Butterfly - 1

14 2 0
                                    

"Cinta itu buta. kelakuan dia yang buruk pun pasti kamu tetep suka"

🦋🦋🦋

Ruangan dengan luas sebesar dua kamar besar ini berderet buku di semua sudut, aroma harum dari setiap buku terasa menenangkan. Mejanya yang panjang dengan kursi kursi kayu berat yang sedikit tinggi dan sederhana sangat cocok dengan ruangan. Orang-orang berlalu lalang mencari buku yang ingin di baca tentu akan terlihat banyak di dalam perpustakaan, ada yang membaca di tempat ada juga yang meminjam di bawa pulang. Begitu juga dia, seorang siswi SMA kelas 11 sedang membaca novel yang di tulis oleh author favoritnya. Memiliki rambut pendek sebahu dengan poni tipis yang menutupi alis, wajahnya kecil dengan pipi sedikit tembam, kulitnya bersih dan berwarna kuning langsat,
dia adalah gadis yang cantik tentunya.

"Ini menyedihkan"
Suara yang pilu, ia merasakan sedih karena adegan novel yang sedang di baca.

"Kamu? Aiyana si manusia tak berperasaan?"

Seorang teman menimpali Aiyana dengan kerutan di dahinya, tidak percaya bahwa seseorang sepertinya bisa merasa sedih. Ia gadis berambut panjang bergelombang, kulit yang hitam manis dengan mata tajam, hidungnya pun mancung, dia gadis yang cukup populer karena kecantikannya yang jarang di sekolah dan terkesan galak.

"Hei aku ini normal dan bisa merasa sedih. Ini serius. Rasanya ingin menangis"
Aiyana mengibas ngibas tangannya berusaha menahan air mata yang perlahan mulai keluar, pipi dan hidungnya bahkan memerah.

"Wahh beneran dong. Yang Ai baca itu novel bulan kan?" Tanyanya sambil memajukan badan kedepan untuk melihat novel tersebut.

"Hm, kenapa ily harus mati? Aku beneran gak rela dia mati Ciela"
Aiyana masih berusaha menahan air matanya untuk keluar, ia mengeluh kepada Ciela yang merupakan teman sekaligus sahabatnya itu. Ciela tak bisa menahan tawa karena sabahatnya begitu lucu ketika sedang menahan tangis apalagi yang menjadi alasannya adalah karakter dari novel, Ciela menepuk-nepuk punggungnya pelan sambil menutup mulut agar tidak kelepasan.

"Hentikan bodoh, kamu berfikir bahwa ini lucu kan?"

Tawa Ciela lepas. Kertas peringatan "jangan berisik" di tempel di setiap lemari buku, hal itu tidak ada arti layaknya kertas kosong bagi Ciela. Perpustakaan adalah tempat sakral bagi orang-orang pencinta buku, tentu saja sesuatu yang berisik akan sangat memalukan di tempat tenang ini, sekarang Aiyana sedang menahan rasa malunya, tak habis pikir hanya karena kalimat itu membuat Ciela seakan mau mati karena tawanya sendiri. Aiyana menunduk berusaha untuk mengubur malunya dalam dalam, untung saja tidak ada yang peduli, mereka hanya fokus pada bacaan masing masing.

"Loh kamu kenapa Ai?" Tanya Ciela heran melihatnya menunduk. Aiyana langsung  kembali tegak karena pertanyaan tersebut, ia merasa sedikit pusing mendengarnya, mengapa Ciela bertanya dengan polos seakan tidak melakukan kesalahan apapun.

"Yang bener aja dong, tadi kamu teriak kenceng banget. Gak malu?"

Jawaban Aiyana membuat Ciela terdiam sejenak, tatapannya kosong beberapa saat seakan sedang berfikir, setelah sadar ia langsung menutup wajahnya karena merasa malu.

"Lihat, kamu langsung malu setelah aku bilang begitu" ucap Aiyana sambil menghela nafasnya pelan.
Ciela tidak membalas, ia masih menutup wajahnya. Meski orang orang dalam perpustakaan ini sama sekali tidak ada yang peduli dengan mereka, rasa malu yang di rasa oleh Ciela tetap ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang