~
Bertemu dengan mu menjadi suatu kemustahilan yang menjadi mungkin. Ada didekat mu hal semu yang menjadi nyata. Sepertinya ada keberuntungan yang datang di hidup ku yang konstan ini, aku harap kamu tau itu.
syakila terbangun usai deringan alaram yang keluar dari benda lempeng yang di sebut hp itu. syakila cek ternyata pukul 7:30 pagi, tanpa basa basi syakila bangun dan bergegas mandi dan bersiap kalau tidak ia akan telat pergi ke kampus.
Menjadi mahasiswa adalah mimpi setiap anak remaja, memakai baju bebas saat belajar itu menjadi hal yang seru dan juga jam istirahat yang tidak di tentukan adalah hal yang di tunggu-tunggu.
Tapi kesenangan itu hanya akan ada di semester satu, tidak dengan syakila yang sudah menginjak semester 5. Jika pepatah bilang hidup itu ada manis dan pahit itu benar adanya! Lebih tepatnya manis nya hanya di awal selebih nya pahit.
setelah bersiap dengan baju yang seadanya tetapi rapih, dengan makeup dan tas yang sudah siap syakila menuruni anak tangga rumahnya untuk sarapan. Wangi nasi goreng buatan ibu nya sudah menguap ke segala penjuru rumah mungkin pikir syakila bau sedap ini bisa tercium satu komplek, apa syakila minta ibunya buat kedai nasi goreng saja ya? Lumayan siapa tau uang jajan nya bertambah.
"Pagi bu!" ucap syakila mengejutkan ibunya yang sedang berkutik dengan nasi goreng nya.
"YA TUHAN! CA! ngagetin ibu aja deh kerjaan nya" omel sang ibu.
"Hehehe maaf ya ibu Giana Baskara" ucap syakila yang sedang meneguk susu di meja makan.
Ibu nya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah anak perempuan semata wayangnya itu. Caca, caca adalah panggilan syakila di rumah, lebih tepatnya hanya di ketahui oleh keluarga terdekatnya dan beberapa temannya sedari kecil. Setelah selesai ibu meletakan nasi goreng ala keluarga baskara di tengah meja makan.
"Wahhhh ini yang aku tunggu-tunggu" ucap syakila tidak sabar.
"Eh tunggu ayah dulu ca!" balas ibu melihat anaknya ingin mencentong nasi goreng buatannya duluan.
"Yahhh bu.. lama atuh nunggu si ayah, caca yakin ayah tuh lagi sibuk cari kaca matanya" celetuk syakila.
Dan magic nya omongan syakila benar-benar terjadi 1 menit setelah nya. Bahkan ibu sampai mengacungkan cempol atas feeling anaknya.
"Bu mana ya kacamata ayah? perasaan tadi di meja samping tempat tidur kok ilang si bu.." ocehan ayah di pagi hari.
"Ayah mah kebiasaan deh lupa mulu sama kaca mata" tiba-tiba celetukan muncul dari arah tangga, ternyata itu raka.
Raka Aditiya Baskara, putra pertama dari keluarga baskara. Umur 22 tahun, berkerja di salah satu perusahaan milik ayahnya, sudah memiliki kekasih dan sudah jalan selama 2 tahun.
"Udah yah nanti minta bi sum cariin kacamatanya, sekarang ayah sarapan dulu nanti terlambat ke kantor" lanjut ibu.
Dan ayah setuju dengan apa yang ibu tawarkan barusan. Sudah jam 8 juga, dari pada terlambat karna sifat pelupanya lebih baik menurut apa kata istrinya. Lalu ayah duduk di meja makan di susul juga dengan Raka yang duduk di samping adik nya. Semua keluarga baskara menikmati nasi goreng terlezat se dunia buatan ibu Giana Baskara.
"Ca, hari ini abang anter ya ke kampus nggak boleh nolak titik" keputusan Raka yang sepihak membuat yang di tawarkan hanya bisa tersenyum nanar.
"Abang tuh nawarin atau maksa deh? Iya caca nebeng abang, lagian halte busway nya di renovasi jadi aku ga bisa naik busway" balas syakila.
Raka mengangguk akan hal itu. Sarapan pagi pun berakhir tepat jam 8:25 pagi, semua bergegas bergi ke tempat tujuan masing-masing. Ayah ke kantor, Raka juga ke kantornya tapi ia punya tugas mengatar syakila ke kampus nya terlebih dahulu, dan ibu tentu saja ke toko boutique milik ibu Giana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARUSNYA
Short Storykatanya jika kita mencintai seseorang segera katakanlah, buat dia tau bahwa kamu itu ada bukan hanya bayangan semu. Tapi nyatanya mengungkapkannya tidak semudah membalikan telapak tangan. Hanya sebuah cerita tentang rasa yang tidak akan pernah tersa...