Kringg.. kring.. kring..
Alarm berbentuk jamur itu terus berbunyi tanpa henti sebelum ada akhirnga seorang gadis melemparnya.
"Berrissiikkkkkk!!" Teriaknya kencang.
Ia segera melihat ke kanan kitinya, mencari benda persegi panjang kesayangannya.
"Kemana sih tuh benda?!" Gerutunya.
Gadis itu mengacak-acak kasurnga tanpa peduli dengan kerapihan kamarnya.
"Nahh! Akhirnya," matanya berbinar-binar setelah menemukan benda itu.
Tok..tok..tok
"Apa ma?" Jawabnya ketika mendengar ketukan dari sang mama.
"Ada yang nyariin kamu di depan tuh," ucap wanita paruh baya di balik pintu itu.
Alana tersenyum lebar dan segera berlari ke arah jendela.
"Jefan?! Yuhuu" soraknya ketika melihat sang kekasih di bawah sana.
Ponsel alana pun berbunyi, tertampang nama Jefan di layar itu.
"Iya? Kamu gercep banget" ucap Alana menjawab ucapan seseorang di balik telepon itu.
".."
"Iya Jefann.. aku ke bawah sekarang, tutup dulu ya.. bye!" Alana berlari ke luar kamar, bahkan saat menuruni anak tangga.
"Hati-hati Alana.." peringat mamanya.
"Iyaa"
Ceklekl
"Hallo bep!!" Sapa Alana lalu merentangkan tangannya yang disambut hangat oleh Jefan.
"Iya sama, aku juga na.." jawab pria itu.
"Makanya jangan kejauhan kuliahnya sayangg," ucap Alana.
"Udah terlanjur, btw mau ikut aku?" Ajaknya.
"Kemana tuh?" Tanya Alana penasaran.
"Ganti baju dulu ya, masa mau pake daster gini."
"Okee!"
Beberapa menit kemudian Alana kembali dengan pakaian oversize favoritnya. Jefan melihatnya dari atas sampai bawah, ia seperti keheranan dengan penampilan Alana yang sekarang.
"Kenapa? Gak suka ya sama outfit aku?" Tanya Alana.
"Aku cuma bingung, kenapa kamu pakaiannya longgar-longgar gini sekarang?"
"Di omelin Ayah kalau pake yang ketat ketat lagi, soalnya pernah ketenu sama atasan ayah pakai pakaian yang gak sopan lagi." Jelasnya.
Jefan mengangguk paham, "oh gitu, oke aku ngerti."
"Iya, maaf ya kalau kurang menarik bagi kamu."
"Tetep cantik kok."
Alana terlahir dari keluarga yang cukup terpandang. Membuat Alana bisa saja mempengaruhi nama baik keluarganya. Ayah Alana bekerja sebagai TNI-AD dengan jabatan Letnan Kolonel. Dan sang Ibu merupakan seorang dosen di perguruan tinggi di kota sebrang. Sedangkan Alana anak kedua dari pasanhan itu, dan mempunyai kakak laki-laki yang sedanv menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian (AKPOL). Alana lebih memilih kuliah agar cita-citanya untik menjadi dokter tercapai.
Singkat cerita Jefan mengajak gadis itu pergi ke sebuah restoran bintang lima. Ia memesankan beberapa menu untuk Alana. Karena mereka baru saja bertemu setelah 5 bulan lamanya. Hal ini terjadi akibat Jefan berkuliah di luar kota. Alana saat mendengar kabar itu cukup sedih, tapi ia tetap mendukung Jefan yang terbaik untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPTEN UNTUK ALANA
Teen Fiction"DORR!!" Suara tembakan itu terdengar kencang di arena tembak. Peluru yang gadis itu tembakkan tepat pada sasaran. "Yess!! Perfect.." gumamnya. Tanpa ia sadari ada seorang pria yang tersenyum dari kejauhan melihar betapa mahirnya gadis itu dalam men...