Casanova

121 13 0
                                    

"Kim Mingyu itu bagaimana?" Ketukan jari di meja menjadi pusat kebisingan di ruangan tersebut, manik dibalik kacamata melirik fokus pada buku di bawah.

Sekali, dua kali bahkan sampai ketiga kalinya nama itu disebut.

"Kim Mingyu itu bagaimana?" Lagi, kalimat itu terus dilontarkan padanya.

"Bisa diam tidak?"

Sontak Soonyoung terdiam, pemuda itu terus menerus mengganggu konsentrasi Wonwoo yang sedang membaca buku.

"Kau bilang bisa membaca sifat orang lain hanya dengan melihatnya"

"Memang." Soonyoung memicing kesal, suasana hati sahabatnya ini tampaknya sedang tidak baik.

"Jadi kenapa tidak di jawab"

"Apa kau punya pertanyaan yang lebih penting? Besok kita ada ulangan harian" Dengan baik hati Wonwoo mengingatkan, namun nampaknya Soonyoung benar-benar tidak peduli dengan perkataan itu.

Kim Mingyu, si adik kelas yang memiliki ketenaran akhir-akhir ini. Seorang model muda dan casanova, tak heran ia mendapatkan julukan itu. Paras tampan dan tubuh tinggi tegap adalah idaman bagi para wanita. Dikatakan sebagai orang yang hampir sempurna, namun ada hal yang membuat Soonyoung merasa janggal. Soonyoung cuma penasaran, dari desas-desus yang ia dengar Kim Mingyu itu menyukai seorang pria. Soonyoung tidak masalah jika Mingyu itu homo atau bukan, yang jadi masalahnya adalah Mingyu menyukai sahabatnya. Ya, Mingyu suka Wonwoo.

Tau dari mana? Sudah jelas dari sumber informasi mereka, Boo Seungkwan namanya.

"Wonwoo"

"Hm" Malas. Wonwoo benar-benar malas menanggapi Soonyoung hari ini.

"Kalau mau mengganggu mending cari orang lain, aku sibuk."

"Cari Jihoon sana" Bibir yang tadinya mengerut kesal langsung berubah menjadi senyum sumringah kala nama Jihoon disebut.

'Maaf Jihoon, kali ini aku harus menumbalkan namamu demi menjauh dari pertanyaan Soonyoung.' begitulah isi hati Wonwoo saat ini.

Tak lama setelah dititah, Soonyoung pergi tanpa berpamitan. Dasar.

Wonwoo menghela napas lega, ia bangkit dari kursi lalu membawa buku yang sudah dipinjam dari perpustakaan. Agenda hari ini adalah menghabiskan waktu untuk seluruh buku yang sudah ia pinjam, membaca bukanlah hobinya, sejujurnya Wonwoo juga tidak mengerti kenapa dia sangat menikmati kehidupan tenangnya.

Baru saja keluar dari pintu perpustakaan, seorang pemuda yang ia kenal berdiri seperti menunggu seseorang.

"Jeon Wonwoo" Panggil Mingyu. Mata rubah Wonwoo menatap dingin, ia menghela napas berat sebelum menghampiri. Suara bariton itu seolah menitah Wonwoo untuk tidak mengabaikan Mingyu.

"Apa?" Wonwoo melanjutkan perjalanan menuju ke pintu gerbang sekolah. Seharusnya dia sudah pulang dari tadi.

"Kau marah?"

"Tidak"

"Kenapa terus menjauhiku?" Wonwoo menghela napas jenuh.

"Sudahlah Mingyu"

"Kau menjauhiku karena rumor aku menyukaimu?" Wonwoo hanya menaikan sebelas alisnya sebagai jawaban. Narsis sekali pria jangkung di depannya ini.

"Wonwoo" Lagi-lagi Wonwoo tak menggubrisnya.

"Apa kau membenciku?"

"Tidak"

"Kenapa begini?"

"Aku tidak punya alasan untuk dekat dan marah padamu" Balas Wonwoo.

