Tetangga Meresahkan

3.8K 562 190
                                    

"Selamat pagi tetangga baru."

Ashel yang sedang menyiapkan sarapan untuk Adel jadi menoleh, mendapati Viny yang masuk begitu saja. Ashel melirik sekilas ke arah pintu lalu tersenyum, "Masuk aja kak gak dikunci kok," sarkasnya. Bukan kesal, Ashel hanya terkejut karena Viny datang tiba-tiba tanpa permisi.

"Iya emang gak dikunci, makanya aku masuk." Viny memperhatikan makanan yang Ashel sajikan sangat banyak, padahal mereka hanya tinggal berdua. Ini lebih terlihat seperti sajian parasmanan di restoran hotel. Viny menatap Ashel, jika diperhatikan meski punya watak keras, Ashel sedikit bodoh. Viny berdehem, "Kamu tau gak sih makan berlebihan di pagi hari itu kurang baik?"

"Hah emang iya, kak?" Ashel menyalipkan anak rambut yang menghalangi pandangannya ke belakang telinga.

"Iya, gini." Viny menunjuk piring ayam goreng dan ayam kecap. "Kita manusia gak boleh makan dua ayam yang dimasak dengan cara berbeda dalam satu waktu, terus ini juga kenapa ada roti bakar kalo ada kue bolu? Harus pilih satu tau. Kebanyakan makan, kebanyakan lemak, kebanyakan kalori nanti yang ada Adel sakit loh. Aku tebak pasti ini pertama kalinya kamu masak buat Adel, iya kan?"

"I-iya sih kak, aduh gimana ya aku gak tau, Mami Adel siapin ini biasanya." Ashel sedikit panik karena ia takut apa yang Viny katakan benar, bagaimana jika Adel sakit? Setiap Adel sakit, Adel selalu menangis 24 jam, Ashel tidak siap.

"Itu pasti karna di rumah mami kamu banyak orang." Viny menggeleng-gelengkan kepala dengan tatapan yang dibuat simpati. "Aku mau bantu kamu, gimana kalo bolu sama salah satu ayamnya aku amankan ke rumah aku?"

"Serius gapapa kak?" Alih-alih sadar bahwa sedang dibodohi, Ashel malah merasa tidak enak. Setelah melihat Viny mengangguk, Ashel tersenyum, segera memberikan piring berisi tumpukan ayam goreng dan bolunya. "Ini kak, oh ya aku mau belanja bulanan sama Adel, aku boleh ajak main Christy gak?"

"Ajak Christy? Aduh gimana ya." Viny menyimpan sebentar dua piring di tangannya. "Christy tuh aneh kaya bundanya."

"Aneh kenapa kak?" Ashel mengerutkan dahinya bingung. Padahal jika diperhatikan dari semua anak-anak semalam, Christy sepertinya yang paling mudah diatur.

"Boleh sih tapi Christy tuh kalo ke supermarket gitu pasti sukanya dibawain minyak lima liter, beras dua puluh kilo, gula sekilo, molto, sabun untuk cuci baju, sunlight, daging sapi dua kilo, daging ayam tiga kilo, telor dua kilo, bawang putih dan merah sekilo, terus coklat. Aku juga gak tau kenapa dia sespesial itu." Viny berdecak sambil menumpukan kedua tangan di meja dengan wajah serius.

"Ya udah gapapa nanti aku yang beliin dan anter ke rumah kakak, nomor 5 kan?" Ashel sama sekali tidak keberatan. Ini satu-satunya kelebihan Ashel, tidak pelit.

"Ok nanti Christy aku anterin ke sini ya, makasih Ashel." Viny membawa dua piring itu dan pergi begitu saja. Viny tersenyum senang karena sekarang ada dapur lain yang bisa ia kunjungi selain dapur Beby.

"Widih panen nih." Kinal menghentikan motornya sebentar tepat di depan Viny. "Jauh jauh main ke sini, ayo naik gue anter balik." Setelah Viny naik ke motornya, Kinal segera melajukannya. Kinal sebenarnya berniat berangkat kerja, tetapi tentu ia akan mengantarkan sahabatnya karena jarak rumah mereka cukup jauh meski hanya beda dua nomor, ini dipengaruhi karena rumah mereka besar.

Ashel menggaruk tengkuknya yang tak gatal, jadi apa alasan kunjungan Viny barusan? Kenapa Viny pergi dengan cepat? Di sela-sela usahanya berpikir, Adel yang baru saja selesai mandi berjalan menuruni anak tangga.

"By, bukannya semalam kamu pesen ayam goreng ya?" Adel sadar ada sesuatu yang hilang di meja makan. "Bolu juga, ke mana?" Adel menarik kursi sebelum duduk di sana.

AFFANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang