Menjelang Magrib

0 0 0
                                    

Jalanan mulai diramaikan dengan agenda ngabuburit,
Udara kota bercampur dengan bahan bakar yang tidak irit,
Isi kantong yang tidak sedikit,
Senang hati disebar agar tak terlihat pelit.

Sepasang pemuda bercengkrama,
Ditengah keramaian tertawa-ria,
Tak pedulikan sekelilingnya,
Tak sadar sedang puasa.

Memang sudah menjadi tradisi yang biasa,
Sangat lazim sore hari di depan mata,
Setiap insan bertebaran menghabiskan waktu,
Hanya untuk menunggu.

Hal yang selalu ditunggu adalah berbuka,
Tak pedulikan waktu solat ataupun tidak,
Yang penting terlepas sudah dahaga,
Yang penting bercengkrama dengannya.

Antara Magrib & Imsak (Perspektif Si Suci dan Si Kotor)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang