Setelah berada di kamar milik Shani, Gracia memilih duduk di sofa kamar yang tersedia disana. Sedangkan sang empunya sibuk berdiam diri didekat jendela.
"Cishani ngapain berdiri disitu, duduk sini ci." pinta Gracia seraya menepuk-nepuk pelan bagian sofa yang masih kosong disebelahnya.
Mendengar itu Shani segera menoleh ke arah Gracia lalu melempar senyum. Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata apapun membuat suasana dikamar ini terasa begitu hening.
Perihal senyum Shani yang satu itu membuat Gracia seperti lupa diri, raganya diam namun hatinya seperti meronta-ronta ingin berteriak. Sungguh Gracia yakin Shani diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum.
Menjadi pacar Shani adalah satu-satunya hal didunia yang tidak pernah Gracia bayangkan sebelumnya.
"Cishani katanya tadi mau mandi?" ucapnya memecahkan keheningan.
"Iya, kamu mau ikut?"
Gracia tersentak dengan pertanyaan Shani yang satu itu, benar-benar diluar perkiraannya.
"Eh? E-engga ci, Cici duluan aja nanti baru aku." jawabnya gugup.
Shani terkekeh, menurutnya satu ekspresi wajah Gracia tadi begitu lucu. "Hahaha becanda gee."
"Yaudah sana mandi."
"ngusir?"
"iiihh engga gituuuuu" Gracia mengulum bibirnya.
"Gemess bangettt, yaudah aku mandi dulu ya. jangan ilang, Stay here lil baby!"
Cupp!
Shani mengecup lembut pucuk rambut Gracia, membuat sang pemiliknya terpaku, matanya membulat sempurna. Lagi-lagi Gracia dibuat heran dengan tingkah laku Shani yang terkadang cuek dan terkadang menyerang mendadak seperti tadi.
Setelah kepergian Shani ke kamar mandi,Gracia segera merogoh ponsel miliknya yang ia simpan disaku jaket.
Gracia cekikikan menatap layar ponselnya, sahabatnya yang satu itu memang sangat exited jika sudah mode bergosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORTUNATELY [END]
Teen Fiction"Kamu adalah bentuk keberuntungan dalam hidup seseorang" Cerita ini mungkin akan mengandung konten dewasa, jadi yang masih bocil hati-hati dalam membaca dan diharapkan bisa bijak dalam memilih cerita :p