2017 | MALAM MINGGU DI CAFE

1 1 0
                                    

HALO! SELAMAT MEMBACA! ^^

*

Malam minggu, identik dengan jalan-jalan mencari kuliner bersama pasangan, teman, atau keluarga. Apakah kalian suka bermalam mingguan? Apa yang kalian lakukan ketika malam miggu tiba?

Apakah pergi keluar mencari makan, menonton film, atau sekedar mencari angin saja? Atau justru hanya berdiam diri di rumah, berkumpul bersama orang tersayang untuk saling bertukar cerita?

Sebagin orang memang ada yang menganggap malam minggu itu tidak istimewa. Sama saja seperti malam-malam hari lainnya. Diam di rumah, ditemani tugas atau kerjaan yang menunpuk. Menonton tv, atau makan cemilan sampai ketiduran.

Itu lah perspektif yang dipakai Shelina Ailin.

Ya. Baginya, malam minggu itu sangat membosankan. Ia hanya ingin tidur, tidur, dan tidur, melepaskan penat selama 5 hari penuh beraktivitas dalam menyambut akhir pekan. Orang rumah juga sepertinya sibuk masing-masing.

Setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Shelina turun ke bawah. Niatnya adalah untuk mengajak keluarganya makan malam bersama. Namun nihil. Baru teringat, hanya ada dirinya sendiri di rumah. Keluarganya sedang melakukan perjalanan ziarah.

Merasa bosan sendirian di rumah, Shelina bergegas mengganti pakaiannya. Tadinya, ia akan mengunjungi rumah saudara sepupunya saja, Jamal, untuk meminta makan dan menginap. Tapi tidak jadi, karena notif telepon yang masuk dari Yusha.

Yusha mengajaknya untuk makan malam bersama circle teman SMP nya di sebuah cafe yang untungnya tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Kebiasaan mager Shelina, kali ini berubah menjadi kata "otw". Hal itu, tentu saja mengejutkan Yusha, namun juga membuatnya excited karena akhirnya bisa kumpul-kumpul dengan lengkap.

Tapi masalah lainnya adalah, Shelina bingung. Bagaimana Ia menuju cafe tersebut? Sedangkan dia sendiri tidak bisa mengendarai kendaraan apapun. Kecuali sepeda. Kalaupun terpaksa mengayuh sepeda malam-malam, yang ada sampai tempat tujuan Shelina bercucuran keringat.

Ditengah kebingungan, sebuah siluet terlihat dari rumah sebelah Shelina. Menyapanya dalam kegelapan.

"Oi Shelina!"

"Astaga! Ngagetin tauuu." Keluh Shelina berjalan mendekati si empu.

"Hahaha, wajah kamu tadi kocak banget," lepas Juan, tetangga Shelina sekaligus teman mainnya sejak masih bayi.

"Ketawa aja ketawa."

"Hahaha! Mau kemana sih? Dah rapi aja nih."

"Mau ke cafe... eh, kamu lagi gabut gak? Anterin donggggg," pinta Shelina ketika mendapatkan ide untuk memanfaatkan tetangganya itu.

"Elah, kalau butuh aja baru-,"

"Baru apa?" sela Shelina langsung, membuat Juan hanya nyengir dan bergegas masuk ke parkiran rumahnya, untuk membawa motor. Untuk apa lagi? ya untuk menuruti permintaan tetangganya itu.

Perjalanan menuju cafe, tidak memakan banyak waktu. Seperti yang disinggung di atas, tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Shelina.

Sesampainya di area parkiran, Shelina langsung saja meninggalkan Juan untuk masuk ke dalam, karena teman-teman SMP nya sudah menunggu kehadirannya. Sedangkan Juan? Entah lah, mungkin Ia juga akan ikut masuk saja, namun tidak akan mengganggu waktu Shelina bersama teman-temannya. Selain tidak kenal. Malas juga sih dia.

"Dianterin itu cowok ya?" sergah Nisa tiba-tiba ketika Shelina baru saja duduk di kursi yang telah disiapkan.

"Siapa sih, tetangga kamu itu kan ya, yang temen masa kecil?" sambung Bila.

"Iya, udah lah biarin aja, mungkin dia juga mau ngopi. Kalian apa kabar?" ujar si gadis berkaca mata itu mengalihkan pembicaraan.

Dan begitulah seterusnya, mereka menghabiskan waktu untuk saling bertukar cerita, dan melepas rindu. Di sela-sela obrolan dan waktu makan, dari arah panggung, terlihat seorang pemuda yang memakai kemeja kotak flanel berdiri di tengah sambil membawa gitar kesayangannya. Sepertinya pemuda itu akan menampilkan sebuah lagu?

Dan benar saja. Lagu Cinta Sejati dari Ari Lasso terdengar mengalun indah keluar dari belah bibir pemuda tersebut, tentunya diiringi dengan petikan gitar yang menyapa sopan telinga.

Hal tersebut, membuat atensi Shelina dan teman-temannya teralihkan, untuk melihat dan menikmati penampilan pemuda tersebut. Diam-diam, Shelina kagum. Suaranya, sangat indah. Alunan musik yang dimainkan sangat baik. Pemuda itu, pemuda itu sangat tampan, pujinya.

"Lu kenapa, Shel? Nafas gak sih dia?" tanya Yusha brigidik melihat Shelina yang diam memandangi pemuda di atas panggung itu, matanya berbinar tertarik, bibirnya terus menyunggingkan senyum. Seperti baru saja menemukan harta karun yang telah dicari berabad-abad.

"Gak tau juga, colek coba." usul Bila.

"Itu, dia." Ujar Shelina, yang menimbulkan ekspresi tanya dari para temannya.

*

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA! ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG SHELINA (dan sang pujaan hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang