Ih apaan sih" jawab Aleta malu-malu."cie salting ya"
"Enggak ya mana ada aku salting"
"Alah bohong, itu pipinya merah gitu"spontan Aletta memegangi kedua pipinya"kamu nyebelin ihh""Mau aku anterin nggak?"
"Hmm boleh"
"Ya udah yuk" Rey menyodorkan helm padanya. "Reyy"
"Astaga Al nggak gitu pakenya"Rei mencubit pipi Aleta gemas."sini sini aku pakaiin"Rey dan Aleta adalah sepasang kekasih. Alita adalah tipe orang yang mandiri cuek dan tomboy. Tetapi ketika bersama Rey ia mendadak menjadi manja dan kekanak-kanakan.
Yaa dia Reyanza Bagaskara atau kerap dipanggil Rey. Cowok yang menjadi kapten basket di sekolahnya itu berhasil menarik perhatian Aleta.
Tapi siapa yang tidak tertarik dengan nya karena dia berasal dari keluarga kaya tampan dan berbakat.
"Sampeeee"kini mereka berdua sudah sampai di depan cafe tempat Aleta bekerja. Aleta turun seperti biasa Rey membukakan helmnya.
"Makasih Rey.."
"Sama-sama cantik"
"Kamu hati-hati ya"
"Siap tuan putri"Rey kembali menyalakan mesin motornya"bye bye tuan putri"Rey menjalankan motornya dan membela jalanan ibukota.____________________
Maaf yaa kalau typo hehe😅
JANGAN LUPA VOTE MENNYA BABAYYY💙
SEE YOU NEXT CHAPTER 💙💙💙
.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKALETTA
Teen Fiction"𝙆𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙏𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙨𝙖𝙩𝙪𝙠𝙖𝙣" ~𝘼𝙡𝙚𝙩𝙩𝙖 𝘼𝙡𝙚𝙭𝙖𝙣𝙙𝙧𝙖 "𝙅𝙞𝙠𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙞𝙣𝙞 𝙖...