[01:00] Sebuah Mimpi

2 0 0
                                    

Hallo temen-temen. Selamat datang di sini. Semoga selama membaca cerita ini kalian terus dibuat tertarik dan tidak merasa bosan.

Aku butuh dukungan kalian, maka dari itu, tinggalkan vote dan komen ya? Oh! Aku senang kalau bisa berinteraksi dengan kalian.

Selamat membaca, dan mungkin

Jatuh cinta?

**********

Teruntuk seseorang yang mungkin akan disebut namanya. Mohon izin, dan semoga kamu menyukainya.

************

"Sean! Ayo ikut ke taman hari ini! "

"Aku harus bekerja, Hanae," Tangan remaja laki-laki itu terulur mengusap lembut pucuk kepala seorang gadis yang berusaha mengimbangi langkah kakinya yang sedikit cepat. "Lain kali aja, ya? "

Gadis itu memasang wajah masam. Bibir yang semula melengkung keatas, kini berubah, membantuk sebuah lengkungan terbalik, mengisyaratkan kesedihan.

"Jean, Zean, juga selalu mengatakan hal yang sama. Kapan kalian berhenti berkerja? Dihari minggu? Seperti ayah ku? "

Sean tertawa kecil. Dia menghentikan langkahnya, kemudian berlutut. Menyeimbangkan tingginya dengan tinggi gadis kecil yang terpaut usia dua tahun dengannya. "Kau bisa bermain dengan anak-anak lain, Hanae. Tidak harus dengan ku, Jean, maupun Zean"

Gadis yang dipanggil dengan nama Hanae itu menggeleng. "Cih, mereka menyebalkan! " Ucapnya sambil menghentakkan kaki.

Lagi-lagi Sean tertawa, namun, kali ini tawanya cukup menggelegar. "Hahaha, dimana titik menyebalkan nya, coba? "

Hanae terdiam, tangannya terulur menyentuh poni Sean yang memiliki warna sedikit pirang. "Entah, mereka hanya, tidak semenarik kamu, Jean, dan Zean" Cicitnya lirih.

Mendengar hal itu, Sean sempat tertegun sejenak. Namun akhirnya, ia menghela nafas berat. Remaja laki-laki yang genap berusia tujuh belas tahun itu berdiri. Sekilas, ia mengusap rambut hitam milik gadis yang hanya setinggi dadanya itu.

Sambil berkata, "Jangan bergantung pada sesuatu, Hanae. Seseorang yang paling dekat dengan mu, bisa saja, dia yang akan menyakiti mu begitu dalam" Tuturnya.

Hanae, yang usianya masih lima belas tahun itu mengeryit bingung. Dia benar-benar tidak mengerti maksud Sean.

"Mak-"

"Aku akan pergi bekerja, jaga dirimu baik-baik, Hanae" Potong Sean. Remaja laki-laki itu lantas berlari kencang. Meninggalkan gadis itu sendirian sebelum ia melontarkan pertanyaan yang terkumpul dikepalanya.

"Seaaann! Kapan akan kembaliii? " Teriak gadis itu. Namun, sama sekali tidak mendapat jawaban. Dan, laki-laki itu pergi. Sama seperti dua laki-laki sebelumnya.

"HAH! " Gadis itu terbangun dari tidurnya. Dengan nafas terengah-engah. Perlahan, ia mengusap setiap keringat yang membasahi dahinya.

"Hanae? " Suara seseorang dari arah pintu membuat gadis itu sedikit terjengit kaget. Dengan cepat ia menoleh kearah pintu, dan mendapati seorang wanita paruh baya sedang menatap khawatir kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang