Chapter 1. Awal

30 9 1
                                    

Namanya Arsella, hidupnya sederhana. Masuk ke sekolah SMA Sekar merupakan impian banyak orang, tapi Arsella bersyukur bisa masuk kesini dengan jalur beasiswa yang mudah. Padahal dia tidak pernah berpikir untuk masuk kesini, mengingat dia tidak punya kebutuhan finansial yang cukup. Ibunya hanya menjadi asisten rumah tangga, dia harus menggunakan uangnya sehemat mungkin.

"Semoga berjalan dengan baik."

Sella bergumam seraya melangkahkan kakinya untuk memasuki sekolah barunya. MOS telah berakhir, dan ini adalah hari pertama memulai kelas dengan pelajaran baru. Dia memang sudah punya teman. Mungkin sudah ada di dalam karena jalur rumah keduanya berbeda.

••••••

"Sella!"

Seorang perempuan dengan rambut hitam sepunggung melambaikan tangannya, menyuruh Sella untuk menghampirinya yang sedang berada di depan mading sekolah.

Sella berjalan cepat menghampirinya, ikut menengok apa yang dilihat oleh temannya. "Kita gak sekelas, cuma kelas kita aja yang sebelahan. Lo, Kayla, dan Elata sekelas, cuma gue yang enggak." Tunjuknya menemukan nama miliknya dan milik Sella.

Sella mengerjap, ternyata ditahun ini dia tidak sekelas dengan Shelin, malahan hanya Shelin yang berbeda kelasnya diantara dia, Kayla dan Elata. Padahal ditahun-tahun sebelumnya mereka selalu sekelas. Tapi tak lama setelah itu Sella tersenyum. "Gak pa pa, kita masih bisa ketemu."

Shelin mengangguk mengiyakan sembari mengajak Sella untuk memasuki kelas baru keduanya untuk memulai pelajaran pertama. Kayla dan Elata akan menyusul katanya.

Bugh!

Sella meringis ketika bahunya menabrak bahu laki-laki. Sedikit ngilu karena tabrakannya memang keras.

"Jalan pakek mata!" Sentak laki-laki itu, dia menatap Sella dengan alis mengkerut tak suka dan pergi meninggalkan dua orang perempuan yang melongo melihat kelakuannya.

Sella mendengus, mengikuti punggung tegap laki-laki itu dengan tatapan tajam seakan-akan bisa membolonginya. "Siapa yang salah siapa coba?"

"Gue kenal! Gue kenal dia Sella!" Shelin menunjuk-nunjuk siluet tubuh laki-laki itu yang menghilang dibalik belokan.

"Ya terus? Apa hubungannya sama gue?" Bingung Sella.

"Lo gak kenal sama dia?" Shelin kembali bertanya dan dibalas gelengan oleh Sella.

"Serius? Masa sih lo gak tau?"

"Nggak tau. Emang kenapa sih harus tau banget?"

Shelin mengangguk antusias. "Harus dong! Namanya Mavendra Pranata Diskara, anak tajir, ganteng lagi, ikut klub karate sama basket, terus di-"

Sella mebekap mulut Shelin yang terus berkicau, menghentikan pembicaraannya yang semakin kedepan semakin heboh hingga diperhatikan oleh orang-orang.

"Gue gak nanya," desis Sella.

Shelin merenggut." Makanya Gue kasih tau kalau Kak Maven it-"

"Gak peduli, bodo amat," tukas Sella cepat mendengar lanjutan ucapan Shelin.

"Gue doain lo yang bakal paling peduli sama Kak Maven," ancam Shelin.

"Gak mungkin terjadi," sanggah Sella.

"Gue pegang ucapan lo ya."

••••••

Sella tersenyum berterima kasih, mengambil jus alpukat pesanannya sembari beranjak pergi menuju meja teman-temannya. Langkahnya menjadi semakin cepat ketika Kayla melambaikan tangan untuk menyuruhnya cepat datang.

ARSELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang