"Maaf, saya sudah tunangan"
Ucapan itu masih terngiang, apalagi saat wanita pujaan hatinya itu mengangkat tangan dan memperlihatkan cincin di jari manisnya. Sakit banget, rasanya sakit ini kembali terasa tak asing. Seperti saat dia mencintai seseorang, tapi keadaan memaksakan Heeseung untuk mengubur dalam dalam cinta yang baru tumbuh itu.
"Hahh...." Menatap lurus ke langit yang masih kencing itu. "Sunoo—" Heeseung mulai sadar sesuatu. "Kenapa lupa mulu bangsat!" Dengan cepat memutar laju sepeda nya kembali ke sekolah.
Gerbang sekolah sudah tertutup, tampaknya pun semua guru sudah pulang. Heeseung memelankan laju sepeda nya sembari mendial nomor gadis itu, telponnya tak diangkat. Apa Sunoo sudah sampai di rumah(?) .
Sampai dirumah, Heeseung langsung bertemu Jisoo yang tampaknya akan pergi. "Lah ini juga pulang basah kuyup gini"
"Tante, Sunoo udah pulang?"
"Udah, tu anaknya lagi baringan. Tante minta tolong kamu jagain Sunoo ya, anaknya lagi demam. Tante mau beli obat dulu"
Heeseung mengangguk, segera masuk dan menemukan Sunoo yang sudah terbaring di ruang TV. Tidur dengan kasur tipis yang dihampar, serta selimut yang membungkus gadis itu.
Heeseung melangkah pelan tak mau membangunkan gadis itu, mengganti bajunya dengan baju yang ada di rumah itu. Kembali pada Sunoo, mendengus saat merasakan panas di dahi gadis itu.
"Dasar, kenapa ga nungguin gue di sekolah aja si. Malah pulang hujan hujanan"
What?!! Nunggu— nungguin lo. Mikir!.
Side eyes. "Bisa diem ga?"
-_-
Gadis itu tampak nyenyak tidur, bahkan tak terganggu saat Heeseung mulai memainkan pipinya. Jadi Sunoo beneran sakit, pucuk hidung kecil yang memerah itu. Heeseung gemas, pingin gigit hidung Sunoo. Berakhir merebahkan dirinya di samping Sunoo, dia juga kayaknya mau sakit. Udah ada rasa rasa mau pilek.
"Gapapa deh sakitnya barengan, gue juga males masuk" Ini perihal Bu Yuju, Heeseung sedikit galau sekarang. Tapi kini ada Sunoo di sampingnya, galaunya sedikit teralihkan.
Dengan pelan membawa kepala gadis itu untuk berbantalkan lengannya, sedangkan bantal itu kini jadi miliknya. Ish licik!.
Memandangi wajah tenang itu, bulu mata itu melengkung indah meski maniknya tertutup kelopak yang sangat putih hingga memperlihatkan beberapa garis merah. Beralih lagi pada pipi Sunoo, gadis ini seputih porselen. Heeseung kerap mendapatkan garis merah di beberapa sisi wajah Sunoo.
Dan bibir itu, ah jantung nya. Heeseung terganggu tiap kali melihat bibir ranum itu, seakan dia melupakan kepedihan hatinya, dalam hal apapun itu. Keluarganya, kisah cintanya yang malang, Sunoo ada di sisi nya. Jadi apa yang perlu di pusingkan, Heeseung kembali bertanya pada hatinya. Apa dia masih mencintai Sunoo, setelah apa yang keluarganya alami.
Bukan, dia ga salahin Sunoo. Hanya takdir mereka yang kurang bagus, Heeseung dapat jawabannya ketika gadis itu terusik tidurnya. Mencari posisi nyaman untuk kembali lelap, memeluk Heeseung dan menghadap langsung wajah pria itu.
Jaraknya terkikis banyak, hembusan napas panas menerpa wajah Heeseung. Entah kenapa, aroma tubuh Sunoo selalu memabukkannya. Heeseung memberanikan diri, menempelkan bibirnya dengan bibir Sunoo. Memejamkan matanya merasakan sensasi yang bergejolak dalam hatinya, separuh hati patah itu mendapatkan dejavu.
Sebelumnya begitu baik hingga kesalahpahaman ini merusak hingga ke akarnya.
.
.
.
.
"Kamu sih, kenapa malah tidur bareng Sunoo. Kan jadi ketularan sakitnya" Jisoo sibuk beli obat, eh yang dirumah sibuk ciuman.
![](https://img.wattpad.com/cover/337386389-288-k210208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love Me (?) - Heesun (HIATUS)
RomanceHIATUS 𝐇𝐨𝐧𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬 𝐚𝐧𝐝 𝐛𝐚𝐝 𝐭𝐢𝐦𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐤𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐦𝐨𝐬𝐭 𝐩𝐚𝐢𝐧𝐟𝐮𝐥 𝐜𝐨𝐦𝐛𝐢𝐧𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧. Kesalahpahaman keduanya semakin menjadi, Sunoo pikir ibunya merebutkan hal yang Sunoo benci dari ibu Heeseung. Lalu Hees...