Idol (1)

907 20 7
                                    

Seorang pemuda sedang tidur dengan khidmat tanpa tahu kalau hari sudah pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang pemuda sedang tidur dengan khidmat tanpa tahu kalau hari sudah pagi. Ia meringkuk di dalam selimutnya, mencari kenyamanan dalam tidurnya.

"Naru..."

Suara merdu nan lembut memasuki gendang telinga sang pemuda yang memanggil namanya. Ia sedikit membuka matanya, di sana ada seorang gadis cantik bersurai hitam keunguan panjang sepunggung dengan pupil unik berbentuk bintang dan warna iris mata yang senada dengan rambutnya.

Setelah tahu siapa yang membangunkannya, pemuda itu malah berbalik badan untuk menghindari gadis tersebut yang melongo karena di abaikan.

"Ih Naru! Ayo bangun! Nanti kita terlambat ke sekolah."

"Malas."

Gadis itu mengembungan pipinya kesal. Ia membuka paksa selimut yang menutupi temannya ini, dan langsung memegang kerah kaos sang pemuda yang terkejut.

"A-ai! Lepaskan!"

"Tidak! Naru pasti akan tidur lagi."

Ai langsung menyeret Naruto menuju ke kamar mandi tanpa memperdulikan keluhan dari pemuda itu.

.

.

.

Setelah melewati kejadian yang menyebalkan menurutnya, Naruto saat ini sedang duduk di kursi makan dengan seragam sekolah yang terpakai di tubuhnya. Ia memandang datar Ai, gadis kamar sebelah yang saat ini sedang memasak untuk sarapan mereka berdua di dapur miliknya.

Gadis itu juga memakai seragam sekolah yang sama dengannya. Ngomong-ngomong ia dan Ai juga teman sekelas.

Naruto sebenarnya sedikit kesal terhadap Ai. Mentang-mentang punya kunci duplikatnya, seenaknya masuk ke kamar miliknya.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya. Seringai tercipta di wajah Naruto, untuk membalas perbuatan Ai sebelumnya.

.

Sementara itu, Ai sedang asik bersenandung. Ia sangat bersemangat memasukkan bumbu-bumbu ke dalam masakannya, tanpa menyadari kalau di belakangnya sudah ada Naruto.

Sret

"E-eh?"

Ai terkejut ketika sepasang tangan memegang bagian bawah tubuhnya. Ia menengok kebelakang dimana Naruto sudah melucuti roknya. Ia melebarkan matanya ketika Naruto mengeluarkan penisnya dari resleting celana sembari melepas celana dalam milliknya.

Jangan bilang...

"Na-Naru... Tu-tung-"

"Ini balasan yang tadi, Ai!"

"Ja-jangaaahnn."

Menghiraukan protes Ai, Naruto memasukkan penisnya ke dalam vagina Ai dalam satu kali dorongan. Naruto melenguh begitu penisnya di pijat-pijat oleh dinding vagina gadis tersebut. Tak sabar, Naruto mengerakkan pinggulnya pelan membuat Ai mulai mendesah.

"Ahn... Ahh..."

Ai merasakan kedua bokongnya di pegang sesaat sebelum merambat ke bagian atas tubuhnya. Kedua Oppai nya yang terbungkus seragam di remas-remas oleh Naruto membuat Ai semakin nikmat.

"Ai... Menghadap ke sini."

"Ahhh... Ah-hmpphh."

Begitu Ai menengok ke belakang, Naruto langsung menyambar bibir mungil gadis itu. Lidah Naruto merangsek masuk ke dalam mulut Ai untuk mencari lidah lawan jenisnya dan beradu silat lidah. Tak ayal air liur menetes dari sela-sela lumatan mereka.

Dapur yang digunakan untuk memasak, malah menjadi tempat bercinta dua sejoli ini. Dan nampaknya mereka melupakan soal Ai lagi memasak.

"Ahhh... Ahhh.. Naru..."

Naruto terus menambah kecepatan gerakan pinggulnya, penisnya keluar masuk di dalam vagina Ai.

"Ai... Aku..."

"Keluarrhhhkan bersamaahh.."

Tubuh Ai melengkung ke atas, tanda bahwa dia akan klimaks sebentar lagi. Naruto pun semakin mempercepat gerakan pinggulnya, dia menancapkan penisnya dalam-dalam, dan mengeluarkan spermanya yang sangat banyak.

Crot

Crot

Keduanya mendesah bersamaan saat klimaks. Ai menggigit bibir bawahnya begitu merasakan sperma Naruto yang hangat memasuki rahimnya.

Beberapa detik kemudian, Naruto menarik penisnya yang sudah mulai lemas, dia melihat bahwa spermanya meluber keluar dari vagina Ai.

Keduanya terengah-engah setelah melakukan seks.

Bonk!

"Adaw... Kenapa aku di pukul?"

Ai menatap tajam Naruto yang mengeluh kesakitan di kepalanya karena di pukul dengan spatula olehnya.

"Karena kamu mesum, Naru no Baka!"

Naruto hanya cengengesan saja mendengar cercaan dari Ai. Bagaimana lagi, Ai terlihat sangat imut di matanya, apalagi saat ini dengan wajah meronanya membuat ia selalu ingin melihat ekspresi tersebut.

Keduanya tetap seperti itu, sampai mereka mencium sesuatu yang aneh di dapur.

"Ne... Ai. Apa kau melupakan sesuatu?"

"Eh?"

Mereka menengok bersamaan dan melihat masakan yang di buat Ai tadi sudah mengeluarkan asap hitam, yang artinya sudah... gosong.

"KYYYAAAA! MAKANANNYA!"

"Ups."

DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang