Part 3

6 1 0
                                    


keesokan harinya, erlangga tidak memperlihatkan diri di sekolah. banyak yang bertanya-tanya kenapa erlangga tidak masuk sekolah. namun sarah mengerti alasan erlangga, tidak mungkin erlangga masuk sekolah dengan muka babakbelur padahal baru tadi malam ia merayakan hari kelahirannya.  

bel istirahat pertama bekumandang di SMA taruma, feli meminta sarah untuk mengantarnya ke ruang musik, tempat geng altos biasanya ngumpul. awalnya sarah menolak ajakan feli, namun feli memaksa sarah untuk ikut dengan bujukan mautnya. 

ruang musik yang biasanya sangat berisik, sekarang berbeda, ruangan itu sangat hening, orang-orang didalamnya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. sarah dan feli masuk dan menghampiri mereka. diam, tidak ada yang mulai untuk berbicara, hinngga iqbal akhirnya melontarkan pertanyaan kepada sarah.

"sar, lo kan kemaren di ajak tante resti ke rumah, abis itu apa yang terjadi sar" tanya iqbal serius kepada sarah. iqbal adalah salah satu yang paling dekat dengan erlangga, karena dari semua geng alto, iqbal lah yang pertama mengenal erlangga, jadi dia tau banyak soal erlangga. 

"ngak kenapa-kenapa kok bal" jawab sarah gugup

"jujur aja sar, gue ga bakalan bocorin ek siapa-siapa ko, lagiann ini alto sar, kita semua keluarga erlangga" jawab iqbal meyakinkan sarah

"kemaren..., iqbal di pukulin sama omm surya, dia babak belur, kayaknya karena itu dia ga masuk hari ini" jawab sarah akhirnya angkat bicara

"perjodohan itu bukan lo yang rancang kan sar, secara keluarga lo dan erlangga deket banget gitu"

"ya enggak dong bal, seburuk itu ya gue di matalo, gue juga ga tau apa-apa, gue juga shockk kemaren pas tante resti umumin perjodohan itu" jawab sarah dengan nada yang sedikit tinggi. 

"yaa maaf sar, gue kan ga tauu" jawab iqbal merasa bersalah atas tuduhanya pada sarah. 

sarah hanya diam mendengar permintaan maaf iqbal.

" gue emang kenal erlangga gak selama lo sar, tapi gue udah cukup tau dia gimana" kata iqbal 

"dia punya banyak banget beban yang dikulnya sar, tapi ga pernah ngeluh. di umurnya yang 13 tahun dia harus menuhin tuntutan ayahnya buat selalu rangking di sekolah, dia harus jagain lo, nganter jemput lo, saat dia suka sama cewek lo selalu jadi halangan bagi dia, di saat dia capek, dia harus tetap anter jemput lo" kata iqbal membuat sarah terdiam

"lo bayangin deh gimana rasanya jadi erlangga" lanjut iqbal  

"alasan yang sama gue benci lo yang dulu juga itu sar, lo seakan selalu jadi bayang-bayang bagi erlangga, lo ngebuat hidup dia jadi ga bebas, lo menjadi pennghalang untuk dia ngelakuin hal yang dia pengen" lanjut iiqbal

"feli yang mendengar sarah disudutkan, meminta iqbal untuk berhenti

"udah bal, waktu yang udah berlalu ga bisa di ulang lagi, yang penting kan sarah sekarang udh berubah" kata feli. 

"kita juga ga bisa mencampuri urusan keluarga erlangga, gaada yang bisa kita lakuin sekarang selain menghibur elang dan selalu ada buat elang" lanjut feli, semua setuju dan terdiam mendengar kata-kata feli. 

.

.

.

 di rumah sarah terus memikirkan perkataan iqbal tadi siang, apakah dia se beban itu untuk erlanngga, apakah erlangga seterganggu itu dengan keberadaannya. renungan sarah tentang erlangga pacah karena mamanya yang mengajaka untuk makan malam. di meja makan pun sarah lebih banyak merenung. sinta ikut bingung melihat prilaku sarah

"kenapa sayang ga enak yaa?" tanya sinta

"enak kok mahh" jawab sarah seadanya

"terus kamu kenapa? adamalah?" tanya sinta lagi

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

from the day were metWhere stories live. Discover now