prolog

57 7 10
                                    

"Abang-abang!"

"Kenapa Upan?"

"Abang sayang Upankan?"

"Tentu saja hahaha, kau ini ada-ada aja"

"Ehehe Upankan cuma mastiin"

"Dasar"

•••

"Bang Lintar!"

"Kenapa Upan?"

"Abang janjinya bakal sayang Upan selamanya?"

"Pfftt, iya-iya abang janji"

•••

"Wleekk, coba kejar Upan"

"Taufan awas!!"

"Bunda!?"

•••

"Hiks hiks, DASAR ANAK SIALAN  KEMBALIKAN IBUKU BANGSAT!!!"

"Bang-"

"JANGAN MANGGIL GW DENGAR SEBUTAN ABANG BANGSAT!, GAK SUDI!"

•••

"Hahh.., luka bekas sabetan bang Lintar seminggu lalu aja masih basah, ditambah luka memar dari pembulian hari ini, fiks aku harus ngestok obat nih, huhh.. Kangen bang Lintar yang dulu"

senyuman terakhir darimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang