I

249 234 22
                                    

Hanya short story ya Mujiniah, ini hanya story yang author buat karena pengen aja.
Ada 5000 kata, panjang ya? Iya dong 🥰harusnya bisa beberapa chapter tapi author maunya cerita langsung end aja.
Maafkan jika ada typo atau ada yang kurang detil dalam cerita, lama hiatus author jadi lupa caranya menulis yang bagus 😭 Mohon dimaklumi dan semoga sedikit menghibur. Author juga ngebut nulisnya hanya 2 hari 😖
Pokoknya maafkan jika banyak kekurangannya 🥹🥹
Pelan-pelan bacanya dan Terima kasih yang mau baca dan vote 😍😘 Bubye 🤩👋🏻







Jiwoo tersenyum sakit menatap foto yang sudah sangat lama ia simpan, membayangkan dua tahun ini ia mengalami apa yang namanya patah hati. Foto tujuh tahun silam, Jiwoo yang memegang buket bunga besar tersenyum lebar terlihat ia sangat bahagia bersama pria tinggi nan tampan yang tersenyum lebar sambil merangkulnya pinggangnya dengan sangat mesra bak pasangan kekasih.

Pria bernama Choi Mujin yang menjadi cinta pertama Jiwoo saat ia magang di Hotel, hingga keduanya perlahan menjadi dekat dan memutuskan untuk berteman layaknya sahabat yang sudah berpuluh tahun, walau terpaut usia yang cukup jauh tidak membuat keduanya merasa canggung, terkadang Jiwoo memanggil Mujin dengan sebutan "Oppa" tapi Mujin ingin memanggil namanya saja agar terlihat lebih akrab.

Awalnya Jiwoo sangat senang bisa dekat dengan bos nya, ia menyimpan rapat-rapat perasaan dan cintanya, ia lebih memilih memendamnya karena tidak ingin merusak pertemanannya walaupun beberapa kali Jiwoo hampir reflek menunjukkan rasa sukanya pada Choi Mujin. Bahkan kedua teman Jiwoo yang sekarang sudah menjadi pasangan suami istri selalu membujuk Jiwoo untuk menyatakan perasaannya, tetapi Jiwoo takut.. sangat takut jika akan membuat Mujin tidak nyaman.

Jiwoo memejamkan matanya mengingat kembali memori lama yang begitu menyakitkan. Saat ia mencoba mempertahakan Mujin untuk tetap berada disisinya. Tapi pria itu malah mengatakan akan selalu ada untuk Jiwoo jika ia membutuhkannya, nyatanya itu hanyalah omong kosong.

Flashback lima tahun yang lalu..

"Jiwoo-ya.. sepertinya aku jatuh cinta.." ucap Mujin dengan tersenyum sumringah.

"Benarkah? Wah.. aku ikut senang, siapa dia?" Jiwoo mencoba terlihat biasa saja walau ia terkejut dengan pernyataan Mujin yang menusuk jantungnya.

"Dia adalah temanku dulu, saat dia lulus kuliah dia pindah ke New York kami lost contact selama tiga tahun dan beberapa hari yang lalu secara tidak sengaja aku bertemu dengannya dan kami kembali dekat"

Mujin mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pada Jiwoo foto ia dan wanita itu yang sangat mesra, wanita tersebut juga terlihat sangat bahagia.

"Kalian terlihat cocok.." ucap Jiwoo tersenyum dan mengembalikan ponsel Mujin.

"Benarkah? Aku juga merasa aku masih menyukainya.." Mujin tersenyum.

Jiwoo ikut tersenyum namun hatinya sangat sakit bagai tersayat, memendam cinta tidaklah mudah apalagi saat orang yang kau sukai menyukai orang lain dan kita harus ikut berpura-pura bahahagia.

"Baiklah aku kembali bekerja, aku harus mempersiapkan meetingmu setelah ini" Jiwoo sebenarnya hanya ingin menghindari Mujin.

Bekerja sebagai sekretaris Mujin dan berteman dengan Mujin tentu saja membuat Jiwoo dengan mudah mendapatkan pekerjaan di Hotel ternama milik Mujin.

Jiwoo menghela nafas saat duduk di kursi empuknya. Jiwoo menepuk dadanya untuk menenangkan dirinya dari rasa sakit, Jiwoo sangat mengerti Mujin. Pria itu tidak mudah jatuh cinta tapi jika dia mengatakan seperti tadi bisa jadi memanglah Mujin benar-benar menyukai wanita itu. Jiwoo menggelengkan kepalanya mengusir pikirannya yang aneh-aneh lalu kembali fokus pada pekerjaanya.

Regret Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang