Empat tahun sudah berlalu setelah hari penuh kesakitan itu, tapi kenapa sampai detik ini rumah yang sudah kosong itu tidak pernah berhasil untuk terisi kembali? Bahkan sakit hati yang di rasakan nya masih terus menjalar tanpa tau titik berhenti nya dimana. Sakitnya terus menyiksa sampai membuat dadanya semakin sesak, karena sebuah pengkhianatan yang sudah di lakukan oleh orang-orang terdekatnya, Keana Violetta Lembayung si gadis yang dulunya penuh keceriaan dan mudah berbaur dengan banyak orang langsung berubah menjadi 180 derajat, si gadis social butterfly semasa sekolah menegah atas itu berubah menjadi es kutub saat memasuki dunia universitas. Mata yang biasanya menatap lembut pada banyak orang kali ini hanya menatap tajam dengan ekspresi wajah yang sangat datar, senyum yang biasanya selalu terbit di setiap detiknya, tapi selama empat tahun ini bahkan tak pernah terlihat sama sekali, Keana sesekali hanya menampilkan senyum palsu saja berpura-pura bahagia padahal sedang merasa sebaliknya.
"Mau bunuh diri kak?" pertanyaan dengan nada yang sangat amat lembut namun terdengar asing di telinga Keana berhasil menarik perhatian nya, Keana bisa melihat di belakang sana ada seorang laki-laki yang sepertinya memiliki selisih umur hampir tiga tahun dengannya, sedang melihat ke arahnya dengan cahaya mata yang entah kenapa berhasil menarik penuh atensi Keana
"Gua nggak seprustasi itu yah" Keana langsung melangkah mundur dari posisi sebelumnya mencari kursi yang biasanya tersedia di atas rooftop, meneliti laki-laki di hadapannya dengan tatapan yang begitu datar berbanding terbalik dengan jantungnya yang sedang berdegup tak karuan. Keana menatap dari atas sampai bawah, melihat penampilan laki-laki yang sepertinya adik tingkatnya ini, laki-laki itu membawa kamera yang mengalung di lehernya dengan kacamata putih yang bertengger di hidung mancungnya, bibir nya yang begitu kecil berwarna cherry, rambut hitam pekatnya yang sepertinya begitu lembut saat di pegang. Cara berpakaian yang begitu simple hanya celana jeans hitam dengan model sobek di bagian lutut dan pahanya, yang di padukan dengan kaos putih polos dan kemeja planel berwarna maroon yang hanya di sampirkan di bahu kanan laki-laki di hadapan nya
"Kak mungkin dalam hidup banyak banget hal yang buat kita sakit hati, dan ingin menyerah untuk memilih mengakhiri semuanya, tapi balik lagi hidup bukan hanya tentang selesai kak"
"Jangan ceramahin gua"
"Sorry" Keana semakin menatap datar pada laki-laki yang sekarang malah melangkah ke ujung rooftop, entah kenapa Keana malah jadi menyesali ucapannya barusan. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir ia kembali bertemu dengan titik sesal yang selama ini sudah terlewatkan bahkan terlupakan, baru pertemuan pertama tapi kenapa laki-laki di hadapannya ini malah berhasil mengembalikan jiwa lamanya yang sebelumnya sudah Keana kubur sangat dalam
"Keana Violetta Lembayung nama lo itu indah banget kak buat di ucapkan, bahkan seisi kampus selalu membicarakan itu"
"Mereka gosipin gua?"
"Mungkin, mereka selalu bilang 'kak Keana kok datar banget sih' 'kak Keana kok nggak pernah balas sapaan kita' 'kak Keana kok nggak pernah senyum' 'Kak Keana kok selalu natapnya tajam banget, emang kita punya salah?' gua bahkan sampai muak dengernya" Keana hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis yang terpatri di wajahnya, Keana tau laki-laki di sampingnya tak akan melihatnya karena senyum itu benar-benar begitu tipis
"Ya lagi ngapain lo dengerin juga"
"Ya lagi mereka ngomong nya pas gua lagi lewat mulu" Keana ingin tersenyum mendengar jawaban itu tapi sebisa mungkin ia tahan, wajah laki-laki di sampingnya ini benar-benar indah, wajahnya yang begitu mungil mungkin jika di sandingkan dengan telapak tangan Keenan saja akan langsung tertutup, cahaya matanya yang cerah seperti bulan purnama, tatapan matanya yang sejuk seperti musim semi berhasil menarik perhatian Keana sejak tadi
"Kenapa lo bisa tau nama gua?"
"Haikal kalau lagi kumpul selalu nunjukin poto muka lo kak dan bilang 'temen gua yang dulunya selembut kapas berubah menjadi sedingin es kutub' di tambah Narest juga kalai di grup kita selalu ngomongin soal lo sambil ngirim poto dan bilang 'Keana tuh dulunya kaya ibu peri sebelum menjelma jadi ibu tiri' sebenarnya perubahan lo nggak ada masalahnya juga sih buat diri gua"
"Emang sejauh itu yah perubahan gua?" Keana menatap penuh pada laki-laki di sampingnya yang masih sibuk melihat langit di depan sana, wajah itu begitu tampan bercampur dengan cantik dalam waktu yang bersamaan, Keana kembali menggelengkan kepalanya berusaha menepis semua pikiran tentang laki-laki di sampingnya
"Ya nggak tau kak, gua aja baru ketemu lo langsung hari ini" bola mata mereka kali ini bertemu, Keana bisa merasakan kelembutan hanya lewat tatapan mata saja, kupu-kupu di perutnya yang sebelum nya menghilang kini kembali berterbangan kembali, jantung yang sebelumnya biasa saja kali ini kembali berdetak tak karuan, laki-laki di sampingnya ini berhasil memberi kesan indah pada pertemuan pertama mereka
Ting
Suara pesan masuk dari salah satu ponsel mereka berhasil mengambil alih atensi keduanya, Keana dan laki-laki di depannya langsung mengecek ponselnya masing-masing. Tak ada pesan apapun dari ponsel milik Keana dan ia memutuskan untuk memasukkan nya kembali ke dalam tas, melirik laki-laki di hadapannya yang sekarang tengah sibuk berselancar dengan deretan huruf di ponselnya
"Boleh tau na_"
"Kak kayanya gua harus pergi duluan deh kelas gua soalnya bentar lagi mau di mulai, maaf yah udah ganggu ketenangan lo, permisi dan maaf" Keana hanya menatap bagaimana laki-laki itu berlari dengan cepat tanpa menoleh kembali, rambut hitamnya ikut mengikuti irama langkah yang di ambil nya. Satu senyum terbit dengan indahnya setelah sekian lama tak terlihat, Keana meremas tali tas yang tersampir di pundaknya, memegang jantung nya yang sedari tadi berdetak tak karuan. Apa mungkin ia jatuh cinta kembali hanya karena hal singkat seperti tadi, tapi kenapa rasanya berbeda saat ia bersama Keenan kemarin
"Sial tuh bocil bikin jantung gua mau copot dari tempatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND : Auriga Universe
FantasyAuriga Universe Seseorang yang sebelumnya patah hati, harus di pertemukan kembali dengan takdir yang ternyata masih tak di beri restu oleh semesta, kembali menentang dengan jauh lebih berani di bandingkan sebelumnya. Sang senja yang sudah redup kemb...