*chanyeol's POV*
Ahhh... aku harus berangkat sekolah. malas sekali rasanya. aku lebih ingin membenamkan tubuhku didalam selimut lebih lama dan melempar alarm ku keluar jendela.
ini hari senin. tentu saja ini hari yang paling kubenci. kemarin adalah hari libur, tapi hari ini? ah, aku harus kembali berkutat dengan rumus-rumus fisika dan angka-angka rumit matematika. betapa menyebalkannya.
aku bersiap-siap dan berangkat kesekolah menggunakan bus. maklum, jarak rumah ke sekolahku cukup jauh. kaki ku bisa patah nanti kalau aku berjalan kaki.
"Baek!" aku menyapa temanku yang juga sedang menunggu bus di halte. yah... sebenarnya aku menyukai lelaki kecil ini lebih dari teman sih. tapi biarkan lah, sekarang kami menjadi teman dulu.
"oh, Chanyeol ah! selamat pagi!" dia menyapa ku balik. menampilkan senyum khasnya yang bisa membuat jantungku berdegup kencang. tapi karena sudah terbiasa, aku bisa menutupinya dari Baek dengan mudah.
"pagi juga. bagaimana tidurmu? apakah kau memimpikanku?" aku bercanda sedikit untuk menghangatkan obrolan pagi yang monoton ini. mata baekhyun membulat dan dia menatapku dengan aneh.
"aku tidak memimpikanmu, yoda. dan jangan berharap!"
aku hanya tertawa. kami mengobrol hingga bus yang kami tunggu datang. di dalam bus, aku dan Baek pun duduk bersebelahan.
"Chanyeol ah, kau hangat." Baekhyun tiba-tiba berkata.
"kau saja yang dingin." aku tersenyum tipis. aku hanya mendengar gumaman pelan dari Baek sebagai balasannya. dia menyenderkan kepalanya di bahuku. di kupingnya terdapat earphone yang memutarkan lagu-lagu kesukaannya.
"apa yang kau dengarkan, Baek? apakah sesuatu yang bagus?" Baekhyun pun melepas salah satu earphone nya dan memasangkannya di telingaku. aku meresapi musik yang mengalun dari earphone baekhyun. permainan piano, pikirku.
aku dan Baekhyun turun di halte dekat sekolah kami. lelaki kecil itu langsung berlari kedalam sekolah, aku tak tahu mengapa.
*baekhyun's pov*
sial, kenapa harus sekarang?!
tanganku sibuk menampung darah mimisan yang keluar dengan deras dari lubang hidungku. aku berlari secepat kilat menuju toilet dan membasuh hidungku, menunduk sedikit dan membiarkan seluruh darahnya keluar. aku menyadari bahwa darah yang hari ini keluar cukup banyak, mungkin itu sebabnya aku merasa agak pusing. tiba-tiba saja, pikiranku melayang menuju Chanyeol. apa dia marah ya aku langsung berlari seperti itu? ah aku tidak tau.
pintu toilet tiba-tiba saja terbuka. sontak, aku langsung menengok ke arah pintu dan aku melihat sesosok lelaki jangkung memasuki toilet.
"Baek?" lelaki itu - Chanyeol - menyapaku. entah itu sapaan atau sekedar kata kata kosong. tatapannya berubah menjadi horor dan saat aku ikuti arah pandangannya, matanya sedang menatap wastafel yang sedang aku gunakan. dan ada darah yang menggenang di dalamnya. sial aku belum membilasnya.
"Chanyeol ah... aku-" tetapi Chanyeol memotong ucapanku. ekspresinya berubah menjadi panik.
"kau tak apa apa, Baek? kau sakit? kau mimisan?! tapi bagaimana... kau kecapekan? semalam kau tidur jam berapa sih Baek?! sudah kubilang..." dan Chanyeol menceramahiku panjang lebar dan melontarkan beribu pertanyaan dengan nada panik bercampur khawatir.
"aku tak apa, Yeol. aku hanya terlalu banyak makan coklat semalam. ya... coklat." aku berbohong. tapi benar kan, kalau terlalu banyak memakan coklat, dapat menyebabkan mimisan?
"aku tau kau bohong, Byun Baekhyun. kau tidak sebodoh itu untuk menghabiskan satu kilo coklat sendirian. walaupun kau sedang depresi." Chanyeol menyilangkan tangannya di dadanya. matanya menatapku dengan tatapan menyelidik. seakan menungguku untuk memberi tahukan alasan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
사랑해... (I love you) [ChanBaek]
Fanfiction"kau tau baek? saat melihatmu seperti ini rasanya aku ingin sekali menggantikan posisi mu dan menanggung semuanya." - Chanyeol "maaf aku tidak bisa jujur padamu, Chanyeol ah. ini untuk kebaikanmu." - Baekhyun