azel adalah ketenangan

18 1 0
                                    


★★𖨆★★

pagi ini suasananya indah, lihat keluarga harmonis di rumah yang tak begitu mewah dan hangat membuat suasananya bertambah tembah indahnya. keluarga dari ayah desta dan bunda clara... orang tua aleya yunara

"pagi yahh bunn!!" sapa aleya dipagi hari dengan ceria menuju meja makan

"pagiii cinta"

"pagi sayang, leya mau nasi atau roti sayang?" tanya clara sangat lembut tak lupa senyumnya juga yang indah

"mau roti aja, tapi bekelin nasi ya bun!!" clara tersenyum dan mengangguk dan langsung mengambil kotak makan untuk menaruh nasi goreng serta nugget"ayah ayok pakai dasi yang bener, 15menit lagi leya masuk" ucap leya tergesa gesa sembari memakai kaos kaki

"pantes udah kaya cacing kepanasan, ternyata telat dia bun" ayah tertawa kecil melihat tingkah anaknya yang seperti itu serta geleng geleng kepala

"ish ayahh!!" sebal aleya memberi muka cemberut

"nih bekalnya sayang, tengtengannya jangan sampai ketinggalan loh ya" ucap bunda

"iya bundaaku sayangg" gemas aleya sembari mengunyel unyel wajah bundanya yang sudah tak muda lagi, bundanya masih sangat cantik dan terlihat sangat elegan walaupun pakaiannya daster hitam bermotif batik berwarna putih

"dahh bye bunda!!" pamit aleya mencium jidat, pipi kanan, kiri, hidung, dan bibir bundanya

"dah ya bun" pamit desta mencium kening dengan lama istrinya

setelah desta menakai untuknya desta memakaikan helm pink cantik milik aleya dan diakhiri tepukan di kepala leya

"ish ayahhh!!" kesal aleya gemas

"yuk naik kita berangkat"

"bay bay bunda assalamualaikum!!" ucap keduanya

"iya waalaikumsalam, hati hati ya sayang" ucap bunda lalu melambaikan tangan melihat kedua jiwanya yang mulai menjauh dengan motor beat kesayangan

dimotor dengan angin pagi yang sepoy sepoy serta jalanan yang tumben tidak macet membuat hati aleya memiliki mood yang baik

"ayah! nanti leya SMA dimana ya?" tanya aleya pada ayahnya

"leya maunya dimana? ayah ikut leya aja, kan leya yang sekolah" jawab ayah

"leya mau di SMA INA BANGSA kira kira bisa gak ya..."

"bisa dong pasti, apa sih yang anak kesayangan ayah sama bunda ini gabisa hm??"

"hihi ayahh~" ucap lucu aleya dan memeluk desta erat

disekolah

"JIJANN!!" sapa aleya semangat denganberlari menghampiri azil yang sedang berjalan di koridor lantai bawah

"ajil!"

"jijan!"

"ck serah ah" frustasi azil karena aleya memanggilnya dengan nama itu terus, sangat berbeda dengan yang lainnya

"mau kemana jan?" tanya aleya kepo tapi tetap mengikuti azil disampingnya

"ke toilet"

"ooooo– eh APASIH! toilet sebelah sana bambang, kalo sini tuh kantin!" kesal aleya sampai mendorong azil danembuat azil hampir terayung

"nah itu tau, gua mau beli vitamin c sejuta" ucap azil

"ngegalauin pinat? berantem?" tanya aleya membuat azil hanya mengangguk saja

"ih kocak lu mah, galau minum vitamin C seribu, pusing C seribu, asem asem tu gabaik tau jan"

"lah gua mah gapunya sakit magh atau asem lambung kaya lu. lemah!"

"yee suek lu ye, penyakit syeming itu namanya!" gerut aleya

bay the way aleya dan azil sudah berteman dari awal mos dan itu karena terpaksa sebab gatau lagi harus sekelompok dengan siapa, tadinya kita berlima tapi akhir mos semuanya bubar hanya aleya dan azil yang masih berteman baik, mungkin sangat baik.
ah azil berpacaran dengan adik kelasnya yang bernama fipinat lenando dan itu tak merusak pertemanannya, pinat juga mengerti karena ya teman azil hanya aleya seorang kalau yang lain sedang berusaha dekatin aja karena adanya sudah terpublik saat kelas 8 bahwa azil adalah anak dari ceo

jam pelajaran sudah mulai, bahkan sudah memasuki pelajaran ke dua..m sudah 2 setengah jam berlalu tiba tiba pihak sekolah mendapatkan telefon dari kepolisian

"aleya, sini sayang, pak wisnu minjem anakku ya" ucap guru atau wali kelasnya, bu teti namanya

"iya bu, silahkan aleya samperin bu tetinya" ucap pak wisnu

"iya ada apa bu?" tanya aleya heran

bagaimana gak heran kalau dirinya dituntun untuk duduk di kursi yang berada di depan kelas

"aleya harus ikhlas ya... rumahmu serta ibumu terbakar karena api dari tetangga yang menyamber kerumahmu dan ayahmu... kecelakaan saat ingin menuju rumah saay dengar kabar ibumu itu" ucap bu teti sembari mengelus elus tangan aleya lembut lalu membawanya kedalam pelukan saat melihat tangisan aleya yang semakin sesak

"hiks, saya gapunya siapa siapa lagi ya bu??" tanya aleya di dalam pelukan sang guru

"ada guru guru dan teman teman yang sayang kepadamu aleya"

brak!

pintu tertutup dengan sangat keras membuat kedua orang itu menengok, ternyata azil, ya azil tadi menguping lewat jendela yang kebetulan azil duduk di pojok jendela depan itu

azil sakit mendengarnya, bagaimana dengan leya? dia pasti sangat sangat sakit

"j-ijann hiks" aleya menatap azil dan membuat azil tak tahan ingin memeluknya, bu tati yang melihat itu pun sedikit menghindar

azil memeluknya dan berkata "ada gua le, gua disamping lu selalu le, lu boleh sedih tapi jangan  terlalu larut dalam kesedihannya ya, gua ikut sedih kalo lu kaya gitu le" ucap azil semvari mengelus elus punggung aleya yang masih bergetar

"g-gua gak punya keluarga lagi jan..." ucap aleya dengan suara yang mengedap karena tertekan pelukan yang sangat erat di dada azil

"keluarga gua, keluarga lu juga le" ucap azil

"puasin aja nangis lu di dada gua aleya yunara, " ucap azil lagi dengan lembut, sangat lembut

RUMAH YANG PERGI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang