Jalanan mulai diramaikan dengan agenda ngabuburit,
Udara kota bercampur dengan bahan bakar yang tidak irit,
Isi kantong yang tidak sedikit,
Senang hati disebar agar tak terlihat pelit.Sepasang pemuda bercengkrama,
Ditengah keramaian tertawa-ria,
Tak pedulikan sekelilingnya,
Tak sadar sedang puasa.Memang sudah menjadi tradisi yang biasa,
Sangat lazim sore hari di depan mata,
Setiap insan bertebaran menghabiskan waktu,
Hanya untuk menunggu.Hal yang selalu ditunggu adalah berbuka,
Tak pedulikan waktu solat ataupun tidak,
Yang penting terlepas sudah dahaga,
Yang penting bercengkrama dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Magrib & Imsak (Perspektif Si Suci dan Si Kotor)
PoetryBulan Ramadan selalu menanti Magrib dan dinantikan oleh Imsak. Dengan peristiwa yang sama, selalu ada dua perspektif yang berbeda. Apakah perspektif dari si suci benar-benar suci? Atau justru kesucian tersebut semakin menampakkan kekotorannya. Apak...