🍼🍌 [ 23 ]

5.4K 257 3
                                    

sore hari telah tiba, Zio sudah bangun dari tidurnya tetapi tidak dengan Varo dia masih nyaman sama tidurnya, mungkin dia kecapean karna menangis tadi. Zio juga tidak ada niatan untuk membangunkannya supaya nanti ketika dia baru beres beres rumah ngga nangis tu anak.

dia tengah membersihkan kamarnya terlebih dahulu lalu turun ke bawah, di sana dia sudah melihat bibi membersihkan rumah itu, tidak banyak hanya 2 orang saja. itu pun mereka cuma menyapu dan mengepel, sedangkan masak, mencuci baju, membersihkan kamar, dan juga piring.. dia sendiri, karna bagi dirinya itu bukan lah berat.

dia tengah binggung sekarang harus memasak apa untuk Varo, sup sudah, kalo bubur pasti dia ngak mau. mau masak nanti anaknya ngak tauan mau makan apa engga, kalo susu Varo ngak doyan kecuali susunya Zio. weh! engga boong itumah.

ah sudahlah biar nanti menunggu Varo bangun saja, tidak ada kegiatan kecuali mencuci jas Varo yang tadi di buat menangis. karna tidak ada kegiatan apa apa lagi dia iseng ke balkon kamarnya dan juga Varo, mendudukkan dirinya sendiri di kursi yang ada di situ, juga dia tadi membuat banana milk ice rasa coklat tentunya.

menatap awan yang hampir berwarna oranye itu, dan juga matahari yang hampir tenggelam. baru hampir belum sepenuhnya.

dia bersyukur karna Varo membuat rumah di sekitar sini, bukan hanya sepi. tetapi udara di sini sangatlah sejuk tidak banyak polusi dan tempatnya tidak ramai kendaraan.

rumah Vano juga tidak jauh dari rumah Varo, mungkin hanya terbatas beberapa rumah saja. jadi ketika libur atau tidak ada kerjaan dia bisa berjalan kerumah Vano begitupun dengan sebaliknya.

ngomong ngomong tentang Nino, dia tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga Damien. dia menyesal karena baru kemarin sehabis menikah dia memeriksa ke dokter kehamilan apakah ada janin di perutnya, ternyata Tuhan berkehendak lain.. Tuhan tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga Damien.

sudah diwanti-wanti juga oleh Hendra, supaya Nino tidak terlarut dalam masalah itu. tapi setiap ada orang membawa bayi ataupun dia melihat di internet Nino selalu menangis dia menginginkan bayi!.

kapan kapan aku kasih no, sabar aja. mwehehe

..

..

..

hampir saja Zio bisa melihat matahari terbenam sepenuhnya, tapi itu tak terjadi dia samar-samar mendengar suara isakan tangis dari dalam kamar.

Zio meninggalkan gelas yang masih ada sisa susu pisang nya tadi di balkon, biar nanti dia ambil. sekarang Varo dulu.

masuk kedalam kamar dia melihat Varo yang sedang mengigau dalam tidur nya, dia terus terusan berkata 'jangan' dan 'mohon' di dalam tidurnya.

Zio mendekat, dapat dilihat keringat yang sudah bercucuran itu turun melewati pelipis Varo dan juga badannya sudah bergetar.

Zio tentu saja panik, biasanya jika Varo sakit tidak akan sampai seperti ini hanya menangis lalu memanggil nama Zio sudah seperti itu saja.

Zio menepuk-nepuk pipi Varo sedikit keras agar dia bisa bangun dari tidurnya itu. tapi Varo tak kunjung bangun.

kemudian Zio mengangkat kepala Varo dan juga sedikit membenarkan posisi nya agar dia bisa memeluk Varo. di peluknya dengan hangat tak lama juga Varo bangun dari tidurnya.

𝐬𝐮𝐬𝐮 𝐩𝐢𝐬𝐚𝐧𝐠 [𝐛𝐥 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang