Chapter 1

361K 9.1K 428
                                    

Warning: Typo(s) bertebaran!

Seorang gadis ralat wanita sedang menapakkan kakinya menuju seafood pedagang kaki lima. Entah kenapa malam-malam maksudnya tengah malam begini ia menginginkan nasi goreng seafood yang letaknya tepat di depan komplek rumahnya.

Langkah demi langkah wanita itu berjalan entah mengapa ia merasa ada seseorang mengikutinya. Tiba-tiba bulu kuduknya meremang, jantungnya pun berdegup dengan kencang tatkala langkah seseorang itu semakin dekat.

Queensha mempercepat langkahnya agar ia cepat sampai tiba di warung kaki lima tempat tujuannya.

Beruntungnya ia selamat sampai di warung kaki lima. Wanita itu menetralkan jantungnya serta nafasnya yang ngos-ngosan membuat semua pengunjung warung menatapnya dengan raut aneh. Namun gadis itu tidak memperdulikannya.

"Mas pesan nasi goreng seafoodnya satu ya." Kata Queen sembari menatap buku menu.

Mungkin ditambah pecel lele makin enak. Batinnya.

"Tambah pecel lele sama es jeruknya satu ya."

Setelah masnya pergi, pikiran Queen menerawang satu bulan yang lalu. Pria itu... pria tampan berperawakan tinggi, rahang yang tegas, matanya berwarna coklat, hidung yang mancung serta alis yang tebal milik pria itu selalu ia ingat didalam pikirannya.

Sosok pria itu terus menghantuinya. Namun, pria itulah yang membuat dirinya merasa kotor dan hina. Pria itu juga yang menodainya, menghilangkan mahkotanya yang satu-satunya ia miliki. Harta berharganya selain uang.

Padahal Queensha sudah bertekad untuk memberikan mahkotanya kepada suaminya nanti di saat ia telah menikah bukan memberikannya ke sembarang pria.

Namun, harapan tinggalah harapan. Pria itu yang merenggutnya tanpa ikatan apapun. Queensha pun tidak mengenal siapa pria yang merenggut keperawanannya sekaligus merusak impiannya itu.

Matanya berkaca-kaca, dosa apa yang telah ia perbuat sampai Tuhan memberikan cobaan yang seperti ini? Tuhan telah merenggut orang tuanya dan kini, Tuhan memberikan cobaan yang membuatnya frustasi.

Perut Queen terasa mual, rasa mual itu semakin kentara. Lantas ia beranjak dari kursi lalu mencari tempat yang dapat membuang isi muntahannya.

Hoeekk...

Hoeekk...

Seluruh tubuh Queen melemas seketika setelah membuang seluruh isi perutnya. Namun yang keluar hanya cairan.

Jantung Queen berdegup kencang, matanya melebar dan dalam hatinya menggumam jangan ya Tuhan jangan sekarang.

Ia kembali mengingat kapan terakhir jadwal ia menstruasi. Tapi, ia telat dua minggu!

Nafas Queen tersengal, jantungnya semakin berdegup kencang. Matanya mengeluarkan air mata.

Ini semua karena pria itu! Pria brengsek sialan! Rutuknya dalam hati.

Dengan lunglai, gadis itu kembali ke tempat duduknya.

"Mba, mba gak apa? Atau mba lagi sakit?"

Queen menggeleng lemah, ia menatap pesanannya telah datang. Namun ia tidak selera memakan semua makanan yang ia pesan karena melihatnya saja rasa mual itu semakin terasa.

"Mas, ini semua berapa?" Tanya Queen sambil membuka isi dompetnya.

Masnya itu hanya mengernyit, tetap saja ia menyebut semua total harga pesanan Queen. Setelah membayar pesanannya, gadis itu kembali kerumah dengan perasaan yang tidak enak.

Sudahlah perutnya terasa mual, ditambah seseorang sedang mengikutinya (lagi). Jantung Queen berdegup kencang. Ia takut kalau di culik, apalagi suasana sangat sepi dan gelap. Rasa takut itu semakin menyergapnya membuat ia mempercepat langkahnya agar sampai di depan rumahnya.

Because the BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang