BAB 1

7 0 0
                                    

"kakimu lah Mel, gak sopan kali" ucapnya sembari menyingkirkan kakiku dari atas tubuhnya.

"Yaelah kena dikit ae bawel ya njir"

"Gak sopan babi, ngajak gelud bilang"

"Gabut gak sih Dil?"

"Fokus aja jaga turret tengah gausah bawel" ucapnya tanpa melihat kearah ku sedikitpun karena masih fokus bermain ML.

"Ini terakhir ya, aku dah gabut main ML terus tiap hari" ucapku dengan nada ngerengek.

"Najis anjing, gausah sok manja lah"

"Cih si babi, kasar kali sih tuh mulut"

"Khusus ke kau ngapain pula aku harus lembut" aku tidak meresponnya lagi karena sudah terlanjur kesal. "Bisa main gak sih" ucapnya kesel karena sedari tadi heroku mati terus.

"Makanya jangan kasar terus" rengekku lagi.

"Ihhhh merinding aku dengeri kau ngerengek"

"Dah lah emang gak ada harapan mau manja-manjaan ke kau" dia tertawa cukup keras mendengar ucapanku. "Gimana hubunganmu sama pacarmu?" tanyaku membuka topik pembicaraan baru karena suasana sudah mulai hening.

"Udah mulai membaik, kemaren dia udah minta maaf dan katanya bakalan belajar memahami sikap labilku"

"Padahal kau dua tahun di atasnya tapi bisa-bisanya dia jauh lebih dewasa dari pada kau"

"Semua wanita akan manja jika sudah menemukan orang yang tepat" idih najis banget sih sama jawabannya yang sok dewasa. "Kau sendiri gimana sama pacarmu?"

"Bagaimana ya mengatakannya" ucapku setelah mengganti posisiku menjadi duduk yang awalnya sedang rebahan di sebelahnya.

"Lagi ada masalah?"

"Aku cuma bingung" dia berhenti memainkan ponselnya dan mengubah posisinya menjadi meghadapku.

"Lagi ada masalah?" tanyanya lagi untuk yang kedua kalinya.

"Gak ada sih, tapi gimana ya Dil. Iya aku tau dia perawat dan sibuk banget tapi udah hampir sebulan ini dia gak ada waktu untukku. Setiap ku ajak jalan pasti alasannya capek pulang kerja"

"Kalau capek tinggal kau kerumahnya aja kan? Gak keluar juga gapapa kan?"

"Udah pernah kubilang ke dia tapi katanya gamau di ganggu dulu karna emang capek banget" dia tampak diam seperti orang yang tidak tahu harus memberikan respon apalagi. "Dah lah gausah di pikiri, aku aja gak dapat solusinya apalagi kau" ucapku untuk mengakhiri percakapan kami.

"Dia selingkuh kali ya" perkataan yang keluar dari mulutnya membuatku tak habis pikir. Bagaimana bisa dia mengucapkan itu dengan santai setelah keadaan sunyi yang hadir diantara kami berdua. "Kalau di ingat-ingat dia pernah selingkuh kan di delapan bulan hubungan kalian dengan alasan kau terlalu sibuk dengan kuliahmu dan dia merasa kesepian"

"Ntah lah" hanya itu respon yang bisa ku keluarkan atas perkataannya yang goblok itu. Memang kesel sih dengernya tapi disisi lain apa yang di katakannya benar adanya. 

"Bagaimana jika dia selingkuh lagi?"

"Apa perduliku? Aku saja sudah tidak suka lagi kepadanya, rasanya udah hambar, mau ngajak putus tapi aku gatau gimana caranya karna dia gak pernah mau di putusin"

"Yaelah, pacarmu ribet ya. Kalau dah gini ngapain di pertahanin dah"

"Dah lah gausah bawel"

"Hay gays" ucap Vini yang tiba-tiba saja masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Kalian bahas apaan kok keknya serius banget"

i lucky to have you (I Love You) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang