11. Kastil Bawah Tanah (2)

26 3 0
                                    

A/N : 3K+ word, semoga ga bosen ya bacanyaaa~

◆◇◆◇◆◇◆◇

Para kanibal yang sedang melewati lorong tersadar akan kehadiran Tidar dan Ares yang sangat terang-terangan. Tidar berkacak pinggang dan berteriak kearah mereka, "hei kawan, ada yang butuh makanan?"

Seperkian detik berikutnya Tidar berbalik membelakangi mereka dan mengolok-oloknya dengan menggoyangkan bokongnya sambil terus berkata "tangkap aku kalau bisa"

Ares dibuat melongo oleh tingkah Tidar yang sangat sangat sangat membuatnya tidak habis pikir, apa dia gangguan jiwa? seperti itulah kira-kira isi pikiran Ares.

Kanibal-kanibal yang melihat Tidar seketika marah, mereka berlari mendekat dan Tidar langsung dengan cepat bersembunyi dibelakang tubuh Ares yang jelas lebih kecil darinya.

"Kyaaaa aku takut sekali~ nona kecil, lindungi aku" Ucap Tidar dengan mata memelas dan suara yang dibuat secentil mungkin.

"Hah? Tapi kan—"

Belum selesai Ares bicara, Tidar langsung menendangnya maju, sambil tersenyum licik ia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Pelajaran pertama dari master Tidar, dimulai!" Teriaknya.

Kanibal-kanibal tadi terus mendekat sementara Ares jadi kelabakan karena bingung harus melakukan apa terlebih dahulu.

"Hei! Sebelum kau menyuruh kenapa tidak menjelaskan terlebih dahulu? Aku tidak pernah menggunakan pedang sebelumnya" Protes Ares.

"Hah? Cukup ayun-ayunkan saja pedangnya sekuat tenaga, gampang toh" Jawab Tidar dengan wajah tidak berdosa sambil mengorek-ngorek kupingnya dengan jari kelingking.

Ares sedikit menggeram kesal, tapi ia juga tidak bisa mundur karena kanibal-kanibal itu sekarang sudah berada tepat di depannya.

Salah satu dari kanibal itu melempar obor yang dibawanya, Ares langsung mengayunkan pedang ditangannya untuk menepis obor tersebut.

Ares menggenggam erat pedangnya, walau takut ia tetap maju dan mengayunkan pedangnya hingga mengenai dada para kanibal yang mendekat, para kanibal yang terluka berteriak kesakitan, tetapi seperkian detik berikutnya luka mereka kembali sembuh membuat Ares bingung dan nyalinya langsung menciut.

"M-mereka kenapa bisa begitu?" Tanya Ares ke Tidar.

Tidar mendekat ke Ares dan menepuk bahunya, "karena parasit dalam tubuh mereka" Jawab Tidar santai.

"Lalu aku harus bagaimana?" Ares bertanya lagi.

"Tutup matamu, fokuskan tenaga mu ke tangan, bayangkan saja ada energi yang mengalir ke tangan dan ke pedangmu" Tidar menjawab sambil membenarkan posisi Ares menjadi tegap dan posisi pedangnya terangkat.

Walau takut-takut, Ares menurut dan menarik nafas panjang sebelum menutup kedua matanya. Ia menggenggam erat pedang nya dengan sekuat tenaga, ia merasakan tenaganya mengalir ke tangan dan masuk ke pedangnya.

Jantungnya berdegup sangat kencang, tangannya mulai bergetar dan setelah itu api biru mulai keluar perlahan melapisi pedang yang digenggam Ares.

Ares membuka matanya perlahan, saat melihat pedangnya kini berlapis api, mata Ares langsung berbinar.

"Lihat, aku berhasil!" Ujar Ares dengan senang.

Tidar hanya terkekeh pelan, "tetap fokus, kalau kau kehilangan fokusmu maka api yang kau banggakan itu juga akan hilang" tegur Tidar.

Ares mengangguk paham, ia mengangkat pedangnya yang sudah dilapisi elemen tadi kearah para kanibal yang seperti menjaga jarak darinya.

'Mereka takut api?' batin Ares mulai bertanya-tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adventure in Denzel's LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang