3

3.6K 353 45
                                    

"Ow, fuck! Aaahh ... aahh ..."

Plak!

"Agh!"

Inuzuka Kiba merintih pelan. Ponsel pintar yang sedang menayangkan adegan percintaan ranjang -- hampir saja terlempar ke lantai, ketika tanpa perasaan, Nara Shikamaru memberi satu tamparan cukup keras di bagian kepala kanannya untuk menarik perhatian.

Bersama kesal, si pemuda penyuka anjing mendelik dan meminta penjelasan atas perbuatan yang baru saja dilakukan.

"Apa yang kau lakukan?!"

Shikamaru mengedik alis, memberi isyarat untuk menyatakan kehadiran seseorang di balik pintu depan. Bunyi bel sampai tak disadari sama sekali karena Kiba begitu fokus menyaksikan adegan menarik di layar ponselnya.

Dengan sedikit malas dan berat hati, ia bangkit. Pintu terbuka dan memperlihatkan wajah seseorang yang begitu dikenali, sedang berdiri diam di sana.

"Oh, Naruto?"

.

.

.

Gedung apartemen sederhana adalah hal pertama yang ditemui ketika dirinya baru saja turun dari kendaraan bermotor. Kali ini, Naruto telah menargetkan satu pintu pada lantai empat di ujung kiri dari tiap flat berjejer.

Bel pada sisi pintu ditekan dua kali dan ia menunggu sebuah tanggapan.

Ketika pintu di hadapannya terbuka, yang menyambut adalah wajah seseorang yang sangat dikenali; Inuzuka Kiba. Begitu ia menghafal nama sang pemilik tempat, sekaligus seseorang yang menghubungi beberapa saat lalu untuk memintanya datang.

Kiba merupakan sahabat dari sekolah lama Naruto. Tidak heran bila tak ada canggung yang dirasakan ketika ia dipersilahkan masuk.

Ada beberapa kenalan lain di dalam sana; Shimura Sai yang terlihat santai bergelut dengan lembaran komik, Omoi yang tampaknya telah tertidur pulas di ujung sofa, Shikamaru yang merokok santai, dan ... sejenak, langkah Naruto terhenti ketika pandangan matanya bersetubruk bersama sosok lain di sebelah Shikamaru.

Uchiha Sasuke. Sudah cukup lama mereka tak saling bertemu semenjak kepindahannya ke luar kota.

Dengan tubuh yang dihempaskan secara ringan pada dudukan yang tersedia, Naruto membalas tatapan Sai ketika pemuda tersebut memberi sapaan.

"Yo, Naruto. Sejak kapan matamu rusak?"

"Kau terlihat seperti si ketua kelas -- Aburame Shino yang menyebalkan itu ketika memakai kacamata," Kiba menyambung sembari mengambil tempat di posisi semula, dan memulai tontonan yang sempat terjeda. Tingginya volume speaker ponsel yang mendadak dinyalakan, membuat semua pasang mata seketika tertuju padanya.

"Ahh ... sial," bibirnya mendesis pelan dan meraih earphone agar tak terganggu.

"Kenapa kalian semua berkumpul di sini?" Naruto mengalihkan.

"Tidak ada. Hanya sekadar ingin berkumpul, dan Kiba memaksa untuk menghubungimu juga," tetap fokus pada bacaan di tangan, Sai memberi penjelasan.

"Kudengar, kau pindah sekolah." Sasuke yang sejak tadi hanya diam sembari menyesap bir dengan ketenangan, ikut menyambung.

Tatapan mereka bertemu, dan Naruto menghela napas pelan. Ia ambil sebungkus rokok yang dibawa dari apartemen, lalu mengeluarkan sebatang untuk ditempelkan pada bibir. Mematiknya dengan api, lalu mengisap nikmat.

"Hm," Ia bergumam seadanya. Hembusan singkat membuat asap berterbangan di udara.

"Kenapa?"

"Kau tidak sadar? Naruto ingin menjadi orang baik-baik sekarang. Kau belum pernah melihat bagaimana penampilannya? Dia seperti seorang kutu buku saat berangkat ke sekolah." Kiba tertawa.

Love With Sting [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang