MK. 55

6.3K 243 22
                                    

* you love me?

Di markas besar Lapendos Color.

Seorang pemimpin geng besar itu tengah mengadakan rapat besar besaran yang di hadiri seluruh anggota besar LC. Rapat ini sangat penting, bagi Mahen LC perlu menuntaskan misi besarnya ini.

Rapatnya berjam jam, membuat Mahen sedikit memijat pangkal kepalanya karena pusing. Dirinya pusing memikirkan gengnya dan nasibnya.

Sebenarnya rapat ini akan di pimpin oleh Gilang, namun Mahen menolak. Alasan Gilang ingin memimpin rapat ini karena ia tau, Mahen baru kembali ke Indonesia dan ingin menghabiskan waktunya bersama Keisha. Tapi saat Mahen menolak, Gilang pun hanya bisa menuruti kemauan temannya itu.

Berbagai cara sudah di susun oleh LC. Rencana cadangab juga sudah mereka siapkan. Mereka berharap di misi kali ini, mereka berhasil dan selamat semua.

Merasa cukup, Mahen bersuara lantang dan mengakhiri rapat LC kali ini. Anggota nya ada yang tinggal di markas, dan ada yang pergi mengurusi kepentingan masing masing. Mahen kembali memejamkan kepalanya dan memijak pangkal kepalanya karena merasa pusing dan pegal.

Melihat itu temannya bertanya, mereka sedikit khawatir dengan kondisi kesehatan Mahen.

"Lo oke hen? Kalo capek istirahat di kamar." ujar Izzy membuat Mahen membuka matanya dan mengangguk.

"Udahin mikir yang nggak nggak, sana tidur. Kita tau lo capek." sahut Gilang.

"Kalo kalian laper ambil kartu gue di meja kamar. Gue istirahat dulu, titip ni markas sama mereka." ujar Mahen sembari pergi membawa tas selempang dan ponselnya.

Mereka mengangguk mendengar ucapan Mahen. Temannya ini sangatlah peduli dengan mereka, itulah yang membuat mereka dan anggota LC lainnya bangga mempunyai pemimpin seperti Mahen.

Mahen memasuki kamar yang ada di markasnya, menaruh tas dan ponselnya di meja kemudian merebahkan badannya di kasur empuk miliknya itu. Memang markas ini di rancang ada kamar dan ruangan lainnya untuk anggota dan ketua. Tentu saja markas LC sangat besar dan luas.

Perlahan mata Mahen terpejam. Rasanya sangat nyaman saat ia tidur di kasur dan menyalurkan rasa penatnya. Dirinya mulai masuk ke alam mimpi tanpa mempedulikan apa yang terjadi di luar sana.

Di luar kamar, teman Mahen sedang berbincang tak lupa sambil memakan cemilan yang tersedia si markas LC. Kebiasaan mereka menyediakan cemilan di markas sudah di lakukan sejak dulu. Tentu saja karena mereka suka ngemil jika sedang berkumpul. Itu akan lebih mudah jika harus pergi ke supermarket dahulu untuk membelinya.

"Ancrit rasanya gue exited sama misi kita kali ini. Kek omg wauu.." ujar Rando tak lupa memakan cemilan yang ada di pangkuannya itu.

"Halah, lo beban doang gausah gaya." sahut Izzy membuat Rando ingin memukulnya.

"Lama juga kita ga silaturahmi sama MD." gumam Gilang.

"Kok lo ngomongnya serem gitu, lebih serem dari Mahen." tanya Ciko yang baru kembali dari dapur tentu saja untuk mengambil cemilan lagi sebanyak banyaknya karena ia tau temannya ini suka ngemil.

"Itung bro, berapa lama kita ga ketemu mereka."

"Serem ah, males. Mending kita ngomongin hubungan Mahen." ajak Rando yang mulai kumat mengurusi masalah orang.

"Lebih serem lagi kalo lo ngajak kita gibahin orang, apalagi orang ini tu Mahen. Otak pikir!" sahut Izzy.

"Kira kira kita kapan di kasih keponakan ma mereka ya? Gue pengen anjir ntar kalo main ke apart Mahen ada yang manggil om. Terus terus kalo di markas gini ada yang ngeramein. Suara bocil menggema di markas LC, hahahaha.." ujar Rando tertawa.

MAHENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang