Bryan tidak tau apa yang terjadi semalam ketika ia tidur tapi Bryan merasa dirinya salah sekarang ini. Bryan berjalan masuk kedalam SMA-nya dengan baju seragam yang ia masukan. Jika ini SMA Garuda mungkin ia akan mendapatkan perhatian khusus dari guru dan teman-temannya, juga pastinya ia akan mendapatkan sentuhan kening ketika ia masuk kelas. Tapi sekarang berbeda, ini SMA Taruna bukan SMA Garuda, jadi Bryan sendiri yang sejak tadi menyentuh keningnya untuk memastikan dirinya panas atau tidak.
Bryan sudah beberapa kali mengeluarkan dan memasukkan seragam sekolahnya karena merasa bimbang. Dimulai dari saat Bryan pertama kali memakai seragam sekolah, Bryan awalnya memasukkan seragam sekolahnya dan sedikit berkaca tapi kemudian ia keluarkan ketika hendak keluar dari kamar. Kemudian dimasukkan kembali ketika sampai di ruang makan dan menunggu Ayahnya turun. Ayahnya bahkan sempat bertanya ketika melihat seragam Bryan.
"Bad boynya Ayah kenapa ini?" tanya Reymon ketika barusaja datang dan hendak duduk di kursi ruang makan. Reymon sejak tadi memang melihat kebimbangan Anaknya kemudian Reymon mendekat ketika Bryan mulai duduk di kursi ruang makan.
"Bingung cara pake seragamnya itu sama nggak sama di SMA Garuda?" tanya Reymon lagi dengan kekehannya, membuat Bryan berdecak dan mengeluarkan kembali seragam sekolahnya, tak lupa ia juga mengacak sedikit rambutnya yang tadi sempat ia rapikan.
"Harusnya dimasukin biar memberi kesan baik di awal masuk." Terang Reymon ketika melihat Bryan lagi-lagi terdiam di depan kaca jendela depan rumah. Bryan langsung menjetikkan jarinya mendengar saran dari Ayahnya dan Reymon pun langsung tersenyum senang karena sarannya diterima oleh Anaknya. Reymon tidak terlalu mempermasalahkan bagaimana tingkah anaknya karena Reymon berusaha paham bahwa Bryan tengah ingin mencari kesenangan sesaat di usia remajanya.
Reymon melirik jam di tangannya kemudian mengangkat genggaman tangannya ke depan, mengajak Bryan untuk tos dan Bryan langsung mengikutinya dan menempelkan kedua genggaman tagan itu. Setelah tos, Reymon langsung berjalan menuju mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju kantor, meninggalkan Bryan yang masih berdiri di depan kaca jendela rumah.
Setelah lama terdiam, Bryan mengikuti saran dari Ayahnya dengan memasukkan kembali seragam sekolahnya.
Kebimbangan selanjutnya ketika Bryan sampai di parkiran. Ia melirik ke sekitar untuk melihat seragam cowok di sekolahnya dan banyak dari mereka memasukkan seragamnya. Hal itu membuat Bryan sedikit yakin dengan seragam yang dimasukkan. Bryan mengecek keningnya terlebih dahulu yang ternyata suhunya normal kemudian masuk ke dalam sekolah barunya dan berusaha yakin untuk masuk ke dalam SMA barunya dengan seragam yang dimasukkan.
Bryan mendapatkan perhatian ketika berjalan menuju ke ruang guru dan jika boleh percaya diri, siswi disini mulai terpesona dengannya. Bryan berlagak cuek dan dingin seperti novel-novel dan sengaja berlama-lama berdiri di depan pintu ruang guru seperti menunggu seseorang padahal nyatanya, ia ingin tebar pesona. Hal yang sangat tidak pernah ia lakukan di SMA Garuda. Di SMA Garuda, dulu ia melakukan segala hal sesuai keinginannnya, tidak pernah terbesit pun keinginan untuk cari perhatian. Dulu cari perhatiannya hanya ditujukan pada cewek imut bernama Aura.
"Ini Bad boy apa Goodboy?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba berdiri di samping Bryan. Bryan langsung menoleh dan melihat sekilas penampilan gadis dihadapannya. Rambutnya dikuncir kuda dan bajunya dikeluarkan, itu kesan awalnya. Cantik? Bryan tidak tau karena lagi-lagi definisi cantik menurut Bryan itu seperti Aura. Sudah cantik, manis pula. Cantik pula hatinya.
"Baru?" tanya Bryan dan gadis dihadapannya itu langsung mengangguk seperti bangga.
"Lo gak inget gue?" tanya gadis itu dan Bryan langsung mengangkat satu aslisnya bingung.
"SMA Garuda," Tambah gadis itu dan jika dari ekspresinya Bryan dapat melihat raut sumringah dan penuh harap kala gadis itu menyebut SMAnya dulu. Bryan hanya mengedikkan bahu cuek membuat gadis dihadapannya ini berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sie Paling SADBOY!
Teen FictionSie gagal move on yang pindah sekolah untuk move on. Tapi hidup Bryan simple, walau jadi sadboy pun Bryan masih menjadi idaman banyak wanita.