"Jeon Wonwoo"

"Dimana sopan santunmu, aku itu kakak kelasmu" Tegur Wonwoo mulai kesal.

Wajah yang selalu dipuja-puji itu berubah sendu, bibirnya cemberut, ia menatap Wonwoo seperti anak anjing kecil yang ditolak manjikannya.

Sialan. Inilah yang tidak orang ketahui dari Kim Mingyu. Dia hanya bocah bongsor yang terus menempeli Wonwoo setiap hari.

"Jangan begitu, malu dilihat orang"

"Kau mengabaikanku"

"Bukankah kita sudah berjanji pura-pura tidak kenal saat di sekolah?" Janji yang hanya mereka berdua ketahui.

Mingyu itu bodoh, berkali-kali Wonwoo mengingatkan tapi tidak juga digubris.

"Hyung, jangan mendiamiku" Masa bodoh. Wonwoo benar-benar tidak mau membalas perkataan Mingyu lagi.

"Hyung"

"Wonwoo Hyung, aku sedih jika kau mengabaikanku terus"

"Jangan berlebihan Gyu"

"Hyung"

"Kim Mingyu, kita itu tetangga. Kau bisa datang ke rumahku setelah pulang sekolah"

Inilah yang Wonwoo tutupi dari orang-orang. Sifat kekanak-kanakan Mingyu dan rumah mereka yang bersebelahan. Pertanyaan Soonyoung tentang Mingyu membuatnya muak. Tentu Wonwoo tau kalau pria berbadan besar ini menyukainya. Mereka sudah berteman dari kecil. Tingkah gila dan keanehan Mingyu sudah Wonwoo hafal dari kecil.

Tentang berita Mingyu itu homo Wonwoo juga sudah mengetahuinya. Mana mungkin dia tidak peka kalau tiang listrik ini menyukainya dari dulu.

"Aku traktir makan malam" Seru Mingyu dengan nada semangat.

"Malas"

"Nanti sakit lagi" Wonwoo menghentikan langkahnya.

"Mingyu, kubilang untuk menepati janji"

"Kau benar-benar marah karena rumor itu ya?" Tanya Mingyu menuntut.

"Tidak."

"Kenapa? Tapi kau terlihat tidak senang" Wonwoo memutar bola matanya malas, dongkol dengan sikap Mingyu yang terus menghujaninya dengan pertanyaan bodoh.

"Karena kita memang pacaran bodoh."

"Itu bukan rumor lagi!" Sambung Wonwoo kesal. Inilah yang mereka rahasiakan dari dulu. Ya, Wonwoo itu terlalu malu untuk mengakui, padahal di dalam hatinya dia juga senang Mingyu mulai menyebut namanya saat para gadis mulai mendekati sang kekasih.

Mingyu tersenyum geli, kakak kelas sekaligus tetangganya ini benar-benar pemalu.

Cup.

Mereka berhenti tepat di depan gerbang sekolah, satu langkah keluar sudah membuat perjanjian mereka sirna. Mencium pipi Wonwoo tentu saja bukan masalah sekarang.

"Mingyu!"

"Ahahaha" Bukannya takut Mingyu malah semakin memeluk Wonwoo gemas, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Wonwoo.

"Aku traktir sebagai permintaan maaf"

"Tidak mau"

"Ramyun buatanku?" Wonwoo mendelik, kalau yang satu itu boleh juga.

"Mau." Mingyu tersenyum, mana mungkin yang satu itu ditolak mentah-mentah.

Keesokan harinya rumor kembali bertambah. Tidak, kali ini adalah fakta. Nasib sial berpihak pada Wonwoo sekarang, Kwon Soonyoung si sahabat karib melihat kemesraan Mingyu dan Wonwoo sepulang sekolah. Untuk kali ini Wonwoo benar-benar tidak bisa mengelak, perjanjian mereka batal dan Wonwoo benar-benar ketahuan pacaran.

*
**
***
01/04/2023

Minwon Short Collection | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang