Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mark Lee
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Haechan Lee
Selamat membaca
Masih dalam balutan piyama bermotif semangka, Mark keluar dari kamar tidurnya dan tengah mencari keberadaan sang kekasih. Pasalnya, saat bangun tidur tadi laki-laki itu tak mendapati sang kekasih berada di sampingnya.
"Bang, liat Haechan gak?" tanyanya pada Taeyong. Kebetulan si manusia anime itu lewat dari arah dapur.
"Loh, emang lo gak tau?" Taeyong malah balik bertanya.
Mark jelas menyerngitkan dahinya. "Emang apa?"
"Dia pergi ke Jepang sama keluarganya."
"What?"
"Dah sana lo telpon aja anaknya, gue mau balik ke kamar."
Taeyong berlalu, sedangkan Mark geming di tempatnya. Haechan pergi ke Jepang tapi tidak memberitahunya? Dan kapan anak itu berangkat? Sedangkan semalam ia dan Haechan masih asik bergulung di dalam selimut di kamar milik Mark.
Akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya. Ia mencari ponsel lantas menelpon Haechan yang berada jauh dari jangkauannya. Dalam dering ke tiga suara lembut sang kekasih mendominasi indra pendengaran Mark. Sejenak laki-laki itu tersenyum, tapi tak lama kemudian air mukanya berubah sendu.
"Kok gak bilang-bilang kalo kamu mau pergi ke Jepang?" nada suara Mark terdengar menggelikan. Itu membuat Haechan terkiki geli. "Ishh kok malah ketawa sih, babe?"
"Kata siapa gak bilang-bilang? Semalem aku bilang loh kalo pagi ini aku berangkat ke Jepang sama keluarga aku. Tapi kayaknya kamu lupa, soalnya kamu malah fokus ngedusel-dusel kaya kucing minta kawin."
Mark berpikir sejenak, mencoba mengingat apa yang di katakan oleh Haechan. Sekelibat bayangan adegan semalam muncul, membuat gairahnya kembali tersulut. Suara-suara merdu yang keluar dari mulut sang kekasih kian mengisi kepalanya. Sialan.
