SAME MISTAKE

493 20 2
                                    

Setelah membawa El yang sudah mabuk dan setengah sadar, aku turun untuk mengambil segelas air putih. Saat aku sedang minum, kejadian malam itu mulai kembali teringat dalam pikiran ku. Dan kemudian, tiba-tiba, aku merasa marah.

Aku merasa seperti aku hanya ingin memukul wajah Harry saat ini. That fucking manwhore. Menyentuh seluruh tubuh ku hanya dalam satu menit, Dan bodohnya, aku mau saja diperlakukan seperti itu.

I want my first time to be special, tapi faktanya, kejadian malam itu sungguh jauh dari kata special. Dan yang lebih menjijikan, dia mengaku sendiri bahwa semua yang ia ingin lakukan hanyalah untuk dapat masuk kedalam celana ku.

Setelah aku masuk kekamar, aku telanjang dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Ketika aku selesai, aku mengeringkan diri dan berjalan ke kasur. Aku memakai celana pendek merah muda dengan dan tank top hitam.

Aku kembali teringat, kertas didalam jacket polo hitam ku yang bertuliskan nomor telepon Harry. Aku menatapnya sebentar. Aku menatap angka-angka yang tertulis diatasnya dan mengangkat telepon ku. Aku membuka dan mengetik nomor tersebut, tapi jari-jari manisku diatas tombol 'Call', tidak menyentuhnya. Haruskah aku menelepon dia? Dia mengatakan jika aku tidak menghubunginya, ia akan mencariku lagi, dan aku tidak ingin itu terjadi.

Ahh! Tidak, aku tidak akan menghubunginya. Memang dia pikir siapa dirinya? Seenaknya saja menyuruhku. Aku menghapus nomor dari layar dan mengunci ponsel ku. Kemudia bersiap untuk tidur.
**
Aku tiba di Starbucks, sepertinya hari ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan. Yah, setidaknya aku dibayar untuk ini. Aku berjalan masuk ke Starbucks dan memakai celemek ku kemudian kembali ke meja.
Sekitar setengah jam kemudian, bel di pintu berbunyi dan aku mendongak untuk melihat siapa yang sedang berjalan.
Harry, bersama dengan seorang pria berambut pirang. GREAT!

"Selamat datang di Starbucks. Ada yang bisa kubantu? Aku bertanya dengan sopan.
"Cut the shit! Kenapa kau tidak menelepon ku?" Jawabnya marah.
"Permisi?"
"Kau mendengar ku, bukan? Why the fuck didn't you call me?"
"Wah, aku tidak tahu. Mungkin karena aku tidak ingin nasibku sama seperti gadis berambut blonde di Club kemarin."
"Sepertinya dia cemburu, Haz." Si pirang menjawab
"Diam, Niall." Huh. Jadi itu namanya. "Aku tidak menerima alasan, aku menuyuruhmu untuk melepon, apa itu sulit?" Ujarnya kesal.
"Apa masalah mu? Itu urusanku mau menghubungimu atau tidak." Aku menatap Niall. "Dan omong-omong, aku sama sekali tidak cemburu" Aku kembali menatap Harry. "Kau lebih baik segera beranjak dari wajahku. Aku benar-benar benci melihat mu." Ujarku
"Nampaknya kau lupa, siapa yang membuat mu merintih kemarin malam? Oh ya, itu aku." Kata Harry.
"Dan siapa yang meminta mu untuk berhenti melakukan itu? Oh ya, itu aku."
Niall mengangkat alisnya.
"Tunggu, jadi kau menolak Harry? Itu tidak pernah terjadi sebelumnya." Kata Niall.
"There's a first time for everything." Ujarku

Aku hendak pergi meninggalakn mereka, tapi Harry menyambar bagian belakang leher ku dan menarik aku untuk mencium ku. Aku hampir meleleh untuk yang kedua kalinya, tapi aku menarik diri dengan cepat.

"What the hell is wrong with you?!" Aku berteriak padanya.
"What the hell is wrong with you?!" Dia berteriak kembali ke arahku.
"Me?! Kau yang menciumku!" Aku terus berteriak pada Harry.
"Aku juga mencium mu semalam tapi kau tampak tidak keberatan! Mengapa sekarang kau marah?! Apakah karena ada Niall disini ?! Apakah kau ingin hanya ada kita berdua?!" Harry berteriak. Dia berbalik ke arah Niall. "Tunggu dimobil." Ujarnya. Niall mengangguk dan meninggalkan kami berdua. "Apakah ini lebih baik?!" Dia berteriak padaku lagi.
What the fuck?!
"Tidak! Mengapa kau tidak melakukan apa yang Niall lakukan dan pergi! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Saat itu, ia melompat diatas meja dan mendorong ku ke dinding. Sebelum aku berbicara apapun, ia melumat bibirku lagi. Aku masih tidak mencium nya kembali, tapi aku juga tidak bisa mendorong nya karena dia terlalu kuat. Seperti tadi malam, dia melebarkan kaki ku dan meremas pinggang ku. Aku melepaskan genggaman nya. Aku tidak menginginkan nya.

"Kenapa kau begitu sulit?!" Dia berteriak di wajahku.
"Berapa kali saya harus memberitahu mu?! I don't fucking want you, Styles!"
Dia kembali meremas pinggang ku dan mencium ku dengan sangat liar. Harus ku akui, ini begitu nikmat.
Aku memaksakan diri untuk tidak mengerang. Jika aku mengerang, itu berarti aku menikmatinya,
"Aku tahu kau menyukainya. Aku bisa merasakan vagina kau semakin hot." Ujar Harry menggoda. "Aku ingin bercinta dengan mu. Aku ingin berada didalam mu. Aku ingin merasakan vagina mu yang basah dan sempit. Aku bersumpah aku akan bercinta dengan sangat baik. Aku akan bercinta dengan mu sampai kau melihat bintang-bintang, baby." Dia mengerang lagi.
Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Aku mengerang. Aku tidak bisa berhenti, dan desahan Harry membuatku semakin tergoda.

"Aku sudah bilang, kau menyukainya." Dia menyeringai. "Bayangkan saja penisku masuk kedalam vagina mu dengan sangat dalam. Itu kan yang kau inginkan? Kau ingin aku bercinta dengan mu. Aku yakin kau dapat melakukan banyak hal dengan mulut itu. Aku yakin kau akan suka jika aku memasukan penis ku kedalam mulut mu. "Fuck! I will cum baby, I will cum" Dia menghela napas.
Matanya tertutup. Dia terengah-engah dan kemudian melepaskan kaki ku. Dia menatapku kembali dan menyeringai. Dia menciumku, menyeringai lagi, dan meninggalkan ku tanpa kata.

What the fuck just happened?

NOTE:
Yeah, so was this chapter good? I would really appreciate it if you took the time to comment and tell me and i promise next chapter will be longer. Ohiya, aku juga bakal bikin versi inggrisnya buat cerita ini. KEEP VOMMENT YA:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOOD MEET BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang