Roses

26 8 10
                                    

Jeandery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeandery

Gyundra Vicenzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gyundra Vicenzo


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ★

Lari-lari dan lari! Para pembunuh itu mengejarku. Aku bersembunyi di balik gedung tinggi. Keringat dingin mengucur dari dahiku, aku ketakutan. Aku menutup mulutku rapat-rapat sambil merapal doa di hatiku. Telinga mereka seperti kucing dan mata mereka seperti elang. Aku bersusah payah untuk berlari dan bersembunyi.

Salah satu dari mereka mendekatiku, jantungku berdetak kencang. Pembunuh itu menemukanku, dia menggenggam tanganku sambil berkata "Ayo ikut denganku, kau akan aman denganku. percayalah kepadaku" Aku tidak mempercayainya, pembunuh tetaplah pembunuh. Itu pesan ibuku sebelum dia tertembak salah satu pistol mereka.

Aku memberontak tidak ingin ikut pembunuh itu, namun semakin aku memberontak genggaman tangannya semakin kencang. Aku meringis kesakitan, pergelangan tanganku memar karena gesekan kukunya. Aku pun pasrah dengan nasibku, aku akan mati hari ini.

"Bagus Jean, tuan pasti akan menyukainya. Gadis itu adalah misi kita, segera bawa dia ke base" Ucap salah satu pria bersurai blonde.

Aku dibawa ke basecamp mereka, tidak bisa disebut base karena lebih mirip istana lama. Aku memasuki istana itu dengan perasaan takut. 'Aku akan mati disini, hari ini' pikirku. Aku dibawa ke ruangan khusus tamu dan disuruh untuk menunggu sampai tuan yang mereka maksud itu pulang.

Ruangan itu bercat merah marun dengan wallpaper mawar merah di sisi lainnya. Terdapat boneka beruang besar di sudut ruangan. Tuan mereka mungkin sangat menyukai mawar merah dan boneka beruang coklat.

Aku menunggu dan menunggu sambil berpikir, bagaimana cara dia menghabisiku nanti? Apakah aku akan ditembak pistol, atau disayat pisau? Banyak pilihan bagi tuan itu nantinya.

"Tuhan, jika ini yang terbaik, aku akan menerimanya dengan lapang dada" Ucapku seorang diri.

Tiba-tiba jendela terbuka, dengan cepat Jean masuk kedalam ruangan lalu menarik tangan kiriku. Aku menatap wajahnya dengan air mata yang menggenang. Lalu menggelengkan kepalaku isyarat aku akan pasrah dengan apa yang terjadi. Tapi Jean bersih keras untuk membebaskanku, dia berkata jika ada 1 cara yang bisa dilakukan untuk kabur. Namun Jean melanjutkan jika hanya ada 0,2% kemungkinan akan lolos. Aku tersenyum kecut karena penuturannya. 0,2% ?

villainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang