– TIME –
written by
ΛŁPHΛ
[ ALERT!!! ]
Sebuah fanfiction. Kisah ini murni fiktif.
Bila ada kesamaan dalam lokasi, tokoh, dan lain-lain itu murni kebetulan.[ CAST ]
SHINHWA, DB5K, SJ
- CHAPTER 1 -
"Saya dengan bangga mengucapkan selamat kepada lulusan terbaik dari universitas ini, Cho Kyuhyun!"
Riuh suara tepuk tangan disertai sorak sorai dari barisan mahasiswa di dalam aula gedung sebuah universitas ternama di kawasan Seoul. Seulas senyuman merekah nampak di wajah sesosok mahasiswa dalam balutan toganya. Beberapa teman yang duduk di sekitarnya menepuk bahunya sambil tersenyum bangga.
Sosok yang baru saja disebutkan itu adalah aku sendiri. Namaku Cho Kyuhyun. Umurku hampir 21 tahun di tahun ini. Seperti yang disebutkan barusan, aku mendapat gelar cum-laude (lulusan terbaik) di kampus. Bangga? Sudah pasti! Senang? Tentu! Inilah hasil kerja kerasku selama 4 tahun belajar. Setidaknya aku bangga pada keberhasilanku kali ini.
Beberapa universitas di luar negeri sudah mengirimkan undangan beasiswa padaku untuk melanjutkan tingkat strata berikutnya. Aku sampai bingung ingin memilih yang mana sanking tawarannya yang benar benar menggiurkan.
Namun rasanya ada yang hilang...
Hingga saat ini aku tak melihat batang hidung kedua orangtuaku beserta noonaku. Sedari tadi, aku mencoba menghubungi ponsel mereka tapi tidak tersambung. Perasaanku sebenarnya tak enak, tapi aku mengabaikannya. Kupikir, tak ada salahnya kali ini menikmati masa masa berjaya sebagai mahasiswa yang berprestasi.
***
Acara wisuda kini telah berakhir, menyisakan tanya dalam benakku. 'Di mana mereka? Di mana keluargaku kini?'
Meski rasa khawatir menguasai benakku, raut wajahku tetap layaknya mahasiswa yang bahagia hingga seseorang yang familiar datang mendekat.
"Hyesung hyung? Kenapa kau yang jemput? Kan appa umma dan Ahri noona mau datang."
Pria yang lebih tua dariku beberapa tahun dengan setelan serba abu abu itu memasang senyum penuh keterpaksaan, seperti tengah menyembunyikan sesuatu. "Jwosunghamnida, tuan muda Cho. Mereka batal menjemput. Anda ikut saya saja ya."
Meski firasatku tak enak, aku tak menaruh kecurigaan pada perkataan tersebut. Yah, siapa tahu mobil yang mereka tumpangi mogok di jalan. Aku pun mengikuti pria yang hampir 20 tahun bekerja pada keluarga appaku itu, mengekorinya hingga kami tiba di area parkir.
"Mobil mereka mogok ya?" tanyaku lagi, ingin memastikan dugaanku.
Entah... Pertanyaanku sama sekali tak digubris supirku itu. Padahal biasanya setiap kali aku mengajukan pertanyaan apapun-yang terkonyol sekalipun-ia selalu saja menghiraukan dan menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
FanfictionKata orang, terkadang waktu bisa membuat keajaiban... Tak ada kepastian kemana waktu akan membawa kita... entah menuju keberuntungan atau justru malah ke arah kesialan...