Kesadaranmu perlahan pulih… Kau terbangun dalam keadaan terikat, terbaring di kasur.
"Brengsek, aku di mana? Ruangan apa ini?" gumammu sambil melirik sekeliling, berusaha memahami situasi.
“BAAA!”
Tiba-tiba teriakan keras menggelegar tepat di depan wajahmu. Ternyata itu Lee Jihoon, yang menyeringai lebar seperti orang gila.
“AHHH BANGSAT!! Apaan sih?!” jeritmu terkejut sambil berusaha menjauh, tapi percuma, kau terikat erat.
“Kamu sudah bangun, sayang :)” ucap pemuda asing itu dengan nada manis, langsung memelukmu erat.
“Maaf ya, mengagetkanmu… Aku tuh seneng banget! Akhirnya kita ketemu lagi, haaa… Tiga tahun tanpa dirimu itu rasanya kayak di neraka buatku!”
Dengan mata membelalak, kau berteriak, “GILA KAU SIAPA?! JANGAN NGACO DEH! PASTI KAMU SURUHAN WARGA, KAN?! UDAH NIH, KU BALIKIN BARANG CURIANNYA!!”
Kau berusaha memberontak, tapi sia-sia. Tali yang mengikatmu kerasnya kayak bedrock Minecraft.
*bedrock:sebuah block di minecraft yang sulit/tidak bisa di hancurkan.*
Dia akhirnya melepaskan pelukannya, lalu duduk santai di sampingmu, masih dengan senyum lebarnya.
“Haha, kamu tuh lucu banget kalo lagi marah, sayang…”
Dia mendekatkan wajahnya, dengan mata berbinar-binar ia berkata “Tenang aja, ini bukan jebakan warga, kok… Ini jebakan cintaku! :)”
“Masih ingat aku? Ini aku looo…” ujarnya sambil berpose seperti pahlawan film romantis, meletakkan tangan di dada seolah-olah ingin menunjukkan betapa pentingnya momen ini.
Kamu menggeleng, masih berusaha mencerna situasi. “Jebakan cinta? Serius? Dan di saat yang sama, aku harus menghadapi warga yang mengejarku?”
Dia mengangguk sambil tersenyum lebar. “Ya, sepertinya kita perlu menyelesaikan masalah ini bersama. Tapi percayalah, menghadapi aku jauh lebih menyenangkan!”
"Coba beri aku petunjuk... mungkin aku akan ingat. TAPI BRENGSEK, LEPASKAN TALI INI! SIALAN, SAKIT BANGET TAU!" teriakkmu dengan kesal, tetapi pria itu seolah tak mendengarkan permintaanmu, kecuali yang pertama.
“Baiklah, akan kuberi petunjuk. Aku adalah kekasihmu,” ucapnya, penuh percaya diri, seperti itu jawaban paling jelas yang pernah ada.
“PFT—AWOKAWOK, crush aja gue nggak punya, apalagi kekasih! Eh, tunggu…” Kamu teringat satu orang yang pernah berani berkata seperti itu.
“Lee Jihoon?” ucapmu pelan, suara bergetar menahan ketegangan.
“Wahh, sayang! Kamu menebak dengan benar!” Lee Jihoon tersenyum lebar, seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru, senyumnya seakan mengisi ruangan dengan kehangatan dan rasa obsesif.
“Lepaskan aku, brengsek…” gumammu, tetapi suaramu terlalu pelan untuk didengar olehnya.
“Eh? Tadi bilang apa sayang?” tanyanya, mencondongkan badan, seolah sangat peduli dengan setiap kata yang keluar dari mulutmu.
“LEPASKAN AKU, DASAR ORANG GILA! APAKAH MENGHANCURKAN HIDUPKU BELUM CUKUP UNTUKMU!?” teriak [Name], air mata mulai mengalir, meluapkan semua emosi yang terpendam.
“Tidak! Aku tidak menghancurkan hidupmu. Itu salahmu sendiri karena meninggalkan ku… Jadi itu bukan salahku,” jawab Lee Jihoon, menunduk dengan tatapan penuh intensitas, seolah menganggapmu sebagai satu-satunya alasan dia hidup.
“Lepaskan aku atau bunuh aku!” balasmu tegas, di antara air mata dan desakan rasa panik. Dalam benakmu, situasi ini terasa semakin absurd—seolah terperangkap dalam drama cinta yang tidak ingin kamu jalani, namun Lee Jihoon sepertinya tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja.
Lee jihoon membulatkan matanya sebelum menangkup pipimu, ekspresinya menunjukkan kekhawatiran tiada tara ketika kalimat itu keluar dari mulutmu
“Mana bisa aku begitu, sayang! Aku mencintaimu… aku tidak mungkin membunuhmu!” Lee Jihoon menjawab dengan nada khawatir, matanya dipenuhi rasa cemas. Perlahan, ia mengusap pipimu yang basah oleh air mata, seolah berusaha menghapus semua kesedihan yang menyelimutimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
-'╚𝗟𝗘𝗘 𝗝𝗜𝗛𝗢𝗢𝗡 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿(𝘀)╝'-
Teen FictionObsesi yang membuat (name) harus trauma setelah melihat darah dan anggota tubuh orang tua (name) yang sudah teropotong potong dengan kepala yang terletak di bawah kaki nya. di depan nya..., (name) melihat seseorang yang tak asing bagi nya. ia adalah...