Setelah puas menonton latihan drama Jaehyun, Jibeom dan Donghyun memutuskan untuk pergi ke mall untuk sekedar berjalan - jalan.
"Hm... Aku sedih Jaehyun tidak bisa ikut bersama kita.", keluh Jibeom.
Donghyun mengangguk sekilas, "Sering terjadi seperti itu, mereka perlu menggelar drama terbaik tahun ini."
"Ahh.. Begitu, apa ini event tahunan?"
"Mm-hm, drama ini biasanya sebagai penanda musim gugur yang memuncak."
"Kurasa Jaehyun tidak pernah membicarakan ini...", gumamnya.
"Hei, lihat, ada arcade. Tidakkah kau ingin kesana?", Donghyun mengalihkan perhatian Jibeom.
"Oh! Benar!", serunya, "Ayo kesana."
Jibeom menarik tangan Donghyun dengan semangat.
"Ah, aku tidak punya kartu.", katanya, "Apa kau--"
Donghyun dengan sigap mengeluarkan miliknya.
"Harus kuakui kau sangat cepat tanggap dalam hal ini.", puji Jibeom.
Mereka tertawa bersama.
"Baiklah, sebagai ucapan terimakasih aku akan memenuhi poin dalam kartumu."
Donghyun tidak menjawab dan hanya mengangguk.
Tentu saja ia tahu seberapa besar kesenangan Jibeom terkait arcade.
"Ayo mulai!", seru Jibeom senang.
Satu persatu mesin dimainkan oleh Jibeom, dari yang paling sulit sampai permainan anak - anak.
Donghyun bisa melihat wajah Jibeom yang berseri dan menikmati harinya.
Ia merasa senang dapat memandangi Jibeom yang seperti ini.
Setidaknya untuk saat ini.
"Hei, Donghyun~ah.. Apa menurutmu Jaehyun akan menyukai boneka itu?", Jibeom menunjuk sebuah boneka berbentuk roti di dalam mesin pencapit.
"Kurasa begitu. Bentuknya seperti Jaehyun.", jawabnya.
Jibeom mengangguk dan mulai memainkan permainan itu.
Satu kali
Dua kali
Dan yang ketiga kalinya ia tetap gagal.
Donghyun hanya bisa tertawa, "Bukan begitu memainkannya."
"Lihat ini.", ia meraih controller mesin itu, "Pertama gerakan perlahan, pastikan capitnya tidak banyak bergerak. Periksa dari samping untuk memastikan sasaranmu. Dan tekan."
"Aku juga melakukan itu tapi--"
Belum sempat Jibeom selesai berbicara, Donghyun sudah tersenyum sombong menampilkan boneka yang ia dapatkan.
"Kau hanya beruntung.", ia tidak terima.
"Terserah padamu. Tapi ini untukmu, siapa tahu kau merindukan boneka korea sama seperti merindukan masakan korea."
"Aish kau ini. Tapi terimakasih.", Jibeom memandang boneka harimau itu.
Ia tersenyum sambil sesekali mengelus boneka itu.
"Terimakasih, Donghyun~ah. Ngomong-ngomong soal masakan korea, apa kau bisa membuatkan masakan korea untukku?"
Donghyun menaikkan sebelah alisnya.
"Hahaha aku bercanda. Sudah, ayo kita pulang.", ucap Jibeom.
.
.
."Donghyun~ah, sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
An Honest Love
FanfictionCinta seharusnya didasarkan atas kejujuran. Namun bagaimana jika terdapat kisah cinta antara persahabatan tiga orang? Apakah mereka akan memilih cinta? Atau persahabatan mereka? Donghyun, Jibeom, dan Jaehyun adalah tiga sahabat baik sejak kecil, nam...