Satpam Duda Polos & Mertua

19.2K 167 12
                                    

Balik lagi !!!

-

Junaidi = Bot
Prapto = Top

-

Junaid lelaki berusia 38 tahun dengan perawakan tinggi 173 cm dan berat 90 kg. Tubuhnya cukup berotot meski tidak sixpack yang makin membuatnya terlihat macho.

 Tubuhnya cukup berotot meski tidak sixpack yang makin membuatnya terlihat macho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Junaidi duda beranak satu. Dia tinggal bersama putranya yang berusia 6 tahun serta bapak mertuanya. Istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit yang membuatnya kini tinggal bersama mertuanya itu.

Junaidi dan istri memang tinggal di rumah orangtua istri Junaidi karena mereka belum sanggup membeli rumah ataupun mengontrak. Rumah mertua junaidi terbilang cukup berada. Rumah itu terletak di dalam sebuah gang sempit. Junaidi dan istri memang tinggal di rumah orangtua istri Junaidi karena mereka belum sanggup membeli rumah ataupun mengontrak. Namun, rumah itu sangat bersih dan rapi karena junaidi memiliki hobi bersih-bersih.

Meski terlihat sangar secara perawakan junaidi adalah pria yang cukup polos dan baik. Bahkan saking polosnya dia sudah sering dilecehkan oleh mertuanya sendiri yang juga seorang duda. Mertuanya itu sudah sangat sering merasakan kehangatan lubang Junaidi bahkan ketika istri junaidi masih hidup. Junaidi memendam semuanya sendiri karena takut membuat istrinya sedih.

Awalnya Junaidi ingin memberontak namun ketika lubangnya sudah sering disentuh oleh penis mertuanya yang besar itu membuatnya ketagihan dengan belaian laki-laki.

Hingga kini setelah istri junaidi meninggal membuat sang mertua lebih leluasa menggarap tubuh sexy junaidi.

Seperti pagi ini ketika junaidi memasak sarapan di dapur untuk keluarganya. Prapto, sang mertua datang dan meremas pantat montok junaidi.

"Pagi sayang." Bisik prapto pria 55 tahun itu di telinga Junaidi.

Junaidi hanya membalas dengan senyum. "Bapak duduk aja di meja. Sebentar lagi sarapannya sudah matang."

Prapto tidak mengindahkan kata-kata Junaidi. Dirinya kini sudah memeluk tubuh Junaidi dari belakang. Memenjarakan Junaidi yang pada akhirnya tehimpit tubuh Prapto yang lumayan besar serta perutnya yang buncit.

"Pak nanti di lihat sama si Andi, engga enak." Ucap Junaidi karena takut putra itu nanti melihat mereka berdua yang cukup intim.

"Dia lagi fokus nonton kartun di depan. Sudah bapak setel tadi kartun kesukaannya." Balas Prapto yang mencium tengkuk leher Junaidi dengan mudah karena Prapto yang tingginya 180cm.

"Bapak pengen nih Jun. Layani bapak ya." Ucap prapto.

"Aku mau berangkat kerja pak. Nanti takut telat." Ucap Junaidi.

"Kan sudah bapak bilang kamu engga usah kerja lagi, cukup ngurus rumah sama bapak dan Andi. Bapak sanggup ngidupin kamu, usaha kos-kosan bapak banyak terus ada ladang juga di kampung." Sudah beberepa kali Prapto memaksa Junaidi berhenti bekerja setiap Junaidi menolak ajakan sex prapto dengan alasan pekerjaan.

"Aku punya tanggungan pak. Mau dikasih makan apa Andi kalau aku engga kerja."

"Bapak sanggup kasih makan kamu sama andi."  Ucap Prapto.

"Tetep gabisa pak. Andi itu anak aku bukan anak bapak." Ucap Junaidi kekeh.

"Yo wes. Bapak ngalah. Tapi bapak beneran lagi pengen ni Jun. Udah sange ini." Keluh Prapto sambil memegang penisnya yang masih dibalik sarung yang ternyata sudah menegang.

Junaidi lagi-lagi tidak bisa menolak permintaan mertuanya itu, terlebih Junaidi juga ikut tergoda melihat besarnya penis mertuanya dibalik sarung itu.

(Prapto asal pagi memang hanya mengenakan sarung dan singlet tipis.)

"Aku sepongin aja ya pak biar cepet, takut telat." Tawar Junaidi yang di setujui prapto.

Junaidi menarik tangan prapto menuju kamar mandi. Junaidi mengunci kamar mandi sementara Prapto menaikan sarungnya dan ia gantungkan di bahunya.

"Isepin jun, bapak udah ga tahan." Prapto mengocok penisnya yang besar serta berwarna gelap itu.

Junaidi langsung jongkok di depan penis Prapto dan segera mengulum penis itu. Ia masih  mengenakan seragam satpamnya saat memanjakan penis mertuanya itu.

Prapto mulai mendesah saat permainan lidah Junaidi memijat-mijat batang penisnya.

"Hmm arhgghhh ya sayang enak. Mulut kamu pinter banget ngisepnya." Desah Prapto.

Junaidi juga ikut mengocok penis prapto sambil terus ia kulum dan hisap.

Prapto memegang kepala junaidi dan menggerakan pinggangnya sendiri seperti sedang memperkosa mulut Junaidi si satpam polos.

----

Nulis apasih ini hehe gabut.

Satpam Polos dan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang