Nojiko benar-benar menanggapi Gen dengan serius, Ruth diberikan piring besar yang berisi setumpuk makanan.
"Makan yang lahap! Makanannya masih ada banyak, jangan ragu untuk menambah!"
Tidak, yang ada Ruth bisa mati kekenyangan kalau begitu…!
Ruth menerima piring penuh berisikan makanan dari Nojiko, ia tertawa gugup sebagai balasan. Alih-alih menambah porsi, dalam hati Ruth merasa tidak yakin bagaimana ia akan menghabiskan makanan di piringnya.
"Terima kasih banyak, Nojiko-san."
Tepukan pelan di kepala diterima Ruth sebagai balasan.
Pipi pucat gadis itu merona.
Ruth senang jika kepalanya dibeginikan. Ayah tidak pernah melakukannya, hanya Bibi yang pernah sekali menepuk kepalanya saat Ruth belajar memasak bersamanya.
Sepeninggal Nojiko yang masih memiliki urusan, Ruth memakan makanannya dengan lahap.
Selagi mengunyah, Ruth jadi kepikiran. 100% ia yakin, dunia yang dipijakinya tidak lagi sama. Bagaimana ia bisa berada disini saja Ruth tidak tahu, apalagi bagaimana cara ia kembali?
Ruth harus menerimanya. Harus diterima. Menerima dan pasrah itu dua hal yang berbeda.
Mau tidak mau Ruth harus menerima kenyataan. Berusaha untuk tidak mempercayai kenyataan hanya akan lebih menyakiti dirinya.
Tapi sekarang apa yang harus Ruth lakukan?
Saat Nojiko menanyakan asalnya, Ruth berbohong, ia berkata bahwa ia tidak mengingat dimana kampung halamannya. Karena kampung halaman Ruth tidak ada di dunia ini.
"NAMU HAM MELON!! DIMANA?!?"
Jantung Ruth serasa melambung bebas.
"H-HUH??" Mata gadis itu bergetar sana-sini, mencari sumber keterkejutannya.
Kemudian yang didapatkannya berwujud seorang pemuda bertopi jerami dengan daging di kedua tangannya, yang tengah menoleh kesana-kemari, seperti tengah mencari sesuatu.
Ruth hanya bisa terdiam melongo melihat pemuda itu.
Apa, apa-apaan dengan keabsurdan ini?
"E'?" Pemuda topi jerami itu turut melabuhkan pandangannya pada Ruth. Ia memiringkan kepalanya, kebingungan.
Pemuda itu tersenyum lebar, "Ah, apa aku mengejutkanmu? Maaf! Shishishi…"
"Tapi aku mau tanya, apa kau tahu dimana namu ham melon?"
Namu ham melon? "…"
Tidak mendapatkan jawaban membuat pemuda itu cemberut, matanya turun menuju piring Ruth. Ia tersenyum sumringah,
"Oe, kau tidak menghabiskannya? Kalau begitu buatku saja!"
Tangan pemuda itu memanjang.
Memanjang…?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐈𝐒𝐊𝐀𝐋𝐀─ 𝐨𝐧𝐞 𝐩𝐢𝐞𝐜𝐞
Fanfictionx OC. Niskala (n.) abstrak. Ruth, gadis dengan kepribadian yang biasa-biasa saja dengan kehidupan yang juga biasa saja. Jika ditanya bagaimana dengan kehidupannya yang sedang berjalan, maka ia akan menjawab bahwa ia menjalaninya dengan nyaman. Namun...