Karya hanyalah fiksi belaka;
Harap bijak dalam membaca.Satu jam sebelum dirinya mengungkapkan perasaan nya kepada sang "pujaan hati" di kelilingi oleh suara ombak dari lautan yang membetang, namun pertemuan mereka harus berakhir dengan kata "maaf." Seikat bunga dengan harum dan cantik nya tatanan warna, harus dirinya hembalang jauh dengan sekuat tenaga; terombang-ambing di tengah lautan segelap malam.
Pakaian yang sudah basah dan tangan cendayam nya membawa seikat bunga yang sudah berair, melangkahkan kaki tanpa alas yang langsung bertapak dengan pasir menuju seorang lelaki tampan dengan rambut berantakan yang diterpa oleh angin.
"Maaf, tapi bunga yang kamu buang ga diterima di laut." Jasper menengadah; melihat sosok lelaki dengan pakaian yang sudah basah, wajah lelaki itu tertutup oleh rambut-rambut yang ber-terbangan;
"Lo berenang ke tengah laut cuman mau ngambil bunga itu?" Tanya dirinya heran,
Dengan wajah melas nya, sosok mungil itu mendudukkan tubuh nya di atas pasir halus agar sejajar dengan Jasper. "Ikan gak suka makan bunga, aku juga ga suka makan bunga."
"Kenapa bunga nya gak kamu tanam lagi? Tinggal masukin ke poci trus tambahin air sama popok." Tambah si sosok mungil
"Hah? Poci sama popok?" Heran Jasper,
"Itu, yang biasanya dipake manusia buat tanam tumbuhan," dengan wajah melas dan polos nya, sosok mungil itu menjelaskan kepada lelaki yang lebih besar,
"Mungkin maksud lo, pot sama pupuk?"
"Iya itu, kamu bener." Oke, mungkin Jasper terlalu keheranan dan lupa kalo sosok mungil nya itu terlalu senang karena Dirinya menjawab dengan benar,
"Lo ga kedinginan? Baju lo basah semua."
"Air laut gak pernah hangat, bahkan ketika musim panas pun, air laut tetap dingin." Satu hal yang Jasper tidak mengerti, siapa sebernanya sosok mungil ini.
Dengan gerakan perlahan, Jasper mulai membuka kemeja yang menjadi luaran pakaian nya; dan memberikan nya kepada seseorang di sebelah nya.
"Pake, biar gak terlalu dingin." Kemeja kotak-kotak itu diambil oleh yang bertubuh mungil untuk menutupi tubuh dingin nya. "Ini bunga nya."
"Buang aja, udah layu." Jasper memberdirikan tubuh bongsor nya, dan menepuk-nepuk celananya yang terkena pasir.
"Gue pulang dulu, udah malem. Lo juga pulang, jangan berenang." Langkah yang bersiap untuk pergi itu ditahan oleh tangan kecil,
"Aku boleh ikut kamu gak?" Jasper membalikkan tubuh nya, dengan tatapan heran kepada tubuh mungil di depan nya.
"Kenapa? Lo gak punya rumah?" Tanya Jasper sedikit kasar,
"Aku takut, air laut nya terlalu gelap. Aku takut kalo pulang." Jawab nya sedikit nada bergetar,
Aneh, namun mungkin mata Jasper lebih aneh. Jasper yang tidak sengaja menatap sorot mata sosok kecil di depan nya, membuat diri nya sedikit merasa tidak nyaman. Haruskah dirinya membawa sosok ini bersama nya?
Perempuan yang sudah dianggap mati oleh semua kalangan, dewa-dewi dan manusia membuat dirinya cemas. Cacian dan makian ia dapatkan namun tidak membuat dirinya lengah begitu saja. Jalanan tak ber-arah harus ia lalui dengan membawa seorang bayi yang baru saja lahir, ini akan menjadi malapetaka bagi siapapun yang melihat nya. Apa yang harus dirinya lakukan? Membunuh nya? Ujung dari hutan ini adalah jurang; apa ia harus membawa nya mati?
Perseus yang sejak tadi mengejarnya untuk membunuh dirinya serta bayi tidak bersalah ini sudah semakin dekat. Apa yang salah dari dirinya? Ketika seorang perempuan yang hanyalah menjadi objek seksual mereka dan mereka jugalah yang menjadikan nya monster seperti sekarang ini— apa yang sebenarnya dirinya perbuat?
Lautan. Akhir dari pelarian nya adalah lautan. Gelap nya warna dari air laut, menandakan bahwa dasar dari laut itu tidak terlihat. Perseus dengan kuda yang ditunggangi nya, semakin lama semakin mendekat. Tidak ada cara lain selain berlanting ke bawah sana. Medusa dengan membawa anak yang akan menjadi malapetaka sudah bersiap untuk terjun bebas— Namun, sial! Pegangan nya tidak cukup kuat ketika Perseus menarik nya secara paksa dan membuat bayi yang berada di dekapan nya terlepas bebas; jatuh kedalaman lautan luas.
***
Dunia mitologi yang masih menjadi misteri bahkan dongeng yang dituliskan di beberapa buku sejarah dan ditampilkan di museum-museum besar tidak menceritakan penuh apa yang terjadi beribu-ribu tahun yang lalu. Seiring berjalan nya waktu, manusia sudah disibukkan dengan urusan-urusan penting maupun tidak penting. Di masa sekarang Tempat-tempat bersejarah akan dijadikan tempat mereka mengejar ilmu; meneliti apa yang sebenarnya yang terjadi di masa lalu, berspekulasi, dan membuat konspirasi-konspirasi.
Apakah kita sebagai manusia percaya akan dewa-dewi yang hidup beribu-ribu tahun yang lalu? Atau kita hanya percaya bahwa itu hanyalah sebuah karya fiksi?
Seorang anak yang lahir dengan paras adiwarna; namun akan menjadi malapetaka bagi siapapun yang melihat mata hijau gelap nya. Tidak ada satu orang pun yang tahu, apa yang terjadi pada dirinya. Nama yang tidak pernah muncul dalam sejarah— dan mungkin dirinya sudah dianggap mati. Apakah selama ini dirinya hidup berbaur bersama manusia? Jawaban nya adalah tidak. Laut yang membetang luas yang berada dihadapan nya saat ini adalah rumah nya. Benar. Ibunya berselingkuh dengan dewa laut; Poseidon.
Ibunya berselingkuh dengan dua orang, Poseidon dan seorang manusia. Dirinya lahir di malam bulan penuh dari tetesan darah ibunya serta selingkuhan manusia nya. Cukup rumit, memang.
Bagaimana dirinya bisa hidup ketika tidak ada seorang pun yang tahu? Makhluk mitologi pertama yang menemukan dirinya adalah seorang Siren; seorang anak dari dewa petir Zeus dan Demeter. Siren adalah satu-satu nya orang yang mengurus nya dan memberikan dirinya nama, Asura.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDUSA DEMIGOD
FanfictionMaybe that's why you demonised them turned them into Monster, because you think Monster are easier to understand than they who say no to you. better a monster, than an arrogant deity. cr. lulliebys