chapter 18

2.3K 331 0
                                        

"Pagi kak Umami, mau bakpau gak?" Tawar Amu saat sampai disekolah.

"Waw bakpia?" Mahesa menyahut dari belakang Umami.

"Bakpau la ka,"

"Ini aman gak dimakan? nanti kayak biskuit kamu waktu itu, bisa bisa nanti ke isekai lagi." Ucap Mahesa mengangkat bakpau ditangannya, meyakinkan diri untuk memakan bakpau itu.

"Semengerikan itu kah?"

"Kwkwkwkw aman kak, ini bukan buatanku kok."

"Kamu sedang berusaha nyogok ya?" Tanya Umami dengan senyum khasnya sambil menatap Amu, dari ucapannya jelas sekali ia mencurigai Amu.

"Astaghfirullah kak Umami, mana mungkin seorang Amu yang baik hati, tidak sombong dan tidak rajin menabung ini punya niat seperti itu, aku hanya ingin berbagi bakpaw," ucap Amu sambil mengelus dada seolah olah merasa menjadi orang yang paling terzolimi.

"Mana ada orang baik ngaku dirinya baik."

"Ada aku barusan."

"Makasih Amu tapi gak dulu ya." Umami memberikan pat pat kepada Amu, dan uniknya Amu langsung menjadi anak perempuan paling kalem dan alim di sekolah Madesu.

"Oky,"

"H giei kalian kok bisa kesekolaho bareng sih? Janjian ya?" Tanya Upi menggoda Enzo

"Nggak kebetulan aja kok."

"Ooh kebetulan~"

"Memangnya kenapa?"

"Amu cuci tangan dulu ayo," ucap [name] berjalan lebih dulu.

"Tungguin," Amu menyahut, berlari menyusul [name].

"Kamu suka Amu, atau [Name] ya?" Ucap Upi berbisik. Nada bicaranya menggoda Enzo.

"Diam."

"Lho beneran suka?"

"Vanilla kalo mau bakpaw ambil aja ya" ucap Amu, memberikan bakpau kepada temannya yang kesekian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vanilla kalo mau bakpaw ambil aja ya" ucap Amu, memberikan bakpau kepada temannya yang kesekian.

"Oh dari siapa?"

"Yo ndak tau,"

Amu berlari kecil keluar kelas. "Saatnya ritual pagi"

"Oh Kiki hai, hampir aja nabrak," ucap Amu berhenti mendadak. Amu berjalan ke sebelah ingin lewat, tapi dihalangi oleh Tukiem.

"Misi Ki' mau lewat,"

Amu berjalan lagi kesebelah, lagi lagi dihalangi kiki, bahkan berkali kali, seolah olah Kiki sengaja melakukannya.

"ini orang kenapa sih?!"

Amu frustasi, Kiki menghalangi jalannya bahkan bisa menandingi kecepatan Amu ingin segera pergi.

"Amu, mana [Name]?" Sho tiba tiba bertanya, mendorong Kiki dari hadapan Amu, membuat gadis berjaket merah itu bebas.

"[name]? Sepertinya di toilet"

————————————————

Burung bersiul ditengah tengah panasnya matahari siang. Tapi itu tidak membuat kepanasan dua orang yang ingin menyatu dengan matahari.

"Hah~" Helaan nafas terdengar nyaring, seolah olah ia ingin melepaskan rasa sesak yang membuatnya muak.

"Damainya," gumam Sho yang sedang duduk diatas atap sekolah.

Mrrooow

"Hei, kamu mengikutiku ya?" Ucap Sho mengelus dagu kucing itu.

Purr prr

"Kamu menggemaskan," ucap Sho mengengkat kucing itu tepat dihadapan wajahnya, kaki depan kucing itu terlihat seperti menutup mulut sho. "Tapi masih gemesan [Name] sih..." Ucapnya tanpa sadar.

"Sejak kapan kau jadi bucin seperti ini?" Ucap Kiki yang menjadi teman bolos Sho.

"Entah"

"Rasanya ingin ku lempar kebawah" Lanjut Sho mengangkat kembali kucing yang anteng berada di genggamannya.

"Sho, jangan mulai."

"Bercanda," ucap Sho kemudian.

"Oh, itu [Name]" Sho memperhatikan sosok [name]yang keluar dari ruang teater, tepat berada di bangunan sekolah samping tempatnya berada.

"Hei Kalian yang diatas atap! Turun! Bahaya hei! Turun sekarang! Nanti atapnya ambles lagi!" Teriak pak Eko.

"Yah ketahuan."

"Aku mau skip kelas," ucap Sho

"Hei turun!" Teriak lagi pak Eko.

"Tempat ini bagus juga buat refreshing" ucap Kiki.

"Memang."

"Aku dapat inspirasi buat laguku menurutmu gimana?" Ucap Kiki menunjukkan lirik lagu yang ia tulis.

"Jelek, isinya bucin semua."

"Jangan terlalu jujur dong,"

"Oiya, ini turunnya gimana?"

"Lompat."

"Lompat?"

Mereka melakukan parkour. Melesat turun dengan selamat —Kiki nyangkut ditanaman.

"Aku mau datangin [name] dah~" Ucap Sho berjalan pergi meninggalkan Kiki yang masih tersangkut ditanaman.

"Habis ini, kamu sama Sho saya tunggu di ruangan saya." Ucap pak Eko setelah heran beberapa menit melihat kondisi Kiki.

"Gak bisa pak, saya nyangkut."

—————————————————————————

-Lep
©Leplepnaa

: ᯓ ocean blue eyes !  ﹐weeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang