Hampa Rongga

6 0 0
                                    

Hampa rongga yang mereka nantikan, dan takutkan, begitu juga ratusan dan ribuan ketukan yang mengganggu gendang telinga setiap waktu, setiap nafas berhembus, semakin dunia ini terasa tidak terlalu penting. Semua ini bermula saat seorang wanita sedang sendirian, tapi tak hanya sendirian, tak ada orang, tak ada harapan, tak ada tujuan, tak ada alasan, tak ada apapun disini, cahaya, gelap, redup, hampa, dan rongga. Setiap kalimat dari motivator hanyalah sebuah kumpulan diksi-diksi yang indah untuk dibaca, tapi tidak ada makna dan pelajaran, sebuah solusi pasti untuk melawan masalah ini, melempar semuanya ke langit. Dan tidak lagi merasakan tidak nyaman sebuah masalah pelik yang seharusnya tidak terjadi. Bahkan sebelum semua itu merangkul wanita erat dan hangat, dari hangat menjadi panas, dari panas menjadi hangus, dari hangus menjadi abu, dari abu menjadi debu, dari debu menjadi partikel dan musnah selama-lamanya.

Saat fajar menyingsing, matahari say hello good morning sunshine, Audrey akhirnya bisa tidak sekedar memejamkan mata sepanjang malam dia hanya memejamkan mata tanpa bisa masuk lebih dalam ke alam mimpi, tapi tertahan dan stuck di dunia nyata yang benar-benar dia inginkan adalah sebuah mimpi buruk, tapi nyatanya mimpi indahnya adalah di mimpi, dan mimpi buruk nya berada di real life. Saat dia akhirnya bisa menyelami mimpi indahnya kembali sebuah kehidupan yang dia impikan selama ini. Melayang-melayang diudara, saat sunrise di sebuah gunung dengan ratusan hektar hijau tumbuhan dan embun yang menyelimuti setiap helai daun, bergelantungan, dan berhamburan.

Saat itu dia bertemu dirinya yang dulu, saat masih indah, saat masih asik, saat masih cantik, saat semuanya masih menyenangkan. Mengagumi dan seakan tidak percaya bahwa dirinya pernah sebahagia itu tapi sayang itu dulu. Sebenarnya sebelum Audrey mencoba dan memaksakan diri untuk tidur, di malam sebelumnya. Dia sudah siap untuk melawan hal yang paling ditakutkan seumur hidup, tapi ternyata sebuah jalan pintas yang tak pantas, curang, dan tidak terhormat. Untuk menang. Sebenarnya dia kalah, bahkan sebelum menantang hidup. Dia sudah kalah telak dan hina, sangat hina dan tanpa rembulan dan cinta.

Di malam dengan bulan terindah, bulat, besar, terang, kebiruan, menyinari bumi. Setiap cahaya yang memancar di wajahnya terlihat begitu terang dan indah, dia juga tak kalah dari bulan, pancaran wajahnya teduh tapi juga terlihat menyilaukan dan menyejukkan. Dia cantik malam itu dan sebelumnya juga, tapi malam itu berbeda, Aku sudah tidak bisa menahan diri untuk pura-pura tidak terlalu mencintainya. Duduk di ranting pohon besar, dengan rok putih tapi terlihat gelap pekat di visual karena siluet cahaya yang putih dan hitam kental sangat pekat. Dia melihat keatas tak bergeming sedikitpun, menatap bulan seakan melawan pancaran dengan pancaran. Saat itu Audrey sudah siap untuk berhenti dari semua ini, dari hidup, dari masalah, dari harapan, dari romansa, dari cinta. Lari dari semua ini selamanya, dan tak akan pernah kembali lagi. 

Sebuah tali tambang sudah di ikat di pohon besar, sebuah pelajaran pramuka dulu waktu kecil ternyata berguna untuk membuat lingkaran dan tali mati bergelantungan disini. Dulu dia pernah membuat ayunan semasa kecil, membuat sendiri dengan kreativitas dan cinta, untuk hadiah 5 tahun adik laki-lakinya yang sangat dia sayang. Dan mereka berdua main ayunan bersama 20 tahun lalu di malam yang hampir sama dengan malam itu terang bulan tapi dengan vibes 180 derajat dulu bahagia setengah mati sekarang benar-benar ingin mati.. Adiknya dulu menangis gembira melompat dan memeluk Audrey erat, setelah dibuka penutup mata dan melihat ayunan sederhana. Itu adalah momen terindah dan terbaik seumur hidup namun terjadi sudah puluhan tahun lalu, pun masih ada mungkin puluhan tahun lagi kedepan, tapi sayang nya tidak semakin bahagia tapi semakin mengenaskan dan menyedihkan.

Audrey menatap pekat mata adiknya yang bersinar terang, berkata I love you, tapi ini bukan cerita incest yang mungkin kalian inginkan, sebuah rasa tulus kepada adik laki-lakinya. Adiknya membalas juga jawaban itu dan merasa bangga dan bahagia dengan rasa sayang kakaknya, mereka berpelukan erat dibawah sinar rembulan. Sempat dalam sekejap Audrey berpikir seandainya bisa menghentikan waktu bahkan walau hanya 10detik untuk menikmati momen itu lebih lama lagi, walau tidak mungkin selamanya. Tapi doa itu mungkin belum bisa terkabul, atau mungkin tidak terkabul. Waktu tidak mungkin bisa berhenti, tapi kebahagiaan pasti akan berhenti untuk berputar dengan rasa kesedihan. Semua ini berputar cepat atau lambat tidak jarang kebahagiaan terasa cepat dan kesedihan terasa lama, that's how life it is, that's how human continue to live. 

Terdengar suara jangkrik dan kodok di tengah hutan menemani malam mereka, namun juga ada suara decitan yang kecil tapi tidak penting juga, yang penting kita bisa bahagia bersama, mari nikmati momen ini sampai akhir. Audrey bertanya, ayo pulang udah terlalu malam. Tapi adiknya tidak mau pulang dan bilang disini sampai pagi. Dia kembali membujuknya dengan sangat halus dan alasan bahwa ayah dan ibunya pasti khawatir dan mencari mereka. Iya kalau dirunut lagi mereka berdua sembunyi-sembunyi lari dari rumah untuk pergi ke hutan 5km dari rumah mereka, sebuah tempat bermain yang dijadikan basecamp, yang hanya diketahui mereka berbeda. Baiklah sebentar lagi ya, kita hitung bintang ini lalu kita pulang. Audrey berkata pelan. Adiknya mengangguk enggan, yaudah disini lebih lama lagi.

Tanpa mereka berdua sadari decitan itu semakin keras dan tidak jarang lagi. Audrey mulai memiliki firasat buruk tentang ini, dan berkata suara apa itu?. Jangan takut kak, aku ada disini bahkan apabila ada harimau, aku akan selalu menjaga kakak. Audrey terharu dan menenangkan dirinya. Tapi sebenarnya suara decitan itu bukanlah suara hewan buas, atau hantu, atau monster, semacamnya tidak sama sekali. Itu adalah suara decitan ayunan yang dibuat Audrey, karena baru saja dibuat beberapa jam dengan tergesa-gesa. Dan kalian juga harus maklum karya pertama biasanya bukan sebuah karya yang sempurna. Aku tidak sanggup menulis nya lebih dalam. sebentar. 

Decitan itu semakin keras, Audrey dan adiknya akhirnya sadar bahwa itu adalah suara tali ayunan, ya sebuah tali ayunan yang dibuat diatas pohon tertinggi di hutan, pohon itu berdiri 50 meter diatas tanah, berdiri di pucuk bukit dibawahnya jurang dan dataran rendah.... Audrey memang terbiasa dengan hal yang menantang dan menyenangkan, baginya. Tapi kali ini hanya menjadi menantang tidak lagi menyenangkan, semuanya akan berakhir. Malam ini akan berakhir, Tapi apakah pagi yang akan mereka temui, Pagi tak akan pernah menemui mereka lagi dan Matahari tidak berkata hello good morning sunshine, tapi Malaikat pencabut nyawa yang akan menyapa mereka welcome to my life, here we go again in after life. Senyuman paling tulus dan menyenangkan di malam itu berubah menjadi jeritan histeris yang tidak akan bisa dilupakan Audrey seumur hidupnya. Hanya saja malam itu selain pertama kali juga adalah terakhir kali mereka bermain ayunan bersama, adiknya meninggal malam itu juga, Saat Malam indah itu, karena ayunan itu putus, Mereka berdua jatuh berguling-guling ratusan kali ke jurang.

Hampa RonggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang