Terjebak dalam hubungan yang toxic tidak pernah terbayangkan oleh Cemara. Terlebih, hubungan itu sudah melangkah jauh ke pernikahan. Sepuluh bulan ia bertahan dengan orang yang masih terikat dengan masa lalunya.Ya, suaminya tidak melakukan kekerasan fisik, melainkan melaksanakan kekerasan psikis. Bukan kah hal itu juga masuk ranah hubungan toxic? Suaminya masih sering mengunjungi mantannya, masih melakukan hubungan badan dengan mantannya. Meskipun dia berdalih melakukan hal itu tidak didasari rasa cinta, melainkan karena kasihan.
"Ra, dengerin Mas. Mas lakuin itu sama dia, enggak di dasari rasa cinta sama sekali. Mas cuman kasihan sama dia. Kamu tahu sendiri 'kan segila apa dia pas tahu Mas nikah sama kamu?" jelas suami Cemara dengan terus mencium pucuk kepala istrinya dan tangan terus mengusap punggung kecil Cemara.
"Mas cuman cinta sama kamu, tidak ada wanita lain selain kamu. Tolong percaya sama Mas," lanjut suaminya dengan suara lirih.
Perlahan Cemara melepaskan pelukannya dan menghapus kasar air matanya. "Aku udah berusaha percaya sama kamu, tapi semakin aku mencoba percaya sama kamu, semakin tajam pisau yang kamu tancapkan, Mas." Cemara berjalan ke arah balkon kamarnya. Menatap cantiknya kota kelahiran suaminya.
"Kalau kamu memang cinta sama aku, harusnya kamu berusaha buat lepas dari wanita itu. Bukannya malah mempertahankannya dan terus menerus berdalih kasihan. Kamu gak kasihan sama aku? Istri sah kamu? Meskipun kamu bilang kamu cinta sama aku, tapi tetap saja kamu selalu prioritasin dia!" ujar Cemara dengan intonasi bicara yang naik dua oktaf.
"Pulang kerja kamu ke apartemen dia, makan masakan dia, ngabisin weekend sama dia. Mas ... Aku tuh selalu berusaha buat jadi istri terbaik, aku belajar masak buat kamu, tapi gak pernah sekalipun kamu makan masakan aku. Aku selalu luangin waktu buat kamu, tapi kamu gak pernah luangin waktu buat aku! Aku selalu berusaha untuk jadi yang terbaik, tapi kamu kayak gini terus." Cemara mengatur nafasnya, tangannya terkepal erat.
"Kalau kamu gak mau berubah, lebih baik kita cerai. Toh belum ada an--, mphhh," ucapan Cemara terhenti karena ciuman mendadak dari suaminya.
"Jangan mengatakan kata menjijikkan itu lagi. Itu tidak akan pernah terjadi di pernikahan kita," bisik Adryan. Tangannya menangkup wajah cantik istrinya dan ibu jarinya mengusap ujung bibir istrinya. Bibir yang selalu menjadi candu untuknya.
___________
Cerita ini per-part nya gak akan terlalu panjang. Tapi, aku bakal usahain buat up cepet. Gak papa 'kan? Soalnya kalau langsung banyak aku tuh gak bisa, idenya suka stuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle, Tears and Happiness
Short StoryCerita pendek tentang bagaimana rumitnya saat menjalin hubungan dengan orang yang masih terikat dengan masa lalunya.