Di dekat kampus ada sebuah cafe bertema industrial yang sering didatangi mahasiswa untuk nongkrong sambil ngerjain tugas tipis-tipis, cafe itu bernama Industrialisasi. Di antara banyaknya cafe di sekitar kampus, Industrialisasi menjadi salah satu cafe yang menarik untuk didatangi karena suasana, interior, banyak colokan dan wifi gratis untuk pembelian minimal satu gelas minuman, oh yang paling penting harga makanan dan minumannya mahasiswa banget, murah. Setiap dua hari sekali akan ada live music mulai dari jam 19.00 sampai 22.00, live music yang di isi oleh band akustik tanpa nama yang dipunggawai oleh Diandra dan Niki. Dua penyanyi kampus yang hits banget di youtube, coverannya sering diputar mahasiswa saat nugas lalu sekarang Industrialisasi menghadirkan mereka secara live, nambah lagi daya tarik cafenya. Jujur yang punya cafe ini pinter banget baca keadaan.
Di hari dimana Diandra dan Niki manggung, Industrialisasi pasti ramai oleh mahasiswa yang datang kesana termasuk Ananda duduk di antara mereka dengan satu gelas americano di depannya. Ananda menikmati performance bukan cuma dengan telinga tapi matanya juga bekerja. Di mata Ananda, Niki dengan gitar adalah kesatuan yang sempurna. Gitar adalah susuknya Niki, pemikat mata lelaki.
Niki bisa sejago itu main gitar memangnya siapa yang ajarin? Ananda lah siapa lagi. Ananda berhak bangga untuk itu. Dulu saat mereka SD, tugasnya Niki adalah liatin Ananda main gitar. Naik ke SMP ternyata Niki ketemu bakat nyanyi, jadilah Ananda ngegitar, Niki nyanyi. Lanjut sampai Niki penasaran cara main gitar, minta ajarin ke Ananda terus sekarang udah lebih jago dari Ananda. Justru Ananda sekarang udah gak minat gitaran sejak kenal asyiknya motoran.
"Nik inget gak gitar pertama kita dulu kan dari donasi orang ke panti?"
"Inget lah, gitar keramat itu, gue masih simpen"
"Pahalanya gede banget tuh orang yang ngasih gitar soalnya kita mainin terus sampai jago, sampai lo jadi kaya gini"
Percakapan mereka ketika Niki dan Diandra selesai manggung, terlihat senyuman bangga dari Ananda untuk Niki. Di sisi lain, Diandra murung dan banyak diamnya. Vibe sadboy-nya kerasa banget apalagi tadi tiap giliran dia nyanyi pasti lagunya tentang patah hati.
"Nan, gimana hasilnya yang kemarin?" tanya Diandra ke Nanda setelah Niki pamit pergi ke toilet.
"Gue? ya ditolak lah" kata Ananda dengan muka santai, kebalikannya muka Diandra yang full kaget. Gimana gak gitu soalnya Ananda biasa aja, masih ada disebelah Niki padahal ditolak. Diandra belum juga ngomong udah merasa tertolak oleh kenyataan cant relate.
"Ko lo masih biasa aja sih? lo gak kecewa?"
"Gue bilang gue gak butuh dunia tahu rasa sayang gue ke dia, gue cuma mau dia yang tahu. Gue akan mencintai dia dengan ugal-ugalan, kaya gini dengan selalu ada di sebelahnya dalam keadaan apapun. Gue bisa sesantai ini karena gue gak berharap perasaan gue berbalas. Niki udah punya pacar Di, gue tahu diri, gue cuma mau ngebebasin perasaan gue. Bukan apa-apa kalau ditahan takut bisulan"
Lagi-lagi Diandra tertampar kenyataan.
Untuk Ananda, Niki bisa jadi apa aja, adik, kakak, teman bahkan lebih dari itu. Mereka tumbuh di tempat dan suasana yang sama. Gak ada yang lebih paham Ananda selain Niki begitupun sebaliknya. Hidup mereka sudah keras bahkan sebelum pikiran mereka jalan sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love & life
Fanfictionevery girl have a story every girl want to share their story do you want to read it?