KACAU

3 1 0
                                    

"Lo mau bunuh diri Div?"
"Azra mutusin lu? Atau gimana?"
"Lu di rooftop sama anak baru ya? Ngapain?"

Banyaknya pertanyaan menyerbu Divya yang baru saja datang ke dalam kelas. Segera ia memasang earphonenya tanpa menghiraukan teman - temannya yang sedang cosplay menjadi wartawan.
"DIVYA!!!" teriak Ranty sahabat sehati Divya. Ia menarik earphonenya dari telinga Divya, sontak membuatnya terkejut dan langsung melayangkan tatapan sinis.
"Bisa gak, gak usah narik - narik. Rusak nanti," kesal Divya.
"Lagian lu malah diem aja. Lu gak takut berita lu viral, terus reputasi lu turun?"
Divya pun tersenyum kecil, "Ngapain takut, gue juga gak mau jadi ketus kali Ran!"
Ranty terdiam dan hanya menggelengkan kepalanya, sabar akan sifat Divya sahabatnya itu. Lalu, tiba - tiba Ranty mempunyai ide cemerlang untuk masalah ini. Dan ia memutuskan untuk menarik tangan Divya keluar dari kelas dan menuju aula.
"EH RAN! MAU KEMANA WOY?" tanya Divya bingung.
"AULA. Lu harus jelasin semuanya ke anggota!"
Divya terbelalak, "Hah? Ngapain? Gak usah anjir,"
"Ih, DIV! gue enggak mau gantiin posisi lu, kalo sampe lu turun jabatan nanti. CEPETAN!" ucap Ranty dengan paksa.
"ALHAMDULILLAH KALO GUE TURUN JABATAN!"
Seketika Ranty pun menjitak kepala Divya, dan yang dijitak hanya meringis kecil.
"Ih, ketos somplak lu!" umpat Ranty, lalu pergi meninggalkan Divya di koridor sekolah.

                         <><><>

"Jadi apa yang kalian lakukan di rooftop sekolah kemarin sore?"
"Kalian sudah tahu bukan? Tidak ada yang boleh salah satupun siswa SMA Pelita yang memasuki rooftop tanpa izin!" sambung bu Lila, guru BK.

Sepasang siswa SMA Pelita itu mengangguk. Dan ketahuilah, kini Galang dan Divya berada diruang BK karena masalah kemarin sore yang terekam di CCTV sekolah.
"Hm, ini bu. Dia mau bunuh diri cuma karena diputusin pacarnya!"
jelas Galang, seketika Divya menginjak kaki Galang dengan kencang. "ARGH!" rintih Galang.
"Apa benar Divya? Harusnya kamu tahu, kamu itu ketua osis tidak sepantasnya kamu melanggar seperti ini," ucap bu Lila dengan geram.
"I-iya bu, maaf!"
"Tapi dia juga bu, masa dia mau ngerokok di rootop. Parah banget kan bu!" lanjut Divya yang membuat Galang terbelalak.
Seketika bu Lila memberikan tatapan introgasi kepada mereka. Dan mereka yang tampak sangat ribut semakin membuat bu Lila naik pitam.
"STOP! GALANG! kamu bersihin aula di sekolah. SEKARANG!" pinta bu Lila. Galang pun terbelalak, "Loh kok cuma saya, Divya bu? Divya gak dihukum bu?" tanya Galang dengan sorot mata kecewa.
Divya dengan cepat langsung tertawa dan menatap Galang penuh ledek. "Gue kan OSIS, gue bebas. Bye, adik kelas nol adab!" ucap Divya senang.
"WAH! bu enggak adil ini namanya. Saya butuh keadilan bu!"
Bu Lila kembali menatap Galang dengan tajam.
"DIAM! atau mau ibu tambah hukuman?" ancam bu Lila.
"I-iya bu, maaf!"

                        <><><>

"Anjir, gara-gara si ketos lebay. Gue harus bersihin aula yang gedenya ngelebihin gedung pencakar langit. Gila,"
Galang kesal, ia menyapu lantai aula dengan setengah hati. Sesekali ia menendang sesuatu di depannya hingga melayang jauh.

BRAK!

Pintu aula terbuka sempurna menampakkan seorang siswi cantik yang berjalan mendekati Galang,  ia tampak begitu lesu dan kesal.
"Ih, harusnya gue lagi main sama Chancan dirumah. Lagi ngasih makan,  main loncat-loncatan, main un---"
"WOY!  BERISIK!  Gue nyapu gak selesai daritadi. Gara-gara ocehan lu! "
Divya terkejut, ia menatap Galang dengan sorot mata yang berkaca-kaca.
"Lu ngapain disini, Dipsi?" tanya Galang.
Tiba-tiba terdengar suara isakan tangis dari mulut Divya, sejujurnya Divya adalah gadis yang mudah menangis saat dibentak.
"Gal! Hiks...  Gue kesini disuruh bu Lila.  Gue disuruh jagain lu, "
"Ta-tapi sekarang gue sakit hati, hiks... Lu ngebentak gue.  Gue gak suka!  Gak sukaaaa, " sambung Divya.
Galang kembali terkejut,  ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menatap Divya bingung.
"Aduh,  gue ragu kayaknya lu anak TK deh." ucap Galang.
Divya pun semakin kesal,  ia memukul keras pundak Galang.
"SAKIT! udah sana pulang. Main sana sama si Chancan pacar lu!" pinta Galang.
"GALANG!  CHANCAN ITU KELINCI GUE!"

pintu aula yang semula tertutup. Kini, kembali terbuka lebar segerombolan Siswa XII IPS 1 memasuki aula. Gerombolan itu dipimpin oleh Azra Mahardi mantan Divya. Seketika, Divya maupun Galang terdiam dari ocehan mereka tadi.
"Eits,  baru kemarin putus,  udah ngegebet aja!" ujar Reno, dan Azra hanya menatap Divya yang sedari tadi diam tidak berkutik.

Galang kesal, baru saja ia menyapu lantai aula yang hampir saja kinclong. Tetapi, kini lantai itu sudah diinjak-injak dengan sepatu berdosa itu.
"Jangan diinjek-injek dong! Hargain anjir," umpatnya.
Semua orang di aula menatapnya remeh, sesekali tertawa. Azra yang sedari tadi hanya acuh. Kini,  ia menghampiri Divya.
"Dia pacar lu?" tanya Azra penasaran.
Divya menunduk,  ia bingung. "I-iya. Lu kira cuma lu doang yang bisa selingkuh? " balas Divya dengan bohong, ia merangkul Galang yang masih memegang sapu ijuk.
"Pacaran sama bocah, haha! "
"Kenapa? Ada masalah? Lah daripada elu, selingkuh sama tante-tante. Wlee, " ucap Divya sambil menjulurkan lidahnya.
Azra hanya memberi senyum tipis,  dan berlalu pergi meninggalkan Divya dan Galang serta diikuti oleh teman-temannya.
"AWAS KALO LO NGAJAK BALIKAN!"
"AZRA!!!"
Galang menutupi telinganya mendengar teriakan Divya yang menggelegar. "Woy, Azranya udah jauh. Gak kedengeran sama dia, tolol!" umpat Galang. Divya terdiam,  ia berjalan keluar meninggalkan Galang dan kembali menangis.
"Hiks...  Gue masih sayang dia!"
Lelaki tersabar seperti Galang hanya menggelengkan kepalanya menatap Divya, "Dasar cewek stress!" ungkapnya.

Tidak lama kemudian Galang tersadar akan perkataan Divya tadi. Pacar? Maksudnya?
"DIPSI! tungguin gue," ucap Galang.
Galang menyamakan langkahnya dengan Divya di ambang pintu. Lalu,  ia menghadang jalan Divya dan menatapnya dengan tajam.
"WOY, DIPSI!" panggil Galang.
"Ih,  gue bukan Teletubbies. Apaan?"
"Maksud lu tadi ke Azra apaan? Gue...  Pacar lu?" tanya Galang dengan nada introgasi.
Seketika Divya terkejut, ia menatap Galang dengan seringain kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVING QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang