Hari Pertama

8 2 0
                                    

"Selamat pagi tuan putri!!"

"Ini mah tuan putri kebo," ujar seseorang lelaki seraya membuka gorden.

"Gak boleh ngomong gitu met, tapi emang bener sih."

"Met ndasmu, nama gue James anjing!" pekik James tidak terima.
Yang bener saja, sudah bagus-bagus namanya malah diganti seenaknya.

"FLORA ANINDYA AYO BANGUN WOII.. NTAR LO TELAT!!" ujar seseorang tiba-tiba datang membawa toak entah dari mana toak tersebut ia dapatkan. Ia bernama Theo.

Sang pemilik nama itu pun mau tak mau membuka matanya dengan paksa. Flora terkejut saat membuka mata, pasalnya pagi-pagi buta begini ia sudah di sambut oleh lima laki-laki yang berada di dalam kamar. Spontan ia memeriksa kancing baju miliknya satu persatu, untungnya tidak ada yang terbuka satu pun.

"Tatapan lo horor amat neng. Tenang kita gak ngapa-ngapain lo kok, kita juga punya selera," ucap Theo.

"Selera lo kan tante-tante rempong komplek sebelah, iya kan?" James mendorong bahu Theo seraya tertawa terbahak-bahak.

"Kalian ngapain sih?! Berisik tau. Lagian juga ngapain ke rumah gue, nyelonong ke kamar gue lagi!"

"Hari ini kan hari pertama lo sekolah bego, masa lo telat," ujar Refandra menghampiri—menarik Flora agar ia berdiri dan menyuruhnya untuk bersiap.

Sebelum pergi ke kamar mandi Flora ingin bertanya tapi...

"Bokap Nyokap lo lagi pergi ke luar kota lusa baru pulang," ujar Devano yang sedari tadi hanya diam dan berkata seperti itu seolah-olah ia tau apa yang di pikirkan oleh Flora.

Flora hanya menganggukkan kepala, ia hanya bisa menghelakan nafasnya. Ia sudah terbiasa di tinggalkan oleh kedua orang tuanya di rumah yang cukup besar dan luas.

Percuma mewah tapi dalamnya sepi dan tidak ada kehangatan bagi Flora. Tapi ia sekarang beruntung memiliki sahabat yang selalu ada di saat Flora butuh. Mereka sudah bersahabat dari kecil, berbagai masalah mereka lewati, senang maupun sedih sudah mereka rasakan bersama.

***

Setelah memakan waktu cukup lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai di Sekolah. Baru saja memasuki gerbang mereka di sambut oleh teriakan-teriakan histeris dari para cewek-cewek yang sudah pasti mereka adalah penggemar lima laki-laki yang katanya paling tampan. Sampai mereka di kasih dengan julukan Fiveboys.

Mereka memarkirkan motor-motor besarnya di parkiran Sekolah paling pojok.

Flora turun dari motornya Refandra. Padahal ia ingin sekali bisa pergi sendiri, toh dia juga punya motor. Tapi sayangnya Flora di larang oleh papahnya untuk mengendarai motor.

"Semangat ye buat hari pertama! Kalo ada apa-apa kabarin kita," ujar Refandra seraya melepaskan helm dari kepalanya.

"Baru pertama masuk nih pasti gue udah jadi bahan gibahan," batin Flora.

Flora pun hanya berdehem. "Thank you. Kalian juga semangat, jangan nyari ribut mulu!"

"Theo nih yang sering nyari ribut ra!"

"Enak aja lu. Gue mah paling kalem di sini," ujar Theo dengan wajah sok kalemnya.

"Modelan lo gini kayaknya kalem pas mati doang deh," timpal Flora membuat gelak tawa.

"Jahat banget lo ra. Dedek tuh gak bisa di giniin!" rengek Theo memanyunkan bibirnya.

"Udah-udah masih pagi, jangan ngebully anak orang," Devano menghentikan perdebatan kecil tersebut, kalo tidak sampai malam pun tidak akan berhenti.

Happy FiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang