pilihan

0 0 0
                                    

"Aku harap segala hal yg terjadi setelah keputusanku adalah hal yang Tdk akan pernah aku sesali"
-azza pramita khanzana-

Perempuan berusia 23thn itu menatap diri nya dipantulan cermin percakapan terakhirnya dgn Jeffery sang kekasih 2 hari yg lalu msih jelas tengiang dikpala nya.

"Zaa aku mau kita ke jenjang yg lebih serius, I mean MENIKAH" ucap Jeffery

"Jeff apa nggk terlalu tiba-tiba? Mksdku kita baru 20an"

"Tiba-tiba gimn sih Zaa, kita udh pcrn hampir 5thn apanya yg tiba-tiba? Aku rasa THN ini jga waktu yg pas buat kita menikah, aku udh mapan dan bisa nafkahin kamu"

"Jeff menikah bukan soal nafkah-menafkahi aja, aku tau kamu Mmg Sdh sangat mapan untuk menafkahi, menikah itu ttg menyatukan 2 isi kapala Jeff, kamu dan aku! bukan lagi ttg isi kepala masing-masing. Jeff to be honest aku belum ada kepikiran buat kesana mksdku ini terlalu cepat"

"Zaa aku tahu itu, jelas sangat tahu! lagipula apalagi yang mau ditunggu sih? Tujuan kita pcrn kan buat ke arah sana dan aku rasa 4thn labih ini Sudah cukup buat kita saling mengenal satu sama lain"

Azza menatap lekat jeffery, pria didepannya ini seoalah enggan mengerti dgn mksdnya, azza bukan Tdk mau, tentu saja dia mau perempuan mana yg Tdk mau menikah dgn org yg dicintainya tapi ini terlalu tiba-tiba azza, mereka msih terlalu muda untuk Menikah pikirnya, Jeffery yg Bru berumur 25th dan azza yg Bru resmi 23thn 3bln yg lalu.

"Jeff kehidupan setelah menikah itu ga seperti yg kamu pikirin"

"Emang apa yg aku pikirin? Tau apa kamu ttg apa yg aku pikirin! Aku tunggu jwbn kamu Minggu ini, jwbn kamu adalah penentu kelanjutan hubungan Kita" perkataan Jeffery mnjdi penutup perdebatan Antar keduanya.

Kedai kopi DHELISA Disni azza skrg ditempat favoritnya entah sejak kapan tempat ini menjadi tempat favoritnya tapi yg jelas ia bnyak mnghabiskan wktunya ditmpat ini, ada bnyak sekali kenangan Disni. Azza duduk sambil memakan kue Matcha kesukaannya memikirkan  keputusan apa yang akan dia ambil, krna jeffrey seperti melimpahkan semua keputusan ditngnnya, ya atau tidak, lanjut atau berhenti.
Rasanya kepalanya hampir pecah sekarang krna saking penuhnya.

Sudah 2hari ini juga dia dan Jeffery Tdk bertemu atau sekedar bertukar pesan pun Tdk. Haha azza meratapi dirinya sendiri ttg bagaimana dia kedepannya, apa keputusan yg dia ambil nnti adalah keputusan yg benar.

Jujur saja gambaran tentang pernikahan masih terlalu asing untuk perempuan seperti azza, dia terlalu takut untuk ke arah sana, krna sejauh memandang dari kacamatanya kehidupan berumah tangga itu menakutkan dan azza belum siap untuk segala kemungkinan yg terjadi kelak entah apapun itu. Azza juga bukan perempuan yg bisa leluasa bercerita atau curhat ttg masalahnya kpd org2, bukan krna dia Tdk pnya teman atau org yg  ia percayai hanya saja bagi Azza ributnya isi kepalanya yah cukup dia saja yg tahu, tempat satu2nya dia bertukar cerita adalah mamah nya, tapi sepertinya ini bukan masalah yg tepat buat ia ceritakan kepada mamahnya krna sudah pasti mamahnya akan mendukung keputusan Jeffery untuk menikah. Untuk itu Azza dibuat kabut sendiri dgn pikirannya.

"Hei zaa everything's okay?" Tnya Mark teman kuliahnya dlu sekaligus Owner Kedai DHELISA

"Eh mark hehe, okay kok, ohiyaa matchanya makin enak loh Mark aku suka"

"Hahaha masa sih prasaan matchanya gt2 aja, kamunya aja yg trllu suka sama matcha, kesini nya sendiri? Kak Jeff mana?" Tnya mark sambil melihat kekiri-kanan mencari keberadaa jeffery.

"Ah itu haha iya aku sendiri, kak Jeff kayaknya lagi sibuk" ujar AZZA

"Kamu keliatan lagi bnyak bgt pikrian zaa, mikirin apa sih? Sini bagi2 coba" kata mark yg sudah duduk dikursi depan ku.

"Masa sih? Prasaan ga mikirin apa2 deh haha" kelak AZZA cepat krna sprtinya kali ini topeng yg biasa ia pakai untuk trlihat Tdk apa2 tdk trpasang sempurna buktinya Mark sampai bisa tahu.

"Eh iya Mark blh nanya gak? Tpi prtanyaannya agak aneh dan cukup serius" Tnya Azza menatap Mark mantap.

"Haha Aneh tpi serius itu kayak gmn sih zaa? But em silahkan zaa mau nanya apa" jwb Mark

"Apa yg dipikiran kamu ttg MENIKAH or KEHIDUPAN PERNIKAHAN?

"Em I think -Menakutkan, -pelabuhan terakhir and kebahagian maybe.
For the poin menakutkan, i mean zaa sejauh mataku memandang kehidupan pernikahan itu menakutkan krna, setelah menikah kita bukan lagi kita dgn diri kita sendiri, tapi gimn kita hrs bisa ngalah demi seseorg, hrs nurunin ego kita demi seseorg yg kita sebut pasangan atau hrs terima segala bentuk trburuknya psngn kita yg ga sesuai dgn kemauan kita, ntah itu marahnya, egonya, gengsinya atau apapun itu. But it's just ini my  opinion loh yah zaa.
Dan untuk 2 poin trakhir You know that I mean right? Kayaknya itu ga usah lagi aku jelasin.

Sebenarnya kehidupan pernikahan itu tergantung kita mau liatnya seperti apa, atau kata sederhananya kita maunya kayak gimana.

AZZA setuju dgn apa yg dibilang Mark bahwa kehidupan berumah tangga itu menakutkan, Mark juga benar bhwa kehidupan berumah tangga itu tergantung kita maunya seperti apa. Krna ketika kita memilih untuk menikah artinya kita sudah siap dgn segala konsekuensinya.

Mngkin yg dimaksud Jeffery ketika mengajaknya menikah adalah bentuk kesiapannya dgn segala hal terburuk yg akan terjadi nntinya (semoga) harap AZZA dlm Diam.

"Keputusan itu Sdh aku buat, semoga semesta juga setuju dgn apa yg aku yakini" -Azza

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

gemuruh Where stories live. Discover